Apa Itu Label Halal di Produk Fashion?
Jika biasanya label halal kita temui pada makanan dan minuman, kini dunia fashion pun mulai melirik pentingnya sertifikasi halal. Tapi, apa sebenarnya maksud dari label halal dalam fashion?
Secara sederhana, label halal pada produk fashion menunjukkan bahwa produk tersebut tidak mengandung bahan haram, najis, dan diproduksi dengan proses yang sesuai syariat Islam. Ini bukan hanya soal menutup aurat, tapi juga menyangkut:
- Bahan baku (seperti kain, pewarna, lem, hingga aksesori),
- Proses pembuatan yang bersih dan higienis,
- Distribusi yang tidak tercampur dengan produk haram.
Label ini menjadi semakin relevan karena Indonesia berencana mewajibkan sertifikasi halal untuk produk sandang mulai 2026, sesuai regulasi dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal).
Mengapa Fashion Perlu Sertifikasi Halal?
1. Menjawab Kebutuhan Konsumen Muslim
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Banyak konsumen kini semakin peduli terhadap kehalalan, termasuk dalam hal pakaian yang mereka kenakan.
2. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Label halal membuat konsumen merasa lebih yakin bahwa produk yang mereka beli telah memenuhi standar kebersihan, keamanan, dan etika dalam Islam.
3. Membuka Akses Pasar Global
Negara-negara mayoritas Muslim seperti Malaysia, Brunei, Arab Saudi, dan Turki memberikan nilai tambah pada produk fashion yang bersertifikat halal.
4. Daya Saing Brand Lokal
Sertifikasi halal bisa menjadi unique selling point bagi brand fashion lokal maupun UKM yang ingin menonjolkan nilai religius dan etis.
Apa Saja Bahan Fashion yang Bisa Tidak Halal?
Meski terdengar tidak biasa, beberapa bahan fashion memang bisa masuk kategori haram jika:
a. Berasal dari Hewan yang Haram
Contohnya:
- Kulit babi (pigskin) yang sering digunakan pada sepatu atau tas impor.
- Produk dari anjing atau hewan lain yang diharamkan dalam Islam.
b. Berasal dari Hewan Halal Tapi Tidak Disembelih Sesuai Syariat
Misalnya kulit sapi atau kambing dari luar negeri yang proses sembelihnya tidak sesuai standar halal.
c. Lem atau Pewarna dari Bahan Najis
Beberapa lem atau pewarna tekstil mengandung:
- Gelatin atau kolagen dari babi,
- Pewarna berbahan alkohol atau serangga yang najis.
d. Bahan Finishing yang Tidak Halal
Pada proses akhir, kain bisa diberi pelapis, pelembut, atau anti kusut berbahan hewani yang belum jelas status kehalalannya.
Proses Sertifikasi Halal untuk Fashion
Berikut langkah-langkahnya:
- Mendaftar ke BPJPH melalui sistem SIHALAL.
- Audit oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) untuk memverifikasi bahan dan proses produksi.
- Fatwa Halal dikeluarkan oleh MUI.
- Penerbitan Sertifikat oleh BPJPH, berlaku selama 4 tahun.
Beberapa daerah bahkan memberikan dukungan pembiayaan atau pelatihan gratis bagi UKM.
Studi Kasus: Zoya Hijab
Brand lokal Zoya adalah salah satu pelopor fashion berhijab yang memiliki sertifikasi halal. Mereka menelusuri semua bahan dari benang hingga pewarna, dan hasilnya: kepercayaan konsumen meningkat drastis. Banyak pembeli menyatakan merasa lebih tenang karena tahu produk yang dipakai suci dan aman.
Apakah Semua Fashion Harus Bersertifikat Halal?
Tidak semua. Jika produk tidak mengandung bahan dari hewan, pewarna kimiawi yang meragukan, atau tidak menyasar pasar Muslim, sertifikasi mungkin tidak wajib. Tapi untuk produk:
- Dengan bahan kulit,
- Aksesori berbahan gelatin atau lem,
- Pewarna berisiko najis,
...maka sertifikasi halal sangat dianjurkan untuk menjamin kesucian.
Bisa Nggak Halal Sekaligus Ramah Lingkungan?
Tentu bisa! Banyak bahan halal yang juga sustainable, seperti:
- Katun organik,
- Serat bambu,
- Pewarna alami dari tumbuhan.
Jadi brand kamu bisa tampil etis, Islami, dan eco-friendly sekaligus.
Tips untuk Pelaku UKM Fashion
- Gunakan bahan baku dari sumber yang jelas.
- Cek MSDS (Material Safety Data Sheet) dari pewarna, lem, atau coating.
- Pisahkan produksi halal dan non-halal (jika ada).
- Dokumentasikan proses dengan baik.
- Manfaatkan bantuan dari dinas setempat atau program pemerintah.
Kesimpulan
Label halal pada fashion bukan sekadar formalitas. Ini adalah bentuk komitmen terhadap nilai keagamaan, kebersihan, dan keamanan produk. Untuk pelaku UKM, inilah saatnya mulai mempertimbangkan sertifikasi halal sebagai strategi jangka panjang.
Dengan label halal, produk kamu bisa lebih dipercaya, mudah menembus pasar Muslim global, dan memberikan dampak positif untuk brand dan konsumennya.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.