Mencari mukena yang bagus untuk dipakai saat beribadah di masjid maupun di rumah tapi belum menemukan model dan ukuran yang tepat?. Solusi terbaiknya anda bisa membuat mukena sendiri sesuai desain dan ukuran yang anda inginkan. Kalau mau tahu detail pembuatannya simak pembahasan berikut yuk.
Pengertian Mukena
Mukena dapat dikategorikan ke dalam jenis busana pelengkap shalat khas Indonesia yang didesain khusus untuk para perempuan muslim. Sesuai syarat wajib mengenai busana yang layak dipakai untuk shalat, mukena ini umumnya selalu dibuat dalam ukuran yang lebar dan besar untuk menutup aurat pemakainya.
Sumber : https://www.jd.id/
Tidak hanya terkenal di Indonesia saja, pemakaian mukena sebagai busana pelengkap saat beribadah shalat sebenarnya juga dianggap sebagai sesuatu hal yang unik dalam budaya Islam Melayu. Dimana dalam budaya yang berkembang di negara Malaysia mukena ini biasanya lebih terkenal dengan nama telekung.
Sumber : https://bandung.kompas.com/
Cara Membuat Mukena
Tertarik untuk membuat mukena sendiri sebagai busana pelengkap saat menjalankan ibadah shalat di masjid maupun di rumah tapi masih bingung harus mulai dari mana. Khusus untuk anda yang berminat membuat mukena sendiri berikut kami bagikan langkah-langkah atau cara membuat mukena yang bisa anda coba.
1. Memilih Model Mukena
Siapkan terlebih dahulu referensi model mukena yang anda inginkan. Sebagai bahan percobaan usahakan untuk memilih model mukena yang sederhana, tanpa ada tambahan pelapis di bagian kepala dan juga tanpa rempel (ruffle).
Khusus di Indonesia sendiri secara umum terdapat tiga macam model mukena yang biasa dipakai untuk beribadah. Model mukena yang dimaksud yaitu berupa mukena one piece (terusan), mukena abaya dan mukena two piece.
a. Mukena One Piece
Mukena one piece merupakan mukena yang memiliki bentuk sangat sederhana karena bisa dikenakan langsung untuk menutup seluruh bagian badan tanpa perlu menambahkan busana penutup tubuh bagian bawah apapun.
Sumber : https://shopee.co.id/
b. Mukena Abaya
Mukena abaya sebenarnya merupakan model mukena baru yang berbentuk sangat mirip dengan mukena one piece hanya saja untuk mukena abaya desainnya dibuat tanpa penutup kepala.
Sumber : https://gudang-mukena.com/
c. Mukena Two Piece
Mukena two piece merupakan jenis mukena yang terdiri atas dua potong bahan, yakni bagian atas dan bagian bawah.
- Bagian atas dari mukena two piece bentuknya mirip seperti hijab instan (bergo) tapi ukurannya jauh lebih panjang dan lebar hingga menutupi tangan.
- Bagian bawah dari mukena two piece biasa dibuat seperti layaknya rok elastis berukuran panjang hingga menyentuh lantai.
Sumber : http://www.pusatmukenaindonesia.com/
Dibandingkan jenis mukena yang lainnya, model mukena two piece menjadi salah satu jenis mukena yang paling banyak di pakai oleh perempuan Indonesia. Selain lebih mudah untuk dikenakan mukena ini juga sangat cocok dibuat untuk anda yang masih pemula dalam dunia jahit-menjahit.
2. Menyiapkan Bahan Mukena
Untuk membuat mukena yang berkualitas dan terasa nyaman saat dikenakan, persiapkan bahan dasar mukena berserta bahan tambahan lain yang mungkin diperlukan untuk menyempurnakan mukena.
- Dalam memilih bahan pastikan kain yang akan anda gunakan untuk membuat mukena memiliki karakteristik yang adem dan tidak membuat tubuh anda kepanasan.
- Pilih warna dasar bahan mukena yang sesuai dengan warna kesukaan anda.
- Pertimbangkan berat kainnya, jangan sampai terlalu tebal dan terlalu berat.
- Ketebalan bahan kain untuk mukena yaitu tidak sampai “tembus pandang” ketika dilihat dari luar.
Beberapa contoh bahan kain yang memenuhi syarat tersebut antara lain berupa kain parasut, kain abutai, kain katun, kain spandex, kain sutra, serta beberapa jenis kain lain yang sejenis seperti kain shantung dan juga kain mori (yang biasa digunakan untuk membuat batik).
- Kain parasut merupakan kain yang memiliki tekstur sngat ringan dan mudah dibersihkan. Khusus untuk membuat mukena, kain parasut yang dapat dipakai yakni berupa kain parasut kusut, kain parasut tipis atau kain parasut super.
- Kain abutai termasuk ke dalam jenis kain yang terbuat dari polyester. Seperti halnya kain parasut, bahan abutai juga memiliki karakteristik tipis dan ringan namun sedikit lebih mengkilap.
- Kain katun banyak dipilih sebagai bahan mukena karena memiliki tekstur yang kuat, halus, mudah menyerap keringat namun dari segi harga juga lumayan terjangkau. Beberapa varian kain katun yang bisa dipakai untuk mukena diantaranya berupa:
- Kain katun jepang yang memiliki karakteristik adem bila digunakan.
- Kain katun rayon dari campuran katun dan rayon.
- Kain katun paris yang mempunyai karakteristik mirip dengan kain katun jepang tapi sedikit lebih tipis.
- Kain katun silk yang nyaman dipakai, mudah diatur serta adem dan memiliki daya serap keringat yang baik.
- Kain katun IMA dengan garis serat yang sedikit lebih jelas dan memiliki karakteristik nyaman saat digunakan.
- Kain katun lokal yang harganya relatif murah dan terjangkau.
- Sebagai salah satu bahan high quality, kain sutra pada dasarnya juga dikenal sangat mahal. Ketika digunakan untuk membuat mukena bahan inipun akan memberikan kesan sangat mewah dan elegan.
- Kain spandek merupakan bahan kain yang memiliki karakteristik sangat khas yakni elastis (stretch). Belakangan kain ini juga banyak digunakan untuk membuat mukena walau agak panas.
- Kain shantung dan kain mori sebenarnya merupakan bahan kain yang biasa dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan batik tapi juga tidak kalah menarik ketika dibuat mukena.
Perkiraan standar bahan yang dibutuhkan untuk membuat 1 set mukena two piece ukuran dewasa yaitu:
- Untuk bawahan mukena bahan yang harus disiapkan minimal 1,5 sampai 1,6 meter.
- Untuk atasan mukena bahan yang harus disiapkan minimal 2,15 sampai 2,25 meter.
- Sementara untuk bahan dagu dan tali, bisa menggunakan sisa potongan pola atasan.
Dari uraian tersebut jadi total panjang kain yang dibutuhkan untuk membuat satu set mukena dewasa model two piece minimal 3,75 sampai 4 meter (dengan lebar kain 115 cm atau 120 cm).
Tapi kalau anda ingin membuat atasan mukena yang agak panjang, membuat bawahan mukena yang lebih lebar, membuat atasan mukena menggunakan pet atau untuk mukena rempel (ruffle) maka panjang kain yang perlukan juga perlu ditambahkan lagi.
3. Menentukan Ukuran Mukena
Buat mukena sesuai ukuran badan anda agar mukena tersebut terasa lebih nyaman saat dikenakan. Pastikan pula bagian bawah mukenanya tidak kepanjangan atau kependekan.
- Untuk membuat mukena dewasa dengan model two piece, panjang atasan mukena bagian depan dapat dibuat 105 cm.
- Sementara ukuran mukena bagian belakang idealnya lebih panjang minimal 10 hingga 15 cm dari pada panjang mukena bagian depan.
- Ukur lingkar muka anda dengan meteran untuk menentukan seberapa besar lubang wajah pada mukena.
- Ukuran muka untuk orang dewasa idealnya berkisar 56 cm.
- Bila ukuran ini dibagi dua terhitung dari puncak mukena hingga dagu akan menjadi 28 cm.
- Khusus untuk bawahan mukena panjangnya bisa dibuat 116,5 cm dan lingkar roknya 150 cm.
4. Membuat Pola Mukena
Selesai menentukan ukuran mukena selanjutnya anda tinggal membuat pola mukena sesuai model yang anda inginkan. Pada mukena model two piece polanya sendiri secara umum tersusun atas dua buah pola, yakni berupa pola besar dan beberapa pola kecil.
- Pola besar pada mukena terdiri atas pola atasan dan bawahan mukena.
- Pola kecil pada mukena terdiri atas pola tali dan pola dagu.
Berikut gambaran singkat mengenai bentuk dan ukuran pola jadi yang dapat anda gunakan sebagai acuan dalam membuat mukena.
Pola Bagian Atas Mukena
Pola Bagian Bawah Mukena
Pola Bagian Dagu dan Tali Mukena
Pola mukena di atas merupakan pola mukena yang sudah diberi kelebihan ukuran untuk jarak kampuh dan kelim ± 1 hingga 1,5 cm. Untuk meminimalisir kesalahan yang tidak diinginkan, sebelum memotong pola jangan lupa lakukan pengecekan ulang ukuran pola mukena.
5. Meletakkan Pola di Atas Bahan
Pola mukena yang telah selesai dibuat selanjutnya dapat diletakkan di atas bahan yang telah dibentangkan dengan memperhatikan tanda-tanda pola seperti arah serat dan jumlah potongan pola.
- Lipat bahan kain menurut arah memanjang kemudian semat sisinya dan diberi pemberat agar posisinya tidak bergeser.
- Saat meletakkan pola mukena pastikan arah serat pada pola harus sejajar dengan tepi bahan, kemudian beri kampuh dan semat pola dengan jarum pentul.
- Letakkan pola tali, pola dagu serta bagian pola lainnya dari mukena.
6. Memotong Bahan Kain
Setelah menentukan ukuran dan membuat pola mukena sekarang saatnya bagi anda untuk memotong bahan kain dengan menggunakan gunting khusus kain.
- Mulailah memotong bahan yang paling dekat dengan tepi terlebih dahulu. Potong bahan kain mengikuti garis kampuh yang telah dibuat sebelumnya.
- Potong bahan kain dari bagian pola yang besar baru pola yang kecil seperti tali dan potongan bahan untuk bagian dagu.
- Supaya hasil guntingan yang didapatkan terkesan tampak rata dan halus gunakan gunting yang tajam.
Untuk memastikan bahwa proses pemotongan bahan kain yang anda lakukan berjalan dengan baik perhatikan pula beberapa hal penting sebagai berikut.
- Posisikan ibu jari anda pada lubang pegangan gunting yang kecil sementara empat jari lainnya pada lubang gunting yang lebih besar.
- Letakkan tangan kiri anda diatas bahan untuk menekan agar bahan tidak terangkat sementara tangan kanan memegang gunting dengan benar.
- Buka gunting kain lebar-lebar setiap kali anda memotong bahan kain agar tepi bahan yang digunting menjadi lebih rata.
- Usahakan agar bahan kain agar tidak terangkat atau diputar posisinya pada waktu dipotong.
7. Memindahkan Tanda Pola Pada Kain
Proses memindahkan tanda pola pada kain juga menjadi salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk untuk memudahkan pekerjaan seorang penjahit dalam menyatukan bagian-bagian pola sehingga nantinya pakaian yang hasilnya dapat dijahit dengan tepat.
- Tujuan dilakukannya proses ini yaitu untuk memberikan batas besaran kampuh pada kain serta memberi tanda batas pola pada kain.
- Karena keberadaan tanda pola mukena ini menjadi suatu hal yang sangat penting maka anda harus benar-benar teliti dalam memindahkannya.
8. Menjahit Mukena
Selesai melakukan pemotongan bahan, selanjutnya anda tinggal menjahit potongan-potongan bahan kain hingga menjadi sebuah mukena sesuai rancangan desain yang sudah anda buat sebelumnya.
a. Menjahit Bagian Dagu
Siapkan bahan untuk bagian dagu yang telah dipotong sesuai pola kemudian lipat bagian yang lebih panjang menjadi dua sama besar. Pastikan posisi kain bagian buruk kain saling berhadapan lalu jahit sepanjang tepi kainnya.
b. Membuat Tali
Jahit bahan kain untuk tali mukena kemudian masukkan karet elastis ke dalamnya.
- Lipat bahan kain secara memanjang dengan posisi bagian baik bahannya saling berhadapan kemudian jahit sepanjang tepinya sesuai garis kampuh.
- Jika sudah balik kain dengan loop turner lalu masukkan karet elastis berukuran 1 cm dengan panjang ± 25 cm.
- Tahan ujung-ujung tali dengan bantuan jarum pentul kemudian tindas dengan jahitan pada jarak ±1,5 cm dari masing-masing ujung tali kepala.
- Rapikan ujung tali mukena dengan memasukkan tiras kain ke dalam lubang selebar 0,5 cm.
c. Menjahit Atasan Mukena
Siapkan bahan atasan mukena yang sudah dipotong sesuai dengan pola kemudian jahit sesuai langkah-langkah berikut.
- Gabungkan dua sisi pinggiran kain mukena mengikuti garis kampuh dengan menyisakan sedikit lubang untuk kepala. Saat menjahit kampuh posisikan kain bagian baik saling berhadapan (kain bagian buruk menghadap ke luar).
- Pasangkan potongan bahan yang telah disiapkan untuk bagian dagu lalu jahit dengan bagian utama mukena.
- Obras seluruh tepi bahan mukena supaya lebih rapi kemudian selesaikan bagian dagu, lingkar wajah dan juga bagian bawah mukena.
- Jika sudah pasangkan pula tali mukenanya yang telah diberi karet elastis pada bagian lubang wajah mukena.
d. Menjahit Rok Mukena
Untuk menjahit bawahan mukena caranya kurang lebih sama seperti cara menjahit rok elastis.
- Jahit bahan kain untuk bawahan mukena hingga berbentuk seperti pipa kemudian obras bagian kampuhnya agar tampak rapi.
- Buat wadah untuk menempatkan tali elastis kemudian masukkan tali elastis ke dalamnya (sesuaikan panjang karet elstis dengan lingkar pinggang anda).
- Sebagai penyelesaian akhir lipat kecil bagian bawah rok mukena lalu tindas dengan mesin jahit.
Berikut perkiraan hasil ukuran mukena setelah selesai dijahit.
Hasil Jadi Atasan Mukena
Hasil Jadi Bawahan Mukena
Butuh mesin jahit dan mesin obras berkualitas dengan harga murah untuk membantu menyelesaikan proyek jahit anda?. Sahabat Fitinline bisa melihat-lihat dulu koleksi mesin jahit dan mesin obras dari kami.
9. Mengecek Hasil Jahitan
Cara membuat mukena selanjutnya, setelah kegiatan menjahit selesai dilakukan proses selanjutnya adalah inspeksi untuk mengecek ada tidaknya jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang tidak cocok dan benang yang kusut karena hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas mukena.
Beberapa ciri paling khas yang menandai bahwa sebuah mukena memiliki kualitas jahitan yang bagus diantaranya:
- Jahitan tampak halus dan rapi, tidak melenceng, tidak loncat dan tidak mengkerut.
- Semakin kecil stik yang digunakan maka semakin halus juga hasil jahitannya.
- Semakin banyak jumlah kerapatannya jahitannya maka semakin bagus kualitasnya.
- Obrasan pada tepi pakaian harus memiliki bentuk yang halus dan rapi serta warna benang yang disesuaikan dengan warna kain yang dijahit.
10. Pengepresan Mukena
Jika jahitan mukena sudah dirasa cukup baik dan tidak ada masalah bisa dilakukan penyelesaian akhir yakni dengan pengepresan. Cara mengerjakannya yaitu:
- Gunakan alat untuk mengepres bagian-bagian mukena.
- Pres lipatan mukena.
- Pres kampuh-kampuh mukena.
- Pres kelim mukena.
- Untuk memudahkan anda dalam melakukan pengepresan mukena gunakan alat bantu setrika bila memang sekiranya dibutuhkan.
Demikian pembahasan singkat mengenai cara mudah mendesain dan cara membuat mukena yang bisa anda praktekkan sendiri di rumah. Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak tentang tips dan trik seputar desain ataupun teknik menjahit lainnya yang tidak kalah seru simak terus artikel dari kami ya.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.