Sumber: Unsplash.com / Firmbee.com
Aduh, ternyata repot banget ya, kalau mau bangun bisnis fashion itu harus pakai business plan! Memangnya harus pakai ya, kalau tidak pakai jadinya bagaimana? Sebelum mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut beserta cara membuat business plan ini, alangkah baiknya apabila konsep dasar dari rencana bisnis ini bisa dipahami terlebih dahulu. Dengan begitu, nantinya Liners bisa melihat dan memutuskan seberapa pentingnya business plan dalam usaha yang akan dibuat.
Business plan itu sebenarnya apa sih?
Sumber: Unsplash.com / Jason Goodman
Faktanya ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum Liners membangun bisnis dalam bidang fashion. Salah satunya merupakan business plan. Secara garis besar, rencana bisnis atau business plan adalah dokumen perencanaan yang biasanya berisi gambaran tentang aspek internal maupun eksternal dari bisnis yang akan dirintis oleh para pengusaha. Dimulai dari tujuan yang ingin dicapai, bentuk layanan atau produk yang disediakan, hingga strategi bisnis akan diterapkan nantinya.
Perlu diingat bahwa suatu usaha tidak akan bisa bertahan lama menghadapi persaingan yang ketat apabila tidak memiliki perencanaan yang matang. Selayaknya pepatah yang menuliskan bahwa ‘suatu tujuan tanpa perencanaan hanya akan menjadi harapan semata’. Maka dari itu, disarankan agar pebisnis tetap meluangkan waktunya untuk membuat rencana bisnis walaupun sederhana. Business plan tersebut juga bisa dilihat seberapa besar tingkat keseriusan Liners dalam membangun bisnis.
Walau cukup ribet, justru ternyata menyusun business plan dari awal bisa memberikan manfaat yang berkepanjangan loh. Contohnya, bisa membantu untuk tetap kreatif dan fokus mencapai tujuan yang ditetapkan, bisa sebagai bahan penyusunan strategi dan evaluasi bisnis, mempermudah pengawasan operasional usaha, dan masih banyak manfaat lainnya.
Wah, Bagaimana Cara Membuat Business Plan Itu?
Adapun empat cara sederhana yang bisa Liners gunakan untuk menyusun business plan dalam bidang fashion, di antaranya:
1. Coba deh kenali calon pelanggan yang menjadi target pasar terlebih dahulu.
Sumber: Unsplash.com / LinkedIn Sales Solutions
Seperti pepatah yang mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang’, para pengusaha harus mengenali karakteristik dan masalah yang dialami oleh target pasar terlebih dahulu agar bisa membangun konsep bisnis yang tepat. Mengingat tujuan suatu usaha dibuat adalah untuk menyediakan solusi yang ada bagi masyarakat. Dari target pasar tersebut, Liners pun bisa memuat konten business plan yang lebih sesuai dan memacu pebisnis untuk mengembangkan usahanya.
Baca juga: Ini Nih, 6 Cara Efektif Menentukan Target Pasar Bisnis Fashion
2. Setelah itu, kenali dahulu seluk beluk bisnis tersebut
Sumber: Unsplash.com / Annie Spratt
Mengenali yang dimaksud di sini adalah, pebisnis harus mengetahui bagaimana bentuk bisnis yang tepat untuk menjawab permasalahan tersebut. Dimulai dari potensi yang dimiliki, tantangan yang kemungkinan dihadapi, dan masih banyak lagi. Satu metode yang bisa dipakai yaitu analisis SWOT.
Umumnya, analisis SWOT merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman) dari suatu usaha. Di mana strengths serta weaknesses berasal dari internal perusahaan, seperti sumber daya manusia yang dimiliki, aset dan sebagainya. Sedangkan opportunities dan threats datang dari hal eksternal perusahaan seperti harga pokok, tren pasar, pesaing, dan lain-lain.
3. Dari situ, tentukan pandangan terarah untuk menjawab masalah tersebut secara inovatif.
Unsplash.com / Med Badr Chemmaoui
Sudah menjadi pengetahuan umum kalau para pebisnis harus mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas dalam membangun bisnis. Sebab seperti yang sudah disebutkan di atas, tujuan itu bisa membantu pengusaha untuk merancang alur yang tepat dari bisnis tersebut.
Dalam konteks bidang fashion, produk atau layanan seperti apa yang menjadi kebutuhan dari masyarakat saat ini. Misalnya, masyarakat membutuhkan berbagai pakaian formal untuk dipakai bekerja. Namun warna-warna yang disediakan cenderung bervariatif seperti warna hijau mint, ungu, tosca dan lain-lain.
4. Akhirnya, susunlah rencana bisnis bidang fashion.
Sumber: Unsplash.com / Jud Mackrill
Faktanya ketika mulai membuat rancangan dalam bidang fashion, Liners harus memperhatikan beberapa faktor internal ataupun eksternal ini agar rencana tersebut bisa dibuat dengan baik dan benar. Faktor tersebut adalah:
- Ringkasan Eksekutif
Ketika membuat ringkasan eksekutif, perlu diperhatikan bahwa bagian ini merupakan tempat para pebisnis memaparkan informasi terpenting dalam usahanya, agar bisa menarik perhatian investor untuk memberikan dananya.
Informasi yang dimasukkan bisa berupa jenis produk atau jasa yang ditawarkan, proses produksinya, target pasar, hingga strategi pemasarannya.
- Pengantar
Pada bagian ini, pebisnis bisa mencantumkan sebagian informasi relevan untuk menjelaskan usaha yang sedang dijalankan. Dimulai dari latar belakang perusahaan, pihak yang terlibat, visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai dari bisnis tersebut.
- Penawaran beserta analisis produk
Dalam bagian ini, Liners bisa memberikan penjelasan yang lebih mendetail terhadap produk yang disediakan. Adapun informasi yang didetailkan bisa berupa cara produksi produk fashion tersebut, sisi inovatif produk fashion yang ditonjolkan, dan penjelasan bagaimana hal itu bisa menjawab kebutuhan masyarakat.
- Analisis Pemasaran
Supaya produk tersebut bisa sampai pada masyarakat, tentunya dibutuhkan yang namanya analisis pasar. Di mana pada bagian ini, para pengusaha bisa menjelaskan hasil riset terhadap kompetitor dari bidang bisnis yang sama, serta strategi apa yang digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya.
Baca juga: Strategi Pemasaran Online yang Efektif, Bagaimana Caranya?
- Analisis SDM
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan partner maupun anggota tim sangatlah dibutuhkan saat menjalani suatu bisnis. Misalnya seperti ada yang mengurus bagian administrasi, bagian produksi, maupun bagian pemasaran. Melihat hal tersebut, Liners bisa membangun sebuah tim yang baik agar kegiatan operasional perusahaan bisa berjalan dengan lancar.
- Analisis Keuangan
Ingat, bahwa uang merupakan permasalahan sensitif yang bisa berakibat buruk apabila tidak dikelola dengan tepat. Bukan tidak mungkin relasi yang sudah terjalin lama bisa rusak akibat uang. Maka dari itu, sebaiknya para pebisnis bisa mencantumkan hasil analisis keuangan yang sudah dihitung dalam rencana bisnis bidang fashion yang sudah dibuat. Beberapa contoh hal yang dapat dihitung seperti pengukuran kebutuhan modal, menghitung prediksi pendapatan, menghitung laba dalam investasi, maupun leverage yang ada dalam sebuah bisnis.
Baca juga: Ini Nih, 6 Cara Mengatur Keuangan dalam Bisnis Fashion-mu
- Analisis Peluang Bisnis
Di bagian ini, coba Liners jabarkan bagaimana bisnis fashion yang berencana dibuat memiliki peluang yang besar dalam kehidupan sekitar. Tidak berhenti sampai di situ, jauh lebih baik juga jika dituliskan tentang prediksi masalah ataupun tantangan yang akan muncul dan bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut.
- Rencana Eksekusi
Baru setelah itu, Liners bisa memaparkan bagaimana kegiatan operasional di perusahaan ini bisa berjalan. Dimulai dari tahapan awal seperti persiapan produksi, produksi, cara memasarkan produk tersebut, serta dari manakah keuntungan yang didapat. Jelaskan dengan detail agar para investor mau memberikan dananya untukmu ya.
- Lampiran.
Sebaiknya pada bagian lampiran ini, para pebisnis bisa memasukkan berbagai data pendukung untuk menunjang kredibilitas ataupun kualitas dari rencana bisnis fashion yang sudah dibuat. Misalnya, dokumen legalitas perusahaan, sertifikat, dan masih banyak lagi.
Pantau terus media Fitinline.com untuk mendapatkan tips-tips mengenai bisnis fashion.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.