Article

Homepage Article Cara Menjahit Faktor Penentu Keberhasilan…

Faktor Penentu Keberhasilan Fusing Dalam Pembuatan Busana Tailoring

Fusing menjadi salah satu tahap paling penting dari proses produksi busana tailoring. Untuk mendapatkan hasil fusing yang maksimal dibutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis dan sifat bahan tekstil serta tingkatan daya rekat interfacing yang digunakan pada busana tailoring itu sendiri.

Beberapa point penting yang akan dibahas dalam artikel ini diantaranya:

Sekilas Tentang Fusing

Fusing merupakan istilah yang biasa digunakan untuk mendefinisikan cara menyatukan atau melekatkan interfacing (bahan pelapis) pada bahan pakaian. Khusus untuk teknik menjahit tailoring fusing mutlak dilakukan karena salah satu syarat busana tailoring harus memakai bahan pelapis yang disebut dengan interfacing.

Fusing Busana Tailoring

Sumber : https://www.made-suits.com/

Interfacing sendiri merupakan lapisan yang berada antara bahan utama pakaian dengan kain furing atau 1ining. Tujuan digunakannya interfacing (bahan pelapis) ini yaitu untuk memperbagus bentuk pakaian sehingga terdapat bentuk yang rata dan permanen.

Fusing Busana Tailoring

Sumber : https://www.enasco.com/

Sesuai dengan jenis pemakaian interfacing (bahan pelapis) tersebut teknik fusing yang diterapkan dalam pembuatan busana tailoring secara umum dapat dibedakan dalam dua kategori. Teknik yang dimaksud yakni berupa teknik tunggal dan ada pula teknik ganda.

  • Teknik fusing tunggal yaitu pemasangan bahan pelapis satu rangkap.
  • Sementara teknik fusing ganda yaitu pemasangan bahan pelapis lebih dari satu rangkap misalnya rangkap dua atau rangkap tiga.

Fusing Busana Tailoring

Sumber : https://id.pinterest.com/

Peralatan Untuk Fusing

Untuk mengaplikasikan interfacing pada busana tailoring sendiri, fusing dapat dilakukan dengan alat yang sederhana yaitu dengan menggunakan sterika press atau sterika uap.

  • Kelemahan fusing dengan setrika yakni suhu dan tekanannya kurang dapat dikontrol karena kemampuan tekanan terbatas dari besarnya alat yang digunakan, sehingga hasilnya kadang-kadang kurang rata.
  • Selain itu untuk menghindari perubahan warna pada bahan pakaian perlu dilapisi dengan bahan lain.

Fusing Busana Tailoring

Sumber : https://www.ageberry.com/

Namun dengan adanya kemajuan dibidang permesinan maka fusing dapat dilakukan dengan peralatan khusus yaitu dengan mesin fusing atau mesin prees yang dilengkapi dengan berbagai elemen pendukung agar menghasilkan pengepressan yang baik.

Elemen yang dimaksud antara lain berupa heater (pemanas), pressure (tekanan) dan timer.

  • Heater (pemanas) berfungsi untuk mengatur kestabilan temperature atau suhu serta menjaga kehalusan dari fusing.
  • Pressure (tekanan) berfungsi dalam distribusi dan pengikatan yang merata antara fabric/kain dengan interfacing.
  • Timer berfungsi untuk mengontrol perputaran atau kecepatan waktu dari fusing

Untuk cara kerjanya sendiri proses fusing dengan menggunakan mesin secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Kain di satukan dengan interfacing sesuai dengan pola masing-masing. Dalam hal ini bagian buruk bahan disatukan dengan bagian kasar interfacing yang berperekat.
  • Selanjutnya masukkan kain pada mesin fusing.
  • Atur temperatur, suhu dan kecepatannya sesuai dengan jenis bahan pada tanda wool, atau poliester.
  • Tutup mesin dan tekan engkolnya supaya interfacing menyatu dengan bahan pakaian dengan rapi.

Penenetu Hasil Fusing

Indikator dari keberhasilan dalam fusing dapat dilihat dari hasil pengepresan yang rapi serta interfacing yang melekat kuat pada bahan utama pakaian. Karenanya untuk menghasilkan busana tailoring yang rapi, dalam proses fusing sendiri ada banyak sekali hal yang harus diperhatikan.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan fusing diantaranya:

  • Perencanaan dan keterangan bagian-bagian mana yang akan di fusing.
  • Sifat-sifat dari bahan pokok seperti misalnya tingkat kekusutan dan daya lengket kain tersebut. Karena kalau tidak hati-hati bisa berakibat fatal terhadap bahan pakaian.
  • Pada saat memasukkan interfacing dan bahan harus hati-hati, jangan sampai berlebih keluar dari lebar papan mesin supaya tidak mendatangkan gangguan pada proses fusing berikutnya.

Adapun kriteria keberhasilan dalam melakukan fusing dapat dipengaruhi beberapa hal berikut:

  • Pengaturan suhu dan alat pengepres pada waktu pelaksanaan.
  • Kesesuaian dengan persyaratan produk.
  • Penentuan jenis kain (woven fabric, knitted fabric atau non woven fabric).
  • Daya rekat berdasarkan jenis dan bentuk perekat serta performance kekuatan daya rekat.
  • Daya tahan, daya jahit dan bentuk akhir setelah fusing.
  • Jenis bahan (material, konstruksi dan finishing dari kain) yang akan digunakan membuat busana.
  • Penentuan komponen yang akan dipressing/fusing (front, collar, cuff).
  • Tekanan dan daya lekat dengan spesifikasi bahan yang digunakan dan saat prodedur kerja berlangsung.

Jenis interfacing yang dipilih juga dapat menentukan keindahan hasil fusing yang akan dinikmati oleh konsumen. Selain itu hasil fusing yang maksimal juga akan memberikan kenyamanan konsumen saat menggunakannya dan memudahkan dalam perawatannya.

Berikut tipe-tipe daya perekat dan cara fusing untuk menghasilkan pengepresan yang bagus:

  • Tipe polyamides (nylon), menggunakan teknik fusing temperature yang rendah kurang dari 100, pada jenis ini daya rekat akan bertambah kuat apabila dilakukan penguapan pada saat fusing, hasil dari pengepressan ini tidak boleh dikucek.
  • Tipe polyving/chlorides, menggunakan teknik fusing temperature yang rendah kurang dari 120, kekuatan daya rekat tergantung pada penyampuran unsur plastik dengan softener, akan menimbulkan bau saat fusing karena adanya proses penguapan pada unsure plastik, daya rekat akan makin bertambah setelah dilakukan dry clean.
  • Tipe polyethenes (low density), menggunakan teknik fusing temperature 120-140, menggunakan tekanan yang rendah pada proses fusing, pada temperature ini resin akan melebur, hasil tidak boleh di dry clean.
  • Tipe poliythenes (high density), menggunakan teknik fusing temperature 150-170, menggunakan temperature dan tekananfusing yang tinggi, hasil dapat dicuci manual ataupun di dry clean.
  • Tipe polyester, menggunakan temperatur rendah terutama ideal untuk fusing pada jenis bahan polyester, hasil busana mempunyai daya tahan yang tinggi pada proses pencucian, biasanya dilakukan untuk pembuatan kemeja.

Kesimpulan

Demikian pembahasan singkat mengenai apa itu fusing, alat yang digunakan dan juga cara kerjanya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berhasil tidaknya suatu proses fusing tidak hanya dipengaruhi oleh kesesuaian antara bahan utama dengan bahan interfacing tapi ada juga faktor yang lain.

Butuh alat bantu setrika berkualitas dengan harga murah untuk membantu proses pengepresan busana?. Sebagai bahan pertimbangan anda bisa melihat-lihat dulu koleksi Alat Bantu Setrika yang kami miliki.

Kalau anda ingin mencoba membuat jas dan baju safari sendiri dengan pola yang sudah jadi, anda bisa mendownload pola jas dan pola baju safari siap pakai dari kami.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.