Article

Homepage Article Fashion Design Oversized, Loose & Chic:…

Oversized, Loose & Chic: Gaya Gen Z yang Tak Lekang Waktu

Ada sesuatu yang menarik ketika berjalan di mal, kafe, atau sekadar scroll TikTok belakangan ini. Pemandangan yang muncul berulang kali: hoodie besar yang menutupi setengah tubuh, kemeja longgar dengan celana baggy, dan sneakers tebal yang memberi kesan santai tapi tetap keren. Ya, gaya oversized kini sudah bukan sekadar tren sesaat—ia telah menjadi bahasa visual generasi muda, terutama Gen Z, dalam mengekspresikan kebebasan dan identitas diri.

Oversized Loose Chic

1. Dari Rebellion ke Statement

Gaya oversized sebenarnya bukan hal baru. Di tahun 1980-an, busana longgar menjadi simbol perlawanan terhadap struktur sosial yang kaku dan formal. Anak muda saat itu menggunakan jaket besar, celana longgar, dan sweater kebesaran sebagai bentuk ekspresi “aku tidak mau diatur.”

Kini, empat dekade kemudian, semangat itu hidup kembali — hanya dalam versi yang lebih halus dan penuh estetika. Bagi Gen Z, oversized bukan lagi bentuk pemberontakan, tapi pernyataan: bahwa kenyamanan dan keaslian diri lebih penting dari aturan gaya lama.

Siluet besar dan longgar memberi ruang bagi tubuh untuk “bernapas.” Tak perlu lagi mengejar bentuk tubuh ideal demi terlihat fashionable. Justru, dengan pakaian yang longgar, setiap orang bisa tampil percaya diri tanpa harus merasa tertekan oleh standar kecantikan yang sempit.

Oversized Loose Chic

2. Kenyamanan adalah Kunci

Jika kamu bertanya kepada anak muda saat ini mengapa mereka menyukai gaya oversized, jawabannya sering sederhana: “Nyaman aja.” Dan memang benar—di tengah ritme hidup cepat, mobilitas tinggi, dan tekanan sosial media, kenyamanan menjadi bentuk kemewahan baru.

Kain lembut yang jatuh bebas, potongan longgar yang tidak membatasi gerak, serta gaya yang bisa berpindah dari “ngopi di sore hari” ke “meeting Zoom” tanpa harus berganti outfit — semuanya menjadikan gaya ini fleksibel dan relevan.

Bahkan di dunia kerja startup dan industri kreatif, tampilan smart casual versi oversized kini semakin diterima. Kemeja putih longgar dipadukan dengan celana kulot atau wide-leg trousers bisa terlihat profesional sekaligus santai — sempurna untuk generasi yang tidak ingin hidupnya dibatasi dress code kantor konvensional.

3. Influencer dan Budaya Pop yang Mendorong Tren

Tak bisa dipungkiri, kekuatan media sosial punya andil besar dalam mempopulerkan tren ini. Dari Jennie BLACKPINK, Hailey Bieber, hingga fashionista lokal seperti Rachel Vennya atau Awkarin, semua pernah tampil dengan busana oversized yang effortlessly chic.

Di TikTok, tagar seperti #OversizedLook, #StreetwearIndonesia, atau #OOTDLooseFit berisi ribuan video anak muda yang memadukan kaos besar, celana kargo, dan jaket bomber dengan gaya masing-masing.

Menariknya, meski terinspirasi dari gaya barat atau Korea, Gen Z Indonesia punya cara unik memadukannya dengan sentuhan lokal — misalnya dengan tote bag kain hasil UMKM, sepatu buatan lokal, atau outer berbahan linen tropis yang ringan.

Tren ini juga sejalan dengan nilai “anti-glamour” yang dipegang banyak anak muda: tampil keren tanpa terlihat berlebihan. Gaya yang longgar dan sederhana justru menunjukkan rasa percaya diri yang santai—bahwa kamu tidak perlu mencoba terlalu keras untuk terlihat menarik.

4. Genderless dan Inklusif

Satu hal yang membuat gaya oversized semakin dicintai adalah sifatnya yang genderless.
Hoodie besar, blazer longgar, atau celana kargo bisa dipakai siapa pun, tanpa batasan jenis kelamin. Gaya ini memberi ruang bagi setiap individu untuk bermain dengan bentuk dan proporsi tubuh tanpa takut “melanggar norma.”

Oversized Loose Chic

Dalam masyarakat yang mulai menerima keberagaman ekspresi, busana oversized menjadi simbol inklusivitas. Banyak brand lokal pun sudah mulai mengangkat konsep unisex fashion — misalnya dengan label “fit for everyone” atau “one size fits all.”

Ini bukan hanya strategi pemasaran, tapi juga bentuk respons terhadap kebutuhan pasar yang semakin sadar akan isu kesetaraan dan keberagaman gender.

5. Oversized Bukan Berarti Asal Longgar

Namun, ada perbedaan antara “terlihat kebesaran” dan “terlihat keren dengan potongan longgar.” Rahasia tampil oversized tapi tetap chic ada pada proporsi dan keseimbangan.

Misalnya:

  • Jika kamu memakai atasan oversized (seperti sweater besar), padukan dengan celana slim atau straight fit agar tidak tenggelam.
  • Jika kamu memakai celana wide-leg, pilih crop top atau kemeja yang bisa di-tuck in sebagian.
  • Aksesori juga berperan penting — belt, tas mini, atau kacamata kecil bisa menambahkan sentuhan gaya yang lebih terstruktur.

Kuncinya: mainkan volume dan siluet tanpa kehilangan bentuk tubuh sepenuhnya.
Inilah yang membedakan antara “terlalu kebesaran” dengan “oversized look yang modis.”

6. Kekuatan Warna dan Tekstur

Selain potongan, Gen Z juga gemar bereksperimen dengan warna dan tekstur.
Warna-warna pastel, earth tone, hingga monokrom masih mendominasi, tapi kini mulai muncul tren baru:
blok warna berani dan kontras lembut (seperti lavender dengan abu-abu muda, atau hijau sage dengan beige).

Tekstur kain seperti linen, fleece, atau katun tebal memberi kesan cozy sekaligus stylish.
Dan jangan lupakan kain lokal—banyak desainer muda kini bereksperimen dengan
tenun atau lurik versi minimalis, menghadirkan nuansa lokal tanpa kehilangan kesan modern.

Oversized Loose Chic

7. Oversized dan Kesadaran Ekologis

Tren oversized juga punya sisi positif dalam konteks sustainability. Karena potongannya longgar, pakaian ini lebih fleksibel ukuran—bisa dipakai lebih lama meski bentuk tubuh berubah.

Banyak brand lokal yang memanfaatkan konsep ini dengan membuat busana timeless dan tahan lama, bukan sekadar fast fashion.
Beberapa bahkan menggunakan kain sisa produksi (deadstock fabric) untuk menciptakan edisi terbatas, sehingga lebih ramah lingkungan.

Bagi Gen Z yang semakin peduli dengan isu keberlanjutan, mengenakan oversized outfit bisa menjadi bentuk gaya hidup sadar lingkungan — nyaman di badan, tenang di hati.

8. Adaptif di Semua Situasi

Salah satu alasan mengapa gaya ini tak lekang oleh waktu adalah kemampuannya beradaptasi.
Dari outfit nongkrong, kuliah, hingga semi formal, semuanya bisa dikreasikan dari potongan longgar yang sama.

  • Casual Look: kaos oversized + celana kargo + sneakers = klasik tapi keren.
  • Smart Casual: kemeja linen oversized + celana kulot + tas selempang kulit = rapi tapi santai.
  • Streetwear Bold: hoodie besar + jogger pants + sepatu chunky = gaya Gen Z sejati.

Dengan beberapa item dasar, kamu bisa menciptakan berbagai suasana gaya tanpa perlu lemari penuh. Ini juga selaras dengan prinsip “capsule wardrobe” — memiliki sedikit pakaian tapi multifungsi.

Oversized Loose Chic

9. Brand Lokal yang Turut Meramaikan Tren

Banyak brand lokal Indonesia kini ikut mengusung tema oversized dalam koleksinya.
Beberapa di antaranya:

  • Rown Division dan Public Culture: menawarkan koleksi streetwear longgar dengan sentuhan lokal.
  • Thanksinsomnia: menggabungkan oversized graphic tees dengan pesan sosial.
  • Sejauh Mata Memandang: menampilkan oversized dress berbahan tenun dan batik modern.
  • Monstore: mengangkat gaya unisex yang edgy dan minimalis.

Dengan munculnya banyak brand lokal seperti ini, pilihan gaya oversized semakin beragam — dari yang kasual sampai semi formal, dari yang polos sampai yang bermotif etnik.

10. Gaya yang Tumbuh Bersama Generasi

Mungkin inilah alasan mengapa gaya oversized terasa begitu “abadi.” Ia bukan sekadar tren, tapi bentuk bahasa visual dari perubahan nilai sosial yang lebih luas:

  • dari tampil sempurna ke tampil autentik,
  • dari mode cepat ke mode berkelanjutan,
  • dari batas gender ke kebebasan berekspresi.

Setiap generasi akan selalu punya cara baru untuk memaknai kenyamanan dan keindahan.
Dan bagi Gen Z,
oversized adalah simbol kebebasan yang sederhana namun kuat — bebas bergerak, bebas berekspresi, bebas jadi diri sendiri.

Kesimpulan: Nyaman Itu Nampak Keren

Tren boleh datang dan pergi, tapi gaya yang lahir dari kenyamanan dan kejujuran diri akan selalu punya tempat. Oversized bukan hanya tentang ukuran, tapi tentang rasa — rasa nyaman dengan diri sendiri, rasa bebas tanpa harus membuktikan apa-apa.

Jadi, kalau kamu hari ini masih ragu untuk mengenakan kemeja kebesaran atau hoodie longgar yang kamu suka, ingatlah satu hal: di dunia yang serba cepat ini, gaya terbaik adalah yang membuatmu merasa nyaman dan percaya diri.

Oversized, loose, and chic — karena kadang yang paling longgar justru yang paling pas.

Download E-Book Mendesain dan Video Tutorial Menjahit dari kami kalau kamu ingin belajar desain fashion secara otodidak.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.