Article

Homepage Article Cara Menjahit Proses PPM (Pre Production…

Proses PPM (Pre Production Meeting) Dalam Industri Garmen

Di sebuah perusahaan ataupun bisnis yang bergerak di bidang apapun tidak luput dengan yang namanya PPM atau Pre Production Meeting. Proses PPM ini sangat berperan penting baik di dunia kerja, sekolah/kuliah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya PPM ini tentu saja akan meminimalisir kesalahan sebelum melakukan produksi ataupun melakukan kegiatan. Jika di kehidupan sehari-hari ini bisa dicontohkan saat kamu dengan teman-teman kamu sedang merencanakan suatu kegiatan sehingga untuk memperlancar acara tersebut kamu dengan teman-teman mengadakan meeting bersama. Mau tau bagaimana proses PPM dalam industri garmen ? Yuk simak terus artikel ini untuk lebih detailnya mengenai proses PPM dalam industri garmen.

Beberapa poin yang akan kita bahas mengenai Proses PPM (Pre Production Meeting) Dalam Industri Garmen, diantaranya sebagai berikut:

Sekilas Definisi Mengenai  PPM (Pre Production Meeting) Dalam Industri Garmen

Di Industri garmen proses Pre-Production Meeting (PPM) merupakan  proses awal sebelum produksi akan dimulai. Saat PPM ini berlangsung akan ada banyak hal yang akan dibahas di dalamnya mulai dari fabric, measurement, mekanik, dll. Di  dunia indsutri garmen, pemenuhan akan quality dan kuantias adalah hal yang utama. Selain menjaga quality produk tetap bagus, pemenuhan kuantiti adalah kewajiban dari pabrik tersebut agar dapat mencapai target sesuai dengan SOP. Terlebih jika pabrik tersebut sudah memasuki perdagangan dalam skala internasional, kedua hal tersebut merupakan kewajiban pokok. Di industri garmen ini akan mendapatkan order dari Buyer dengan bantuan dari tim marketing / sales. Seorang marketing mempunyai tugas untuk mencari dan mengembangkan produk yang kemudian ditawarkan kepada Buyer dan nantinya akan menjadi orderan ke industri garmen tersebut. Selain dari marketing nanti juga akan di handle oleh merchandiser.

Sebelum melakukan kegiatan PPM di pabrik, sebelumnya divisi marketing sudah melakukan meeting dengan buyer terlebih dahulu untuk membahas mengenai produk yang akan dijadikan suatu order di industri garmen tersebut. Biasanya untuk PPM yang dilakukan oleh divisi marketing dengan buyer ini akan membahas mengenai garmen styling, jumlah kuantiti ordernya, size dan colornya, serta tujuan ekspornya (Destination).

Selain divisi marketing yang berperang penting sebelum melakukan PPM ada divisi merchandiser yang terdiri dari beberapa personal sesuai dengan kebutuhan. Tugas merchandiser di pabrik tersebut adalah berkomunikasi dengan tim marketing mengenai segala bentuk informasi dari order tersebut. Informasi yang disampaikan dari tim marketing melalui merchandiser tersebut. Tugas dari merchandiser ini adalah menyampaikan segala informasi mengenai order style tersebut. Sangat penting untuk menyampaikan informasi yang benar, terkadang penyampaian informasi bisa berbeda tergantung tingkat pemahaman dari masing masing personal.

PPM Garmen

Sumber : https://pendidikangarment.blogspot.com/

Beberapa Divisi Yang Terlibat Dalam PPM (Pre Production Meeting) Di Industri Garmen

Saat PPM (Pre Production Meeting) berlangsung di industri garmen ini akan melibatkan beberapa divisi dikarenakan akan meminimalisir kesalahan saat produksi berlangsung baik dari proses sewin, pattern, mekanik, cutting , dll. Kegiatan PPM ini berfungsi untuk menyatukan dan menyamakan visi misi produk baru, dan kegiatan ini bisa membuat semua orang yang terlibat dalam proses produksi care / prihatin tentang proses produksi nantinya. Pertemuan ini membantu menghilangkan kesalahpahaman tentang produk dan masalah lainnya. Selain itu membantu untuk membangun hubungan yang kuat antara agen pembeli & karyawan pabrik. Meeting kelompok membantu meningkatkan produksi. Adapun metode pertemuan PPM (Pra Production Meeting) yang biasanya diterapkan di industri pakaian adalah dengan mengatur tempat pertemuan dan mengumpulkan semua orang yang mewakili per department. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan semua informasi tentang proses produksi dan membahas work sheet dari Buyer supaya berstandar sesuai dengan permintaan.

Berikut divisi-divisi yang terlibat dalam PPM (Pre Production Meeting), sebai berikut:

  1. Pattern Maker, bertugas untuk memimpin PPM dan menyampaikan styling garmen tersebut, interlining yang digunakan, quantity button sesuai dengan ketentuan buyer, jumlah pattern jika order washing, menyampaikan comment yang tertulis pada form pilot dan pps, memeriksa pakaian antara pps sample dengan pilot sample tidak ada perbedaan dari stylingnya, jenis interlining, dan  quantity bahan pelengkapnya dan sesuai dengan permintaan buyer
  2. FCQA, bertugas untuk mencatat semua hasil PPM, dan memberikan solusi saat terdapat kesalahan ataupun kesalahpahaman,  memeriksa pakaian antara pps sample dengan pilot sample tidak ada perbedaan dari stylingnya, jenis interlining, dan  quantity bahan pelengkapnya dan sesuai dengan permintaan buyer
  3. QC Sewing, bertugas untuk memeriksa pakaian antara pps sample dengan pilot sample tidak ada perbedaan dari stylingnya, jenis interlining, dan  quantity bahan pelengkapnya dan sesuai dengan permintaan buyer, meneliti kembali saat divisi lain menyampaikan tugasnya apakah sudah sesuai atau belum.
  4. Mekanik, bertugas untuk menyampaikan jenis mesin-mesin yang digunakan saat produksi baik mesin jahit, sepatu jahit, folder yang digunakan saat menjahit disesuaikan dengan ukuran interlining,
  5. Cutting, bertugas menyampaikan kedatangan fabric atau Inhouse fabric, Interlining yang digunakan dengan jenis apa dan warna apa, menyampaikan persentase shading pada fabric, persentase bowing atau skewing fabric tersebut.
  6. Finishing, bertugas untuk menyampaikan comment-comment hasil folding pada garmen pilot dan diskusi bersama agar tidak ada masalah saat jalan bulk produksi
  7. GGT, menyampaikan marker yang digunakan oneway atau two way, menyampaikan centerlain bagian front, menyampaikan kematchingan pada collar , cuff , yoke dan front.
  8. Sewing/ Spv Sewing,  bertugas untuk memeriksa pakaian antara pps sample dengan pilot sample tidak ada perbedaan dari stylingnya, jenis interlining, dan  quantity bahan pelengkapnya dan sesuai dengan permintaan buyer, menyampaikan kepada team jika mengalami kesusahan pada saat proses sewing sehingga nantinya akan berdiskusi bersama untuk mendapatkan solusi agar mempermudah proses sewing
  9. IE, bertugas menyampaikan quantity dan shipment orderan tersebut, mencatat semua hal yang disampaikan oleh divisi saat meeting terutama divisi mekanik.
  10. Plaining Production, bertugas untuk mengatur jadwal PPM (Pre production Meeting) dan share ke semua divisi yang bersangkutan mengunakan undangan yang dikirim melalui email ataupun dikasih secara langsung kepada divisi tersebut. Undangan tersebut meliputi tanggal dan jam meeting, jumlah quantity orderan, shipment orderan tersebut, model-style dan warna untuk garmen tersebut disetiap PO (purchase order)
  11. QC Cutting,  bertugas untuk menyampaikan centerlain bagian front, menyampaikan kematchingan pada collar , cuff , yoke dan front.

Hal-Hal Yang Harus Disiapkan Sebelum Melakukan PPM Di Industri Garmen

Ada beberapa hal yang harus disiapkan sebelum melakukan PPM dan jika ada kekurangan merchandiser harus follow up dan meminta kepada Vendor. Adapun hal hal yang harus disiapkan sebelum melakukan PPM (Pre Production Meeting)  adalah sebagai berikut:

1. Work Sheet

Work Sheet atau lembar kerja adalah suatu panduan dan acuan kerja untuk masing masing style yang diberikan Buyer kepada factory untuk dipergunakan. Tujuan work sheet ini adalah sebagai lembar kerja sesuai dengan permintaan Buyer, artinya factory yang menjalankan style tersebut harus mematuhi dan mengikuti cara kerja Buyer melalui work sheet tersebut. Biasanya hal hal yang tercantum dalam work sheet ini adalah size break down, accesories detail list, sewing detail, placement embro/print, tech pack, approval fabric, approval trims, approval embro/print, print/embro sheet, washing sheet.

PPM Garmen

Sumber : https://www.thaisonspgarment.com/

2. Report Fabric

Fabric adalah bahan baku utama jadi harus mendapatkan perhatian khusus. Issue fabric harus segera dikonfirmasikan. Fabric report biasanya mencakup quality fabric (Defect, Bowing, Skewing), ada perbedaan dengan approval apa tidak, plan dan kuantiti kedatangan fabric, color apa saja, washing apa tidak, shade band, blanket test, gramasi, shrinkage test, issue fabirc, dan report lainnya yang berhubungan dengan fabric.

3. Report Accesories & Trims

Accesories dan trims juga harus memiliki report tersendiri. Apa saja accesories dan trim yang digunakan, plan dan kuantiti kedatangan, issue mengenai keduanya, ada perbedaan dengan approval atau tidak, dan report lainnya mengenai accesories dan trims tersebut.

4. Approved Sample

Approved sample adalah item pokok yang harus ada ketika melakukan PPM. Karena ini adalah sample yang sudah diapproved oleh Buyer dan dijadikan acuan oleh industri garmen untuk jalannya produksi

5. FPS/PPS Sample (Factory PP Sample)

Factory PP sample adalah sample yang dibuat oleh factory berdasarkan PP sample yang diterima. Sample ini berfungsi untuk panduan dalam proses produksi nantinya. FPP Sample merepresentasikan bahwa factory sanggup membuat sample sesuai dengan yang diinginkan oleh Buyer. Proses proses dalam pembuatan FPP sample akan dijelaskan dalam PPM.

6. Size Set Sample

Sesuai dengan namanya Size Set Sample dibuat dengan berbagai size yang mewakili masing masing ukuran garmen. Hal itu bertujuan untuk mengetahui spec semua size dan bagaimana bentuk constructionnya.

Demikian pembahasan singkat mengenai Proses PPM (Pre Production Meeting) Dalam Industri Garmen . Semoga setelah membaca artikel ini sahabat Fitinline jadi makin tahu dan menambah wawasan seperti pentingnya proses PPM di sebuah industri garmen maupun segala bisnis yang bergerak di bidang apapun.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.