Selain difungsikan sebagai pelengkap gaya busana, keberadaan syal kotak-kotak bernama krama yang biasa dikenakan oleh masyarakat Khmer rupanya menjadi satu aspek penting dalam budaya di Kamboja. Syal tersebut dapat digunakan sebagai handuk, sarung untuk mempercantik penampilan, untuk menggendong bayi, serta melindungi tubuh dari paparan sinar matahari. Krama juga dapat diubah menjadi boneka untuk mainan anak-anak.
Sumber : http://ousaphealim.blogspot.gr
Masuknya pengaruh Hindu pada masa transisi dari era Funan ke era Angkor rupanya turut membawa pengaruh yang cukup besar terhadap pakaian Khmer, dimana orang-orang Kamboja lebih menyukai Sampot dan Sarong Kor (perhiasan) yang merupakan simbol agama Hindu. Sampot sendiri merupakan kain tradisional yang berasal dari Kamboja. Jenis sampot yang cukup populer yaitu berupa sampot phamuong yang digunakan oleh orang Thai pada abad ke-17.
Sumber : http://tuadulich.org
Ketika agama Buddha masuk ke Kamboja, orang-orang Khmer mulai beralih mengenakan blus, kemeja, dan celana yang tentunya disesuaikan dengan gaya Khmer. Orang Khmer, termasuk rakyat dan keluarga kerajaan mulai berhenti mengenakan pakaian bergaya Hindu dan mulai mengadopsi syal yang telah diberi dekorasi. Style ini populer pada periode Udong.
Sumber : http://www.angkorfocus.com
Dalam setiap kesempatan beberapa pria dan wanita Khmer selalu memakai pakaian bergaya religius, hal ini ditandai dengan dikenakannya kalung yang dihiasi bandul Buddha. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga diri dari roh jahat dan membawa keberuntungan. Sejak periode Udong, keluarga kerajaan selalu mempertahankan kebiasaan mereka dalam berpakaian.
Sumber : http://galleryhip.com/
Para wanita kamboja selalu mengenakan penutup bahu tradisional yang disebut sbai atau rabai kanorng. Sementara para penari biasa mengenakan kerah yang disebut sarong kor di sekitar leher. Untuk menyempurnakan penampilan ditambahkan pula penggunaan sabuk yang diisi batu mulia, serta perhiasan lain seperti anting-anting, sepasang gelang, dan hiasan pada mata kaki.
Sumber : http://keoammata.free.fr/
Yang terpenting, mereka selalu mengenakan gaun unik yang disebut sampot sara-bhap. Gaun ini terbuat dari kain sutra yang dijahit dengan menggunakan benang emas atau perak, sehingga tampilannya terkesan begitu mengkilap dan berkelip-kelip saat digunakan untuk menari.
Sumber : http://www.wandering-threads.com/
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.