Untuk memperindah dan menghasilkan bentuk yang permanen pada pakaian, teknik menjahit tailoring tidak bisa dipisahkan dari yang namanya interfacing (bahan pelapis). Karena beda jenis bahan beda pula kesan yang ditampilkan, maka pemilihan interfacing untuk busana yang dijahit dengan teknik tailoring juga harus tepat.
Beberapa point penting yang akan dibahas dalam artikel ini diantaranya:
Sekilas Tentang Interfacing
Interfacing (bahan pelapis) merupakan sejenis bahan tambahan yang diperlukan untuk memperindah bentuk atau siluet pakaian. Pada sebuah jas atau blazer misalnya, bahan ini biasa diletakkan atau dipasangkan antara bahan pokok pakaian dan furing atau antara dua bagian pakaian yang butuh stabilitas tambahan.
Tujuan utama digunakannya interfacing (bahan pelapis) dalam pembuatan busana tailoring yaitu:
- Memperbagus bentuk pakaian sehingga tampilannya jadi kelihatan licin dan rata.
- Menarnbah tebal dan kekuatan dari bahan sehingga pakaian kelihatan lebih berbodi, licin atau rata.
- Untuk menstabilkan bentuk detail-detail pakaian seperti kelim, lapisan belahan, tutup kantong dan sebagainya.
- Memperkuat dan mencegah bahan menjadi renggang/mulur (stretching).
Jenis-Jenis Interfacing
Sementara untuk jenisnya sendiri, bahan pelapis yang dapat dipakai untuk membuat busana tailoring sendiri secara umum dapat dibedakan dalam dua kategori bahan yang berbeda. Pertama yakni berupa bahan pelapis lengket dan kedua yakni berupa bahan pelapis tidak lengket.
1. Bahan Pelapis Lengket
Bahan pelapis lengket merupakan sejenis interfacing (bahan pelapis) yang sudah dilengkapi dengan zat perekat sehingga cara penggunaannya terbilang cukup praktis yakni dengan dipress menggunakan setrika pada kain yang akan dibuat busana.
Sumber : https://www.threadsmagazine.com/
Untuk memasang bahan pelapis yang sudah dilengkapi perekat, mula-mula potong interfacing dengan ukuran lebih kecil dari pola kain utama (tanpa tambahan kampuh), agar jahitan busana terlihat lebih lentur dan tidak kaku, apalagi jika dibuat dengan tambahan lining.
Untuk merekatkannya tekan interfacing secara perlahan dan pastikan semua bagian terkena gosokan setrika. Dalam hal ini anda bisa menyetrika pada bagian kain utamanya juga.
- Saat proses penyetrikaan, pastikan anda menyetrika di sisi yang benar ke kain.
- Jika anda menyetrika di sisi yang salah, perekat pada interfacing malah akan menempel pada setrika.
2. Bahan Pelapis Tidak Lengket
Bahan pelapis tidak lengket merupakan sejenis bahan pelapis yang dapat dipasangkan pada pakaian dengan cara menjahitkan pada sisi kampuh pakaian. Adapun jenis tusuk jahit yang dapat digunakan untuk memasang bahan pelapis tidak lengket ini salah satunya yaitu berupa tusuk jelujur.
Sumber : https://id.pinterest.com/
Tusuk jelujur merupakan jenis tusuk jahit yang mempunyai arah horizontal, dimana ukuran dan jarak tusuk jahitan yang dibuat pada kain selalu diatur sama panjang. Berdasarkan jaraknya tusuk jelujur inipun dapat dibagi menjadi tiga macam kategori:
- Tusuk jelujur yang jaraknya dibuat tidak sama alias secara sembarangan.
- Tusuk jelujur dengan jarak tertentu yang dibuat dengan jarak sama atau konsisten.
- Tusuk jelujur renggang / tusuk renggang yang jaraknya dibuat satu spasi. Tusuk ini dibuat dengan benang yang dirangkap jadi ketika jahitan selesai akan ada jejak jahitan terakhir.
Selain dijahit dengan menggunakan tusuk jelujur, interfacing bisa juga dijahitkan pada sisi kampuh pakaian dengan tusuk flanel. Tusuk flanel sendiri merupakan sejenis tusuk jahit yang bentuknya seperti zig zag tapi saing bersilangan di bagian atas dan satunya di bagian bawah.
Sumber : https://id.pinterest.com/
Dibanding bahan pelapis lengket, bahan pelapis tidak lengket sendiri sekarang sudah kurang diminati para dresmaker karena kurang praktis dalam penggunaannya. Meski demikian bahan ini masih banyak digunakan untuk bahan pelapis ban pinggang celana.
Sementara berdasarkan konstruksinya interfacing untuk busana tailoring dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yakni tenunan (woven), bukan tenunan (non-woven) dan rajutan (knit).
1. Tenunan (Woven)
Interfacing jenis woven umumnya memiliki tenunan yang arah seratnya memanjang dan saling mengikat. Penggunaan sebaiknya mengikuti arah serat, karena akan membentuk pakaian lebih bagus dan stabil.
Jenis interfacing yang termasuk ke dalam kategori tenunan (woven) yakni berupa rambut kuda dan trubinais.
- Rambut kuda merupakan bahan yang terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda/bulu binatang yang kuat. Bentuknya sendiri kurang lebih hampir sama dengan lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan.
Sumber : https://indonesian.alibaba.com/
Simak juga Fungsi Bulu Kuda atau Canvassed Dalam Proses Pembuatan Jas.
- Trubinais merupakan interfacing yang biasa digunakan sebagai pengeras, pembentuk pada kerah, manset dan ban pinggang.
- Trubinais beberapa ada yang berperekat dan tidak berperekat.
- Trubinais berfungsi untuk memberi ketegasan pada detail busana.
2. Bukan Tenunan (Non-Woven)
Interfacing jenis non-woven pembuatannya dilakukan dengan cara dikempa, sehingga tidak memiliki arah serat. Interfacing yang tidak ditenun biasanya lebih keras dari pada yang ditenun.
Jenis interfacing yang termasuk ke dalam kategori bukan tenunan (woven) salah satunya yakni berupa cufner (gula / pasir) yang mempunyai daya elastisitas tinggi, baik yang bertekstur lembut maupun kasar.
Sumber : https://www.tokopedia.com/
Contoh interfacing bukan tenunan yang lainnya yakni berupa kain keras / vislin yang memiliki karakteristik tipis dan berperekat. Interfacing ini biasa digunakan untuk melapisi tengah muka, saku, kerah, garis leher dan belahan placket.
Sumber : https://shopee.co.id/
3. Rajutan (Knit)
Sementara interfacing rajutan (knit) memiliki konstruksi kain yang berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya, elastisitas kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan tenun.
- Knit fusible interfacing umumnya cenderung bersifat lembut, sehingga mudah dibentuk dan dilipat sesuai mode busana.
- Bahan ini cocok dipakai untuk mempertegas garis-garis busana terutama yang bahan dasarnya halus.
Sumber : https://www.fusibleinterfacing.com/
Kesimpulan
Demikian pembahasan singkat mengenai apa itu bahan pelapis (interfacing), fungsi pelapis dan jenis-jenis bahan pelapis yang dapat dipakai untuk busana tailoring. Semoga informasi yang kami bagikan bisa memberi kemudahan bagi anda untuk memilih bahan pelapis yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Yang pasti sebelum memasangkan bahan pelapis pada kain sebaiknya lakukan percobaan terlebih dahulu dengan kain yang kecil untuk masing-masing jenis pelapis tersebut kemudian dipilih mana yang terbaik untuk pakaian yang infin anda buat.
Kalau anda ingin mencoba membuat jas dan baju safari sendiri dengan pola yang sudah jadi, anda bisa mendownload pola jas dan pola baju safari siap pakai dari kami.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.