Sumber : Pinterest.com
Liners, siapa sih yang tidak mengenal jenis kemeja linen? Kemeja yang terbuat dari bahan kain linen ini cukup populer di masa kini. Kemeja yang kerap kali menjadi pasangan setia dari celana kulot itu merupakan perpaduan yang sempurna busana yang digunakan dalam berbagai kesempatan.
Kemeja dengan bahan linen dikenal lembut dan nyaman digunakan itu memiliki daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat luas, khususnya kaum wanita. Hal tersebut tentunya merupakan pengaruh dari karakteristik bahan linen yang kuat, nyaman dan antibakteri.Selain itu, bahan linen juga memiliki banyak jenis, seperti Kasar, Halus, Kenzo, Damask, Slub, Woven, Cambric, dan yang lainnya.
Lantas, bagaimana awal kemeja linen ditemukan?
Awalnya, jenis pakaian ini pertama kali diperkenalkan di daratan Eropa dengan sebutan Kamisa. Sedangkan dari bahasa Perancis, kemeja linen ini biasa digunakan oleh wanita dan disebut dengan Blus. Lalu di Belanda, pakaian tersebut disebut dengan istilah Hem.
Sumber : Pinterest.com
Dalam sejarahnya, sebuah kemeja ditemukan oleh Egyptologis bernama Sir Flinder Petrie pada tahun 1913 di makam Dinasti Pertama di Tarkan, Mesir. Kemeja tersebut terbuat dari kain linen dengan serat rami dan berasal dari sekitar tahun 3000 SM. Kain jenis itu memang populer sebagai bahan dasar pembuatan pakaian di era Mesir Kuno. Dari penemuan kemeja tersebut, timbullah asumsi bahwa ada lebih dari satu kemeja yang dibuat dengan model yang menyerupai pakaian kemeja linen pria yang digunakan hingga saat ini.
Lalu selama abad pertengahan hingga masa Renaissance, kemeja dianggap sebagai pakaian dalaman. Kemeja pada era itu dijadikan sebagai penghalang antara tubuh dengan pakaian luar yang tidak pernah dicuci, karena pada masa itu sulit untuk mencuci pakaian luar seperti mantel yang terbuat dari bulu ataupun kulit binatang. Fungsi dari kemeja yang digunakan sebagai pakaian dalam masih ada hingga saat ini, terutama dalam situasi formal seperti makan malam dengan dasi hitam, pernikahan ataupun acara formal lainnya. Kemeja pada saat itu menjadi simbol status sosial karena biaya pembuatannya yang tinggi, sehingga di beberapa kesempatan kemeja dijadikan sebagai mas kawin sebagai pengganti uang tunai.
Sumber : Pinterest.com
Sedangkan pada abad ke-16, kemeja kerap kali memiliki sulaman ataupun hiasan tambahan seperti renda di leher. Lalu selama abad ke-18, hiasan tambahan yang panjang di leher atau jabot yang menjadi sebuah mode. Di abad ke-17, para pria menjadi lebih bebas untuk memakai kemeja tanpa pakaian luaran, meskipun hal tersebut berbau erotis, layaknya menampilkan pakaian dalam di masa kini.
Lalu pada tahun 1827, seorang ibu rumah tangga yang berasal dari New York, Amerika serikat bernama Hannah Montague berinisiatif untuk memotong kerang dari pakaian suaminya lantaran ia lelah membersihkan kotoran dari pakaian suaminya setiap hari. Hal tersebut lantas merusak pakaian Sang Suami, dari hal tersebutlah Hannah menemukan kerah yang dapat dilepas agar bisa ditukar dengan yang bersih tanpa perlu mencuci seluruh pakaian suaminya. Kerah yang dapat dilepas pasang akhirnya diadopsi secara besar-besaran oleh banyak orang pada era tersebut.
Lalu pada tahun 1871, kemeja yang menyerupai model kemeja modern mulai diperkenalkan. Pada masa itu, pertama kalinya kancing dalam desain kemeja diperkenalkan. Desain ini awalnya dipatenkan oleh perusahaan jahit London, Brown, Davis, and Co.
Sumber : Pinterest.com
Pada masa itu, kemeja putih menjadi sangat berharga dan mahal sebab biaya pemeliharaannya yang cukup tinggi agar terlihat tetap bersih. Pada masa itulah muncul istilah ‘Pekerja Kerah Putih’ yang menunjukkan seseorang yang cukup kaya dan terhormat tidak terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan yang kotor sehingga dapat menodai kemeja putih yang ia kenakan.
Lalu di tahun 1900-an, mulai muncul kemeja dengan corak garis-garis dan berwarna, meskipun pada masa itu kemeja putih lebih berharga untuk dikenakan ketika urusan bisnis ataupun pakaian dalaman untuk jas formal. Lalu pada abad ke-20, kemeja dengan motif garis-garis dianggap sebagai kemeja biasa yang digunakan oleh para pekerja kelas bawah. Lalu pada tahun 1980-an, kemeja berwarna biru langit mulai umum digunakan. Pada masa itu, kerah yang dapat dilepas-pasang tidak lagi populer karena HG Wells telah membuat model kemeja berkerah yang dapat dilipat. Lalu mulai munculah kemeja dengan saku.
Sumber : Pinterest.com
Lalu pada tahun 70-an hingga beberapa dekade berikutnya, kemeja dengan beberapa kancing dibiarkan terbuka, cetakan tebal sedikit norak dengan kerah yang besar menjadi tren kala itu. Hal ini terlihat dari kemeja yang dikenakan oleh John Travolta pada filmnya yang bertajuk “Saturday Night fever” yang dirilis pada tahun 1977.
Lalu hadirlah kemeja linen seperti yang kita kenakan di masa kini. Style kemeja yang terbentuk dari masa ke masa menciptakan banyak varian kemeja yang ada di masa kini. Salah satu pakaian yang lekat di hati masyarakat dunia itu selalu ada pada setiap lemari pakaian selama waktu yang tak dapat ditentukan. Kehadirannya telah merubah sejarah serta cara pandang orang-orang dalam berpakaian dari masa ke masa. Sehingga tidak dapat dibayangkan bagaimana jika kemeja awalnya tidak ditemukan.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.