Handkerchiefs atau lebih populer dengan nama sapu tangan merupakan selembar kain berbentuk persegi yang umumnya digunakan untuk menutup mulut ketika sedang bersin atau batuk, membersihkan tangan, dan membersihkan mulut. Bentuknya yang kecil mejadikan handkerchiefs sangat praktis untuk dimasukkan kedalam tas atau saku sehingga mudah dibawa kemana-mana. Sapu tangan ini dapat dikenakan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa serta penderita sinusitis dan beberapa penyakit pernapasan lainnya.
Sumber : http://www.wikihow.com/
Berdasarkan tulisan yang tertera dalam catatan harian rumah tangga kerajaaan Inggris (household rolls), raja Richard II disebut-sebut sebagai orang pertama yang menggunakan handkerchiefs untuk membersihkan hidungnya. Meski sebenarnya keberadaan saputangan tersebut sudah pernah disingung dalam karya syair yang diciptakan oleh Catulus pada masa 85-87 SM. Alat pengusap keringat yang mulanya dibuat dari jalinan rumput ini, selanjutnya mulai diciptakan dari kain linen pada awal abad pertama sebelum masehi.
Sumber : http://www.talkmen.com/
Bagikan inspirasi desainmu Disini! Dan temukan kawan-kawan baru.
Memasuki abad ke-14, masyarakat Eropa mulai menggunakan handkerchiefs sebagai pelengkap gaya berbusana. Ide ini pertama kali muncul dari seorang wanita Italia bernama Venesia yang memotong rami berbentuk bujur sangkar kemudian menghiasi tepiannya dengan renda. Meski terbilang sangat sederhana, namun pada masa tersebut handkerchiefs diperlakukan dengan sangat istimewa sebagai sarana untuk bertegur sapa oleh masyarakat kelas atas di lingkungan setempat.
Sumber : http://www.battenburglace.com/
Sumber : http://lacycrochet.blogspot.com/
Mempunyai karya design? Pajang karyamu Di sini!
Pada perkembangan berikutnya handkerchiefs kemudian menyebar luas ke wilayah Prancis. Dibawah pemerintahan raja Henry II para bangsawan Perancis mulai mengenakan handkerchiefs dari kain mahal yang dihiasi dengan bordir sehingga menjadikannya terkesan lebih mewah dan menarik. Masuknya cerutu ke wilayah Eropa pada abad ke-17, kemudian mendorong berkembangnya handkerchiefs berukuran besar dengan warna gelap untuk menghapus noda noda cokelat di hidung yang sangat mengganggu penampilan.
Sumber : http://www.thecoolist.com/
Sumber : http://www.futuregirl.com/
Selanjutnya pada abad ke-18 di Versailles, Maria Antoinette mengemukakan pendapat bila handkerchiefs berbentuk bujur sangkar lebih tepat dan lebih mudah dibawa ke mana-mana. Tidak lama setelah itu raja Louis XVI menerbitkan peraturan mengenai ukuran dan bentuk saputangan yang dibuat di lingkungan istana. Barulah pada abad ke-19 handkerchiefs mulai dikenakan oleh masyarakat Jerman meski terbatas pada kaum bangsawan dan keturunan kerajaan sebagai hadiah yang diberikan oleh kaum wanita kepada pria yang dicintainya, atau sebaliknya.
Sumber : http://www.notonthehighstreet.com/
Berawal dari sinilah handkerchiefs yang dibuat denan kain katun, sutra atau linen yang dihiasi dengan renda mulai dimanfaatkan sebagai pelengkap gaya berpakaian kaum wanita di seluruh dunia dalam berbagai kesempatan. Semoga Bermanfaat.
Tags : designer indonesia, desain fesyen
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.