Shibori atau shiborizome dikenal sebagai salah satu teknik atau cara menghias kain yang cukup populer di negara Jepang. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara mencelup kain yang sudah diikat, dijahit, atau dilipat sesuai pola tertentu. Berdasarkan catatan sejarah konon kain shibori yang kita kenal hingga saat ini konon sudah ada sejak abad ke-8.
Sumber : http://www.aliceandlois.com/
Di negara barat shibori biasa disebut dengan istilah “Tie Dye” sementara di Indonesia shibori biasa disebut dengan nama "Jumputan". Seperti halnya batik, proses pembuatan shibori pada prinsipnya juga melibatkan teknik perintangan warna. Jika bahan perintang yang digunakan untuk batik berupa lilin dan canting maka shibori dibuat dengan cara dilipat atau disimpul.
Sumber : http://honestlywtf.com/
Pewarna yang digunakan dalam teknik shibori pun berbeda-beda bahan baku dan warnanya. Untuk membuat shibori bisa menggunakan pewarna seperti naptol, remasol, indigosol, dan pewarna alami. Sementara untuk bahan kainnya bisa menggunakan katun, sutra, atau rayon (bergantung pada kreatifitas pengrajin dalam mencocokkan pewarna dengan bahan).
Sumber : http://crafts.tutsplus.com
Dahulu jenis pewarna utama yang biasa digunakan untuk shibori yaitu berupa pewarna indigo. Indigo (Indigofera tinctoria) merupakan sejenis tanaman perdu yang diambil bagian daun dan rantingnya untuk menghasilkan warna biru.
Sumber : http://www.apieceofrainbow.com/
Selain pewarna indigo ada juga jenis zat pewarna alam lain yang dapat digunakan dalam proses pembuatan kain shibori. Zat warna yang dimaksud diantaranya berupa kayu secang, kayu tingi, kayu tegeran, dan kulit buah jolawe. Meski ada juga yang menggunakan kulit kayu manggis, kulit soga jambal, dan mahoni.
- Kayu secang (Caesalpia sappan) menghasilkan warna merah dan orange.
- Kayu tegeran (Cudraina javanensis) menghasilkan warna kuning.
- Rebusan kulit buah jolawe (Terminalia bellirica) menghasilkan warna kuning kehijauan hingga hitam.
- Kulit kayu manggis (Garcinia mangostana) menghasilkan warna ungu.
- Kulit soga jambal (pelthophorum ferruginum) menghasilkan warna merah cokelat.
Sumber : http://www.studiomatsalla.com/
Tidak jauh berbeda dengan kain batik, harga kain shibori umumnya juga terbilang cukup tinggi terutama untuk jenis shibori yang dibuat menggunakan pewarna alami. Harganya berkisar ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk satu kain karena proses pembuatannya sendiri memang cenderung sangat panjang.
Sumber : http://www.ikea.com/
Terlepas dari proses pembuatannya yang sangat panjang motif kain yang dihasilkan dengan teknik shibori nyatanya dinilai lebih ceria dan santai. Tidak mengherankan jika saat ini semakin banyak anak muda yang memburu produk-produk tersebut, tidak hanya untuk pakaian tapi juga kain.
Sumber : http://honestlywtf.com/
Semoga bermanfaat.
Butuh bahan pewarna kain berkualitas dengan harga mudah? Sahabat Fitinline bisa melihat koleksi pewarna kami Di Sini.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.