Article

Homepage Article Advertorial Menggunakan Motif Watercolour…

Menggunakan Motif Watercolour Painting, Hana Aisha Tampilkan Bunga dan Budaya Indonesia di Produknya

Hana Aisha

Sumber: Hana Aisha

“Hana Aisha ini punya tagline yaitu Watercolour Creation in Modest Fashion. Jadi memang nyawanya itu ada di watercolour printing-nya dan produk yang kita sediakan itu memang berupa modest fashion,” tutur Ayu Ginarani selaku brand owner & fashion designer dari Hana Aisha.
Sesuai dengan tagline-nya, Hana Aisha merupakan sebuah brand dalam bisnis fashion, yang menyediakan berbagai produk untuk wanita dengan motif watercolour painting tentang bunga dan budaya yang ada di Indonesia. Usaha ini menggunakan desain motif ini dikarenakan ada banyak pesan dan kearifan yang bisa dipelajari dari budaya dengan bunga.

Produk Hana Aisha sendiri didesain secara khusus untuk menghasilkan penampilan syar’i feminin, sehingga wanita bisa tetap tampil cantik dan anggun dalam ketaatan. Adapun produk fashion yang disediakan terbagi menjadi beberapa jenis, seperti kerudung, pakaian berupa tunik, dress, dan lain-lain.

Walaupun produk yang dibuat Hana Aisha terfokus pada busana wanita, usaha yang dirintis pada tahun 2016 ini ternyata juga membuat produk busana sarimbit sehingga juga bisa digunakan oleh laki-laki. Namun produk ini hanya dikeluarkan saat edisi lebaran, di mana hiasan motif bunga pada pakaian laki-lakinya dihilangkan dan yang tersisa adalah motif budayanya saja.
“Jadi yang foto serta model itu cuma produk wanita saja sebenarnya dan produk laki-laki yang kita bikin itu cuma mockup. Meski begitu, orang tetap membeli. Maksudnya mereka tetap percaya-percaya saja gitu dengan mockup yang aku buat. Karena sebenarnya produk kita itu memang buat wanita Tetapi khusus untuk lebaran, kita bikin sarimbit untuk anak laki-laki dan bapaknya,” ceritanya.

Bagaimana Latar Belakang Hana Aisha Dibangun?

Hana Aisha

Sumber: Hana Aisha

Alumnus jurusan Arsitektur dan Interior dari Universitas Indonesia ini pun bercerita bahwa Hana Aisha mulai dibangun di tahun terakhirnya berkuliah. Kala itu, ia sedang merasa stres dan tertekan, sehingga mencoba melukis bunga-bunga dengan cat air sebagai hiburannya. Hasil dari lukisan tersebut pun Yugin olah menjadi bentuk motif desain kerudung kotak untuk dirinya sendiri dan ia unggah di Instagram sebagai bentuk portofolio semata.

Tak disangka, ternyata banyak orang yang suka dan senang dengan kerudung motif bunga tersebut. Bahkan dari lingkup teman-temannya, hingga jajaran dosen yang tertarik untuk membeli produk tersebut. Melihat hal tersebut, perempuan yang akrab dipanggil Yugin ini pun mencoba membuat satu koleksi kerudung yang berisikan empat warna dengan empat macam bunga. Dalam satu bulan penjualannya, kerudung tersebut berhasil terjual hingga 110 buah.

Akhirnya, Yugin pun dengan berani memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai asisten dosen dan mulai menekuni bisnis kreatifnya dengan nama Hana Aisha, setelah lulus di tahun 2016.  Brand ini menargetkan para muslimah berusia 25-39 tahun yang syar’i modern, aktif, kreatif, mandiri, cerdas, dan fashionable. Hal ini dijalaninya tanpa memiliki latar belakang dalam dunia bisnis maupun fashion sama sekali.

“Kalau fashion di Korea atau Jepang itu kan warna-warnanya cenderung lebih lembut. Karena itu, aku ambil dari Bahasa Jepang kata ‘hana’ nya. Kalau ‘Aisha’, aku mau memasukkan value dakwah. Jadi ada ketakwaan, kecerdasan dan kecantikan kita. Dengan begitu, siapa pun yang memakai Hana Aisha ini, bukan orang yang hanya sekedar mementingkan tampil cantik. Namun, di balik tampil cantik itu ada banyak knowledge dan ketakwaannya gitu,” ucap Yugin.

Apa saja tantangan membangun bisnis fashion ini?

Hana Aisha

Sumber: Hana Aisha

Meski kerudung Hana Aisha memiliki banyak peminat, ternyata tidak mudah bagi Yugin untuk bisa menjalankan bisnisnya. Sebab, ia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang bisnis di bidang fashion sehingga membuat dirinya kurang paham seluk-beluk dunia bisnis. Dimulai dari menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP), proses produksi pakaian seperti tentang kain atau printing, dan sebagainya. Bahkan di penjualan pertamanya itu, Yugin hanya bisa mendapatkan profit yang sedikit karena ia masih belum memahami cara menentukan harga yang tepat.

Tidak berhenti sampai di situ, keterbatasan akan pengalaman dan pengetahuan tersebut juga berimbas dalam hal lainnya. Salah satunya adalah ketika perempuan asal Wonogiri ini ditipu oleh salah satu karyawan dari vendor tempat ia mencetak desain kerudung tersebut.
“Masalahnya adalah, hasil cetakan produk itu banyak yang cacat. Ketika aku mengajukan protes, orang tersebut bilang kalau harus membayar berapa puluh ribu agar bisa diperbaiki. Masalahnya aku tidak tahu apa-apa dan bayar saja begitu. Setelah aku telusuri dari customer service di kantor resminya, ternyata kalau ganti begini itu gratis,” katanya. 

Akhirnya dari permasalahan tersebut, perempuan kelahiran 1995 ini pun bisa memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang baru. Bahkan, hasil perjuangan tersebut mendapatkan apresiasi dalam bentuk prestasi yang diraih oleh Hana Aisha. Di antaranya berhasil memperoleh National Winner of Moslem Fashionpreneur Competition yang diadakan oleh Bank Indonesia dan Islamic Fashion Institute 2021 pada middle category.

Adapula prestasi lainnya yaitu meraih National Winner of BCA Bangga Lokal - Fashioning the Future Program 2022 yang didukung oleh BCA, CLARA Magazine, Asia Pacific Rayon, Jakarta Fashion Hub, dan Grebe, dan masih banyak prestasi lainnya.

“Aku berharap Hana Aisha sendiri memperbaiki dan menambah item dalam sekali launching koleksi. Kalau misal kita datang ke toko juga, lebih bisa memilih kalau pilihannya lebih banyak gitu kan. Di tahun 2023, kita mau coba fashion show dan lebih banyak ikut bazar. Kalau penjualan online kita sudah lumayan. Penjualan offline yang harus lebih dimaksimalkan lagi. Hana Aisha juga ingin mencoba untuk ke department store untuk bertanya berapa biaya konsinyasi tersebut,” tutupnya.

Pantau terus media Fitinline.com untuk mengetahui untuk mendapatkan informasi terkait bisnis fashion!

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.