Merasa cukup familiar dengan blangkon, aksesoris kepala pria yang biasa dikenakan sebagai pelengkap pakaian tradisional Jawa?. Dibalik tampilannya yang sedemikian unik blangkon ternyata juga memiliki banyak fakta tersembunyi yang menarik untuk ditelusuri lho.
Beberapa point penting yang akan dibahas dalam artikel ini diantaranya:
Sekilas Tentang Blangkon
Blangkon merupakan sejenis aksesoris kepala pria yang dibuat dari batik dan biasa digunakan sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa.
Ditinjau dari asal bahasanya, nama blangkon sendiri konon berasal dari kata “blangko” yang berarti siap pakai. Sebab jauh sebelum ditemukan blangkon seperti sekarang ini para pria jaman dulu harus memakai kain iket yang dibentuk segitiga dan dililitkan di kepala.
Dari yang awalnya dibentuk dari lembaran kain, seiring dengan kemajuan zaman mulailah diciptakan iket kepala instan yang lebih praktis dipakai dan kemudian dinamai blangkon.
Selain dipakai laki-laki dewasa, blangkon juga dapat dipakai oleh remaja dan anak-anak pada berbagai acara. Tidak hanya terbatas pada acara formal seperti pernikahan dan upacara adat Jawa, namun blangkon bisa juga dipakai untuk acara lain yang lebih santai.
Fakta Menarik Blangkon
Berbicara mengenai blangkon lantas apa makna yang ada pada blangkon itu sendiri dan sejak kapan mulai digunakan sebagai item pelengkap fashion?. Untuk menjawab rasa penasaran anda berikut kami bagikan fakta tentang blangkon yang mungkin belum anda ketahui.
1. Bentuk Penghormatan
Blangkon menjadi salah satu aksesoris yang dibuat sebagai bentuk penghormatan terhadap kaum pria karena masyarakat Jawa kuno meyakini bahwa kepala seorang lelaki memiliki arti serius dan khusus.
2. Aturan Pembuatan Blangkon
Di masa lalu blangkon tidak bisa dibuat oleh sembarang orang karena terdapat penetapan pakem atau aturan tersendiri dan hanya seniman yang memiliki keahlian khusus yang boleh membuat blangkon.
- Salah satu aturan baku dalam pembuatan blangkon yang populer yaitu blangkon harus dibuat dari kain berbentuk persegi empat dengan ukuran 105 cm x 105 cm yang diberi nama kain iket atau kain udeng.
- Kain tersebut bisa berupa kain polos atau bermotif batik, yang dilipat, dililit dan dijahit sedemikian rupa hingga berbentuk mirip topi.
Lain halnya dengan blangkon modern atau blangkon permanen yang berkembang saat ini. Bahan kain yang dipakai untuk membuatnya justru jauh lebih sedikit, hanya setengah ukuran dari kain tersebut.
3. Standar Ukuran Blangkon
Blangkon memiliki standar ukuran tersendiri yang dapat diukur dari jarak antara garis melintang telinga kanan ke telinga kiri, melalui ubun-ubun kepala dan melalui dahi. Ukuran blangkon yang dijual dipasaran tersedia mulai nomor 48 dan paling besar bernomor 59.
4. Macam-Macam Blangkon
Dari segi desainnya sendiri aksesoris kepala pria yang populer dengan nama blangkon ini secara umum memiliki banyak sekali tipe, mulai dari blangkon Solo, blangkon Yogyakarta dan blangkon Banyumasan. Hal mendasar yang membedakan ketiganya yaitu:
- Blangkon Solo bagian belakangnya trepes atau datar.
Sumber : https://shopee.co.id/
- Blangkon Yogyakarta dilengkapi tonjolan / mondolan yang diibaratkan sebagai pengganti rambut pada kaum pria masyarakat Jawa.
Sumber : https://shopee.co.id/
- Blangkon Banyumasan motifnya lebih berwarna nan eksotis. Blangkon ini secara umum masih terbagi lagi menjadi dua model, yaitu wiriatmajan dan ginoan. Kedua jenis belangkon ini biasa dipakai masyarakat pada acara formal.
Sumber : https://shopee.co.id/
Sumber : https://shopee.co.id/
Kain yang digunakan untuk membuat blangkon Jogja cenderung berwarna putih sedangkan untuk blangkon Solo biasanya menggunakan kain batik dengan warna cenderung kecoklatan.
Pada bagian belakang blangkon terdapat pula kain di pinggir yang sering disebut jebeh. Jebeh dalam Bahasa Sansekerta berarti ujung dari ikat kepala. Bentuk jebeh mengikuti nama asal blangkon tersebut.
- Blangkon Solo memiliki jebeh berbentuk segitiga.
- Sementara blangkon Jogja memiliki jebeh seperti kupu-kupu.
5. Bentuk Pengendalian Diri
Memakai blangkon merupakan cara pria Jawa untuk selalu mengendalikan dirinya dari amarah atau emosi yang berlebihan.
Membuka penutup kepala di tempat umum zaman dulu dianggap sebagai pernyataan sikap penuh amarah dan permusuhan.
Rambut panjang yang dimiliki pria biasanya hanya akan diurai ketika di rumah atau sedang berperang.
6. Pengingat Ibadah Kaum Muslim
Masuknya ajaran Islam ke Jawa memberikan pengaruh pada pakem pembuatan blangkon, khususnya blangkon Jogja yang memiliki lipatan melingkar untuk menutupi kepala dan tonjolan di bagian belakang.
- Bagian atau bentuk blangkon ini mengandung makna yang cukup dalam.
- Lipatan yang menutupi kepala berjumlah 17 lipatan menandakan 17 rakaat dalam salat lima waktu.
- Mondolan yang di pasang di belakang kepala menjadi pengingat agar manusia tidak menutup mata terhadap sang kuasa dan selalu lurus menjalankan perintahnya.
- Sedangkan sisa kain di samping mondolan yang berjumlah 6 menjadi simbol rukun Iman dalam ajaran Islam.
Bagian belakang blangkon dari Solo identik dengan bentuknya yang datar karena ketika penganut agama islam memasuki Solo, rambut mereka telah di potong. Namun karena telah membudaya makanya mereka tetap memakai ikat blangkon.
7. Simbol Kalimat Syahadat
Blangkon memiliki dua ikatan di bagian belakang yang melambangkan dua kalimat syahadat dalam agama Islam. Kalimat syahadat ini merupakan janji yang wajib diucapkan oleh semua umat muslim.
- Kain di bagian belakang blangkon sebanyak 2 ikatan menandakan syahadat kepada Allah SWT dan syahadat kepada Rasulullah SAW.
- Kain di bagian belakang blangkon tersebut diikat menjadi satu kesatuan syahadatain dan diletakkan di tempat teratas / terhormat.
Filosofi yang bisa diambil yaitu bahwa apapun pemikiran dari kepala (akal pikiran) harus memperhatikan aturan Islam dan berlandaskan keimanan kuat terhadap Allah beserta Rasul-Nya.
8. Perubahan Fungsi Blangkon
Terkait dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, zaman dahulu blangkon hanya dipakai saat menghadiri acara khusus. Kalau sekarang, blangkon tidak hanya dipakai saat menghadiri acara formal tetapi bisa juga dipakai untuk acara lain yang lebih santai.
Kesimpulan
Demikian pembahasan singkat mengenai fakta menarik tentang blangkon yang penting untuk anda ketahui. Tak hanya difungsikan sebagai aksesori kepala semata, namun blangkon ternyata juga memiliki banyak makna dan nilai filosofis yang sangat mendalam ya.
Butuh bahan kain batik berkualitas untuk membuat blangkon dan berbagai model pakaian lain?. Sebagai bahan pertimbangan anda bisa melihat-lihat dulu koleksi Kain Batik yang kami miliki.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.