Dalam industri garmen dan koveksi dikenal banyak sekali bahan kain yang dapat digunakan untuk membuat produk pakaian. Sebagai contoh yaitu berupa kain shantung yang dibuat dari serat sutera maupun serat fiber lain seperti acetate, rayon, dan nilon. Jenis kain yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan gaun pengantin ini umumnya memiliki karakteristik sedikit lebih tipis dan kurang teratur jika dibandingkan dengan dupioni.
Sumber : http://www.sew4home.com/
Jika diperhatikan secara detail, serat sutera shantung sebenarnya memiliki sercin (salah satu protein yang dibuat oleh ulat sutra) yang masih belum tersingkirkan. Sericin ini berperan seperti lem yang melapisi serat dan memungkinkan fiber-fiber tersebut menempel satu sama lain. Ini sebabnya mengapa sutera shantung terlihat lebih tebal dan berat jika dibandingkan dengan varian kain sutra lainnya.
Sumber : http://www.dcrental.com/
Kain shantung sutera yang dibuat dengan metode tenun polos (plain weave) ini secara garis besar memiliki beberapa kelebihan, salah satu diantaranya yaitu dikenal lebih tahan terhadap noda (stain resistant). Sayangnya kain shantung ini harus dicuci dengan sangat hati-hati dibandingkan dengan bahan kain lainnya agar terhindar dari kerusakan yang tidak diharapkan.
Sumber : http://www.fabulessfabrics.com/
Lain halnya dengan kain shantung, kain dupioni yang biasa disebut juga dengan nama dupion atau douppioni umumnya dibuat dengan serat dari dua ulat sutra yang berbeda. Ketika dua ulat sutra membuat kepompongnya secara berdekatan, serat-serat ini bisa menempel, kusut atau menjadi bersilangan. Serat-serat yang menyatu inilah yang kemudian diambil untuk dijadikan fiber atau benang.
Sumber : http://www.voguefabricsstore.com/
Karena memiliki permukaan yang lebih kasar dibandingkan dengan sutra biasa kain dupioni ini cenderung mudah menyerap pewarna dan lebih tahan menolak wrinkles (bekas lekukan). Sayangnya bahan kain yang biasa digunakan untuk membuat blus, gaun, jaket, tirai, celana, taplak meja, bantal selimut ini dikenal kurang begitu elastis.
Sumber : http://www.voguefabricsstore.com/
Dari segi ketebalan bahan, kain dupioni memang cenderung lebih tebal dan memiliki slub atau lekukan yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan shantung. Tidak mengherankan jika kemudian beberapa desainer lebih sering menggunakan kain shantung untuk merancang busana yang lebih lembut dan halus.
Sumber : http://lilyabsinthe.com/
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.