Article

Homepage Article Kain 12 Tahap Pembuatan Kain…

12 Tahap Pembuatan Kain Katun, Mulai Dari Kapas Sampai Menjadi Bahan Kain Siap Pakai

Punya banyak koleksi kaos, kemeja, blouse, rok dan celana yang dibuat dari bahan katun?. Mungkin banyak diantara anda yang tidak menyangka bahwa dibalik kainnya yang halus dan lembut ternyata proses pembuatannya sendiri lumayan cukup panjang. Kain katun ini juga ada banyak sekali jenisnya atau grade-nya.

Pengertian Kain Katun

Kain katun merupakan sejenis bahan kain yang diperoleh dari pengolahan buah tanaman kapas yang mempunyai nama latin Gossypium. Kain yang terbuat dari bahan kapas ini umumnya memiliki ciri yang sangat khas yakni bersifat menghangatkan di kala dingin dan mampu menyejukkan ketika dipakai di kala panas.

Kain Katun

Sumber : https://www.alibaba.com/

Sebagai bahan utama bahan katun, serat kapas sebenarnya tersusun atas serabut halus yang menyelebungi biji pada tanaman kapas. Kapas-kapas ini dipanen apabila buah kapas sudah mekar sempurna, cukup umur dan juga kering. Tanda lainnya warna kelopak berubah sawo matang dan juga rapuh saat dipegang.

Kain Katun

Sumber : https://www.indiamart.com/

Di seluruh dunia spesies tanaman kapas diperkirakan ada banyak sekali, tapi sayangnya tanaman ini konon hanya bisa hidup di daerah beriklim tropis maupun subtropis. Untuk menjamin kualitas kain yang dihasilkan beberapa jenis kapas terbaik yang biasa dijadikan sebagai bahan baku kain banyak diambil dari:

  • G. hirsutum, asli Meksiko, Amerika Tengah, Karibia dan Florida, menghasilkan 90% serat yang diperdagangkan.
  • G. barbadense, asli dari Amerika Selatan tropika.
  • G. arboreum, asli dari lembah Sungai Indus di Pakistan dan India.
  • G. herbaceum, asli dari wilayah Levantia (hulu Sungai Tigris).

Kain Katun

Sumber : https://www.topsimages.com/

Sebelum dipilin menjadi benang untuk kemudian diproses lebih lanjut ke dalam bentuk kain, tiap-tiap serat kapas hendaknya harus diproses terlebih dahulu untuk memisahkannya dari kotoran, serat yang panjang dan serat yang pendek, hingga akhirnya menjadi bahan baku yang siap diproses menjadi berbagai jenis kain. 

Kain Katun

Sumber : https://www.trustedclothes.com/

Meskipun kini kapas sangat popular sebagai bahan pembuatan pakaian dan menjadi komoditi yang penting dalam dunia konveksi, namun konon budidaya tanaman kapas sudah dilakukan sejak 4000 tahun sebelum masehi. Bangsa-bangsa seperti India, Mesir dan China menjadi bangsa yang merajai pasar perdagangan kapas sejak dahulu kala.

Kain Katun

Sumber : https://www.superiorthreads.com/

Dilihat dari panjang seratnya, jenis serat kapas yang dihasilkan darti tanaman kapas pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni berupa:

  • Serat kapas panjang, termasuk pada golongan ini ada serat kapas dari Mesir.
  • Serat kapas medium, termasuk pada golongan ini ada serat kapas dari Amerika.
  • Serat kapas pendek, termasuk pada golongan ini ada serat kapas dari India.

Bergantung pada serat yang digunakan untuk membuatnya, bahan katun yang dihasilkan dari setiap pabrik kain umumnya memiliki karakteristik tersendiri dan biasanya memiliki tingkat kehalusan yang berbeda-beda. Karena perbedaan karakteristik itulah harga kainnya pun juga berbeda-beda.

Proses Pembuatan Kain Katun

Berlanjut ke proses pembuatan kain katun, jadi untuk menghasilkan kain katun yang berkualitas kapas sebelumnya harus diproses terlebih dahulu dengan cara-cara khusus. Proses pertama yaitu kapas dipintal menjadi benang setelah itu benang akan ditenun untuk dijadikan dalam lembaran kain.

Untuk membuat kain katun secara tradisional mula-mula dilakukan pemetikan buah kapas yang sudah memenuhi syarat untuk dipanen, kemudian buah kapas tersebut dijemur di bawah sinar matahari. Setelah beberapa hari kapas itu kering baru biji kapas dipindahkan dari kapas baru kapas itu bisa dipintal menjadi benang.

  • Secara tradisional benang dibuat dengan alat sederhana dengan prinsip menarik serat, mensejajarkan dan memberikan puntiran atau pilinan yang berfungsi untuk menyatukan serat, sehingga memberikan kekuatan  benang.
  • Pembuatan benang  secara  tradisional  masih  dikerjakan  di  beberapa  daerah  di Indonesia  untuk  pembuatan  kain  tradisional,  tetapi  mutu  benang  yang  dihasilkan  tidak  rata  dan kekuatannya rendah, sehingga biasanya hanya dapat ditenun dengan alat tenun tradisional tertentu.  
  • Di  beberapa daerah  benang  kapas tersebut  dibuat  kain  dengan  alat  tenun  bukan  mesin  (ATBM) dan  hasil  kainnya  dianggap sebagai barang kerajinan atau kriya tekstil yang memiliki nilai seni tersendiri.

Jika dahulu proses pembuatan kain dari kapas harus dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang lama namun sekarang ini proses pemintalan kapas menjadi benang, penenunan benang menjadi kain dan pembuatan kain menjadi pakaian semuanya bisa dilakukan dengan teknologi canggih.

Untuk mengetahui secara detail proses pengolahan kapas hingga menjadi kain anda bisa menyimak penjelasan berikut ini.

1. Proses awal pembuatan bahan katun diawali dengan pemetikan buah kapas yang sudah matang. Proses pemetikan bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin.

  • Kelebihan dari memetik manual maka bisa memilih buah kapas mana yang sudah matang atau belum.
  • Namun jika menggunakan mesin maka tidak bisa memilih buah kapas mana yang sudah matang atau belum.

2. Selesai dipanen kapas selanjutnya dipisahkan dari bijinya, proses pemisahan tersebut dikenal dengan nama proses gaining. Untuk proses ini kapas yang sudah dikumpulkan kemudian disesdot ke dalam tabung untuk dimasukkan ke dalam mesin pengering agar kelembaban kapas dapat berkurang.

Kapas yang bagus adalah kapas yang memiliki tingkat kelembaban rendah. Untuk kapas-kapas yang masih bercampur dengan daun maupun tangkai maka akan dipisahkan atau dibersihkan dulu pada tahap ini.

3. Setelah melewati proses pemisahan, kapas selanjutnya dipadatkan menjadi bal-bal kapas yang kemudian akan digunakan saat pemintalan. Bal kapas yang masuk pada gudang penyimpanan kapas harus dicatat merek maupun beratnya dan disusun sesuai dengan merek masing-masing.

Penyimpanan bal kapas dalam gudang harus disusun dengan mengingat prinsip:

  • Hemat dalam pemakaian ruangan.
  • Susunan harus rapi dan tidak mudah roboh.
  • Mudah dalam pengambilan.
  • Pengelompokkan didasarkan atas merek.
  • Harus ada standar jumlah tumpukan.
  • Ada ruang yang cukup lebar untuk gerakan forklif.

Untuk mengambil bal kapas yang sudah tersimpan di gudang biasanya akan dipilih bal kapas yang sudah lebih dulu ada di gudang. Jumlah dan mutunya tinggal disesuaikan dengan permintaan pasar.

4. Bal-bal kapas yang hendak diproses lebih lanjut kemudian dimasukkan kedalam mesin pemetik atau picker. Kapas-kapas yang padat kemudian dilonggarkan terlebih dahulu dengan tongkat pemukul agar serat-serat kapas bisa lebih halus atau lembut. Kapas-kapas yang sudah lembut kemudian disebut dengan lap.

5. Berlanjut ke proses berikutnya yaitu proses carding. Dalam proses ini jenis serat yang berbeda dapat disatukan untuk menghasilkan tekstur kain yang diinginkan. Misalnya serat kapas dicampur dengan serat sutera atau jenis serat yang lain untuk menghasilkan kain katun yang memenuhi spesifikasi tertentu.

6. Proses selanjutnya merupakan proses combing untuk memisahkan serat-serat yang lebih pendek. Tujuan utama dari proses carding ini yaitu agar benang yang dihasilkan nantinya bisa lebih kuat. Pada tahap ini hasil akhir kapas yang telah diolah akan membentuk untaian panjang yang biasanya disebut sliver (kerat).

  • Agar serat dapat dipintal maka serat harus memenuhi persyaratan panjang, kehalusan, gesekan permukaan dan kekenyalan serat.
  • Serat yang panjang dengan sendirinya akan mempunyai permukaan yang lebih luas, sehingga gesekan diantara serat-seratnya juga lebih besar. Untuk memudahkan pengolahan pada mesin, panjang serat paling sedikit 10 mm.
  • Gesekan permukaan serat mempunyai pengaruh yang besar terhadap kekuatan benang. Makin bertambah baik gesekan permukaannya, kemungkinan tergelincirnya serat yang satu dengan yang lain makin berkurang.
  • Serat yang baik harus memiliki kekenyalan sehingga pada waktu serat mengalami tegangan tidak mudah putus.

7. Masuk ke tahap selanjutnya yakni proses penarikan atau drawing. Pada tahap ini kapas yang berbentuk untaian atau sliver akan digabungkan menjadi untaian (roving) serat kapas yang tebal. Kemudian dua roving akan diproses menjadi benang. Proses tersebut merupakan tahap spinning (pemintalan).

8. Ketika benang dari kapas sudah jadi maka tahap selanjutnya dilakukan proses soft winder atau yang biasa disebut dengan penggulungan benang yang disertai proses pencelupan benang. Proses ini akan memberi warna pada benang sesuai yang diinginkan.

Pada proses pencelupan yang satu ini, benang yang telah digulung atau melalui proses soft winder tadi akan dicelupkan guna menghasilkan beragam warna. Setelah pencelupan berhasil dilakukan, benang harus segera dikeringkan.

9. Benang yang sudah diwarnai selanjutnya siap untuk ditenun atau dipintal, proses ini dinamakan weaving. Proses ini diawali dari mempersiapkan benang dalam seksi persiapan hingga terbentuk anyaman benang yang siap masuk mesin tenun, selanjutnya diproses dalam mesin tenun.

10. Berlanjut dari proses weaving atau menenun kain selanjutnya dilakukan proses shiage. Proses ini merupakan bagian dari proses pemeriksaan setelah kain ditenun dengan sempurna. Tujuan dilakukannya shiage yaitu untuk menentukan grade dari tiap kain-kain yang dihasilkan.

11. Langkah terakhir dalam proses pembuatan kain katun yaitu tahap finishing, bisa dengan scouring, bleaching dan mercerized.

  • Scouring merupakan sebuah proses pencucian kimia yang dilakukan pada kain katun. Tujuan utamanya untuk menghilangkan lilin alami dan kotoran non-serat (misalnya sisa-sisa fragmen biji) dari serat dan setiap benda asing yang bersifat mengotori kain.
  • Bleaching atau pemutihan dimaksudkan untuk meningkatkan derajat putih kain katun dengan menghapus warna alami dan sisa kotoran dari kapas, tingkat pemutihan yang diperlukan sangat ditentukan oleh tingkat keputihan yang diharapkan.
  • Proses mercerized atau merserisasi merupakan perawatan khusus untuk kain kapas atau katun yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas kain katun, membentuk warna kain supaya matang, bagus dan tidak luntur. Prinsip kerja yang diterapkan pada proses mercerized atau merserisasi yaitu:
    • Menambah daya serap bahan kain katun terhadap zat warna terutama zat warna reaktif (reactive dyes).
    • Menambah kekuatan tarik kain katun.
    • Menambah daya kilap bahan katun dan kenampakan kain katun.
    • Meningkatkan stabilitas dimensi kain, membuat pegangan kain menjadi lebih kaku dan membuat kain mengkeret kira-kira 15-20%.

12. Sampai disini proses pengolahan kapas hingga menjadi kain bisa dikatakan sudah selesai. Namun sebelum semuanya terlebih dahulu kain akan melalui proses penggulungan dan pengepakan kain.

Ketika dijual dipasaran biasanya panjang kain dalam satu roll atau satu gulungan sudah memiliki standar khusus yang tidak berubah-ubah. Setelah semua proses diatas selesai dilakukan maka selanjutnya kain bisa dipasarkan dan digunakan sebagai bahan untuk membuat kaos, kemeja, blouse, rok dan celana.

Untuk jenisnya sendiri, beberapa contoh kain yang biasa dibuat menggunakan serat kapas atau cotton diantaranya:

1. Jenis katun yang sering digunakan untuk bahan kaos yaitu kain katun combed, kain katun carded dan kain katun bamboo yang lebih ramah lingkungan.

2. Kain yang dihasilkan dengan mengkombinasikan serat katun dan serat lain yaitu katun silk, katun rayon dan katun stretch.

  • Kain katun silk merupakan jenis kain yang diperoleh dari campuran serat sutera dan serat katun. Ciri paling khas yang membedakan kain katun silk dengan jenis katun yang lain yaitu:
    • Kain katun silk memiliki tekstur yang licin khas sutra.
    • Tetap adem dikenakan dan tidak gerah.
    • Permukaanyan terasa lembut, halus dan kuat.
    • Kain katun silk terasa sangat ringan tapi kualitasnya kuat dan tahan lama.
  • Kain katun rayon pada umumnya banyak digunakan untuk bahan busana muslim. Ciri paling khas yang membedakan kain katun rayon dengan jenis katun yang lain yaitu:
    • Kain katun rayon cenderung udah kusut.
    • Terasa adem saat digunakan.
    • Tekstur bahannya licin dan ringan.
    • Kualitas dan daya serapnya sedang.
  • Kain katun stretch termasuk ke dalam jenis kain yang bisa meregang atau melar karena memiliki kandungan spandek didalamnya. Kain katun stretch ini umumnya banyak digunakan sebagai bahan legging hingga pakaian dalam wanita.

3. Kain jenis katun yang digunakan untuk bahan kemeja yaitu kain katun biasa, kain katun fannel, kain katun oxford dan kain katun fantasi denim.

  • Kain katun biasa disebut dengan nama demikian karena kualitas dan harganya memang paling murah diantara jenis katun lainnya. Ciri paling khas yang membedakan kain katun biasa dengan jenis katun yang lain yaitu:
    • Cenderung memiliki motif yang bermacam-macam.
    • Pada gulungan dan pinggir kain tidak ada kode warna.
    • Kualitas daya serap keringatnya mencapai level sedang, tergantung pada prosentase kadar kapas di dalamnya.
  • Kain katun flannel merupakan kain katun yang permukaannya berbulu karena melalui proses penyikatan. Jenis kain ini sangat cocok untuk dibuat kemeja kasual yang modis dan trendy.
  • Kain katun oxford merupakan merupakan jenis kain katun yang menggunakan jalinan/tekstur oxford (tekstur rata). Kain jenis ini dangat cocok untuk kemeja, seragam kantor maupun seragam sekolah.
  • Kain katun fantasi denim merupakan kain yang mempunyai tektur/motif menyerupai kain denim. Jenis kain ini mempunyai sifat yang halus, lembut dan tahan lama sehingga bisa dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama.

4. Jenis katun lainnya ada kain katun lawn, kain katun ima, kain katun toyobo dan kain katun jepang.

  • Kain katun lawn merupakan salah satu jenis kain tekstil yang diproses dari benang kapas terbaik. Karena benang atau serat kapasnya diproses dengan cara disisir jadi kain yang dihasilkan tampak lebih lembut dan sedikit berkilau.
  • Katun ima merupakan sejenis kain katun polos yang memiliki karakteristik halus, rapi, dan dingin sehingga sangat cocok dipakai sebagai bahan utama pembuatan busana muslim dan muslimah.
  • Kain katun toyobo merupakan salah satu jenis kain katun dengan tekstur yang halus dan lembut. Ciri paling khas dari katun toyobo yaitu memiliki karakteristik sedikit lebih tebal, lebih jatuh dan cenderung glossy.
  • Kain katun Jepang merupakan sejenis bahan kain tekstil yang dikenal memiliki tekstur yang halus, relatif lembut, ringan, dan tidak berbulu karena terbuat dari 100% bahan organik tanpa ada campuran bahan sintetis lainya.

Demikian pembahasan singkat mengenai proses pembuatan kain katun mulai dari yang semula berupa kapas hingga terbentuk lembaran kain yang berkualitas. Kalau sahabat Fitinline ingin membuat pakaian tapi masih bingung harus membeli kainnya dimana anda bisa melihat-lihat dulu koleksi kain kami Di Sini.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.