Seoul International Drama Awards 2018 baru saja digelar pada hari Senin kemarin tanggal 3 September 2018 di KBS Hall, Seoul, Korea Selatan. Dalam acara tersebut tampak pula selebriti tanah air Tatjana Saphira yang hadir untuk menerima penghargaan Asian Star Prize atas prestasinya di dunia seni peran.
Sumber : https://www.instagram.com/tatjanasaphira/
Meski terkesan simple Tatjana berhasil tampil memukau dengan dress panjang berwarna dasar hitam. Usut punya usut tenyata dress yang dikenakan oleh Tatjana tersebut ternyata bukan dress biasa lho. Pada malam itu Tatjana Saphira mengenakan gaun dengan motif tenun Sumba rancangan desainer kondang bernama Biyan.
Sumber : https://www.instagram.com/tatjanasaphira/
Gaun dengan paduan bahan sheer yang menonjolkan motif tenun Sumba ini sebelumnya pernah dipamerkan pada awal tahun 2017 dalam peragaan bertajuk Humba Hammu, dengan makna Sumba yang cantik. Sangat sesuai dengan filosofi motif tenun sumba yang unik dan memiliki makna tersendiri.
Sumber : https://www.gettyimages.com/
Tidak jauh berbeda dengan kain tradisional Indonesia yang dibuat secara manual, proses pembuatan kain tenun Sumba bisa dikatakan sangat panjang tergantung tingkat kesulitan corak dan pilihan warna yang digunakan untuk membuat tenun tersebut. Harga yang ditawarkan untuk selembar kain tenun ini pun konon terbilang cukup tinggi.
Pembuatan Kain Tenun Sumba
Sebenarnya bukan tanpa alasan mengapa kain tenun Sumba dijual dengan harga tinggi. Sebab dalam proses produksi kain tenun Sumba pengrajin harus melewati 42 langkah termasuk membuat pewarna secara alami dan mewarnai kain secara manual.
- Tenun Sumba umumnya dibuat menggunakan bahan dan pewarna alami. Untuk membentuk motifnya, benang-benang diikat menggunakan daun gewang, yakni semacam daun palem, agar warna pada motif berbeda dengan warna dasar.
- Bahan yang dimanfaatkan sebagai pewarna kain tenun kebanyakan diambil dari akar mengkudu untuk mendapatkan warna merah, biru dari nila, cokelat dari lumpur, dan kuning dari kayu.
- Setiap penenun memiliki resep khusus untuk pewarnaan dan mereka pun saling merahasiakannya satu sama lain. Jadi meski dibuat dalam satu lingkungan yang sama belum tentu kain yang dihasilkan juga sama.
- Selain menenun dan membuat motif, ada tahapan dimana kain harus diangin-anginkan selama sebulan sebelum dicelup dalam minyak kemiri. Ada juga tahapan menyimpan kain dalam keranjang tertutup untuk mematangkan warnanya.
Dengan proses pembuatannya yang rumit maka tidak heran kalau untuk membuat satu helai kain tenun Sumba saja para pengrajin bisa menghabiskan waktu setidaknya enam bulan atau bisa lebih.
Sumber : https://beritagar.id/
Motif Tenun Sumba
Setiap motif yang diaplikasikan pada kain tenun Sumba secara keseluruhan memiliki makna atau arti khusus salah satunya mengisahkan tentang leluhur mereka.
- Motif kuda menggambarkan kepahlawanan, keagungan, dan kebangsawanan karena kuda adalah simbol harga diri bagi masyarakat Sumba.
- Motif buaya atau naga menggambarkan kekuatan dan kekuasaan raja.
- Motif ayam melambangkan kehidupan wanita dan motif burung, umumnya kakatua, melambangkan persatuan.
Selain dihias oleh sejumlah motif tersebut ada juga beberapa motif lain seperti motif mahang atau singa, rusa, udang, kura-kura, dan hewan lain pada kain-kain yang kuno.
Sumber : http://ywcan.org/
Pemanfaatan Kain Tenun Sumba
Bila sebagian masyarakat umum hanya melihat kain tenun Sumba sebagai kain yang cantik untuk membuat busana, maka berbeda dengan warga Sumba itu sendiri. Mereka menjadikan kain tenun sebagai kain penutup, pembungkus bahkan pengawet jenazah sehingga jasadnya tidak akan mudah membusuk.
Sumber : https://bayuwinata.wordpress.com/
Sesuai dengan nilai seni, budaya dan proses pembuatannya yang juga tidak mudah rasanya sangat tepat ya kalau kain tenun Sumba tersebut di kategorikan ke dalam kain yang bernilai tinggi.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.