Pareo atau pareu merupakan selembar kain tekstil berbentuk persegi panjang yang biasa dikenakan dengan cara dililitkan ke samping dan ditalikan di pinggang bagian depan. Pareo sendiri diciptakan dalam warna-warna yang bervariasi meski sebagian besar didominasi oleh motif bunga-bunga berukuran besar. Kain ini dipakai sebagai rok bawah sekaligus pakaian multi fungsi di Kepulauan Pasifik.
Sumber : http://www.tickalook.com
Pada awalnya pareo skirt banyak dipakai oleh para wanita penduduk asli kepulauan Polinesia Perancis dan kepulauan lain di Pasifik sejak tahun 1960 sebagai bagian dari busana pantai. Di Samoa, kain serupa pareo biasa disebut dengan nama lavalava.
Sumber : http://geb.ebay.com
Selain digunakan sebagai penutup tubuh bagian bawah, pareo juga dapat difungsikan sebagai gaun. Yaitu dengan cara melilitkan pareo hingga ke bagian dada dan ditalikan di belakang leher. Satu lembar kain pareo umumnya memiliki ukuran hingga 100 cm dengan panjang kain mencapai 200 cm.
Sumber : http://www.loveitsomuch.com
Sumber : https://www.etsy.com
Pareo sebenarnya merupakan pakaian yang diperoleh dari penemuan abad modern. Karena pada dasarnya di Polinesia tidak mengenal kain hasil tenunan sebelum penjelajah Eropa tiba di tempat tersebut. Tidak ada hewan mamalia yang dapat diambil bulunya atau bahan pengganti kapas.
Sumber : https://www.etsy.com
Sebelum terjadi kontak dengan penjelajah Eropa, para pria di wilayah setempat biasa mengenakan cawat yang disebut hami, sementara wanita mengenakan kain pinggang yang disebut ka’eu. Keduanya dibuat dari tapa atau kulit kayu yang dipukul-pukul hingga tipis.
Sumber : http://www.loveitsomuch.com
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.