Tahu gasih untuk memastikan apakah bahan kain yang diproduksi oleh suatu pabrik tekstil sudah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pembeli secara keseluruhan perlu dilakukan yang namanya pemeriksaan kain atau fabric inspection loh. Berikut pembahasan mengenai tahap-tahap pemeriksaan kain yang dimaksud.
Beberapa point penting yang akan dibahas dalam artikel ini diantaranya:
Definisi Pemeriksaan Kain
Pemeriksaan kain yang dikenal pula dengan istilah fabric inspection atau fabric checking dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi kain secara sistematis dan mengidentifikasi cacat (defect) yang mungkin timbul pada bahan kain itu sendiri.
- Pemeriksaan kain merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengetahui lebar kain dan panjang kain dari tiap gulungannya.
- Pemeriksaan kain perlu dilakukan untuk menemukan berbagai kekurangan pada kain seperti jumlah cacat yang ada pada tiap-tiap gulungan kain.
- Dalam pemeriksaan kain hal-hal yang dinilai antara lain berupa tingkat kualitas kain, berat, shading warna, temuan cacat (defect) beserta rinciannya.
Sumber : https://www.rexelpoland.com/
Metode Pemeriksaan Kain
Berbicara mengenai prosedur pemeriksaan kain (fabric inspection), dalam dunia tekstil sendiri setidaknya dikenal beberapa macam metode yang dapat dilakukan untuk memeriksa kain. Metode yang dimaksud yaitu pemeriksaan kain secara manual menggunakan tangan dan dengan mesin inspeksi kain.
1. Menggunakan Tangan (Manual)
Pemeriksaan kain dengan menggunakan tangan menjadi salah satu cara paling simple yang bisa dilakukan untuk mengetahui panjang kain, lebar kain dan cacat yang ada pada kain. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam poses pemeriksaan kain menggunakan tangan (manual) yaitu:
- Tiap gulungan kain dibuka, kemudian diukur lebar dan panjangnya dengan alat ukur kain (meteran).
- Catat dan pisahkan untuk kain yang mempunyai lebar dengan selisih 2 inchi dari ketentuan dan panjang dengan selisih 1 meter dari ketentuan untuk memudahkan penyusunan kain.
- Tiap gulungan dibuka dan diperiksa secara visual untuk melihat cacat yang ada, kemudian berikan tanda pada bagian yang cacat dengan stiker dan selanjutnya dinilai dan dihitung jumlah cacat yang ada.
- Pemberian tanda pada tempat yang cacat dimaksudkan agar memudahkan dalam penyusunan dan pemotongan.
- Apabila cacat melebihi dari ketentuan, sebaiknya kain dikembalikan karena akan menimbulkan kerugian.
Sumber : http://tspmanpower.com/
2. Menggunakan Fabric Inspection Machine
Berikutnya ada pemeriksaan kain dengan mesin inspeksi kain (fabric inspection machine) untuk memeriksa cacat yang terdapat pada bahan yang akan dipotong, lebar dan panjang kain pada tiap gulungan.
- Dari pemeriksaan ini dapat diketahui jumlah cacat tiap gulungan dan dibandingkan dengan standar cacat kain, sehingga akan dapat ditentukan apakah kain tersebut bisa dipotong atau tidak.
- Bila jumlah cacat melebihi ketentuan standar, sebaiknya kain tidak digunakan karena akan menimbulkan banyak cacat dan tidak efisien.
Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam poses pemeriksaan kain menggunakan mesin inspeksi kain (fabric inspection machine) yaitu:
- Pasang gulungan kain pada fabric inspection machine yang bentuknya menyerupai meja datar dari bahan kaca.
- Jalankan mesin inspeksi kain (fabric inspection machine) dan secara otomatis mesin tersebut akan menunjukkan jumlah cacat yang ada.
- Pada saat kain berjalan terlihat cacat yang kemungkinan ada.
- Cacat pada kain tersebut dapat diberikan tanda dengan stiker, kemudian diukur dan dinilai besarnya cacat.
Sumber : https://indonesian.alibaba.com/
Pemeriksaan kain dengan mesin inspeksi dimaksudkan untuk memilih bahan baku yang betul-betul baik, sehingga diperoleh efisiensi dalam pemakaian bahan, mendeteksi cacat atau hal-hal lain yang akan mempengaruhi produk, sehingga dapat dihindari terjadinya produk cacat pada akhir proses.
Berbagai jenis cacat kain yang dapat dideteksi dengan menggunakan mesin inspeksi kain (fabric inspection machine) antara lain berupa:
Cacat tenun yang disebabkan pada waktu proses penenunan. Contoh cacat tenun dapat disebabkan oleh sambungan benang, putus benang dan lain sebagainya.
- Cacat warna yang disebabkan pada waktu proses pencelupan. Cacat warna ini dapat berupa warna tidak rata atau belang dan perbedaan grade warna.
- Cacat motif yang disebabkan pada waktu printing. Cacat ini dapat berupa motif yang terputus, motif yang tidak rata, atau penyambungan motif bergeser.
Dalam industri manufaktur garmen, gulungan kain yang sudah diinspeksi kemudian akan dipisahkan dan ditandai berdasarkan kategori berikut.
- Passed : Gulungan kain ini diterima dan siap cutting.
- Failed : Gulungan kain tidak siap cutting namun dapat diterima setelah diperbaiki.
- Rejected : Gulungan kain tidak diterima (ditolak) dan akan dikirim kembali ke pemasok.
- Pending decision : Menunggu persetujuan dari pihak yang berkaitan atau berwenang.
Khusus untuk kain yang memerlukan perbaikan, beberapa cacat manufaktur pada kain umumnya dapat diperbaiki dengan cara berikut.
- Sulam (needlework).
- Burling untuk menghilangkan cacat manufaktur tertentu seperti berbulu, simpul benang (knot), benang lepas dan menonjol pada kain tenun.
- Spotting untuk menghilangkan noda pada kain yang terkena noda.
Sementara di dalam manufaktur tekstil, penilaian kualitas kain biasanya dilakukan dengan cara yang berbeda yakni dikategorikan ke dalam grade A, grade B dan lain sebagainya. Keterangan mengenai kualitas kain ini biasanya akan cantumkan dalam laporan inspeksi kain dan dikirim bersama dengan kain kepada pembeli.
Selain menerapkan dua macam metode seperti yang sudah disebutkan di atas, ada juga tiga macam jenis tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas kain sebelum digunakan untuk membuat pakaian dan produk jahit menjahit lainnya. Tiga macam test yang dimaksud yakni berupa:
- Test Shade Band yang dilakukan dengan memotong dari setiap rol kain sepanjang kurang lebih 60 cm, kemudian dikelompokkan berdasarkan kesamaan gradasi warna dari seluruh kain yang diterima.
- Test Shading yang dilakukan dengan cara memotong 10 cm kain dari bagian awal, tengah dan akhir pada 1 rol kain untuk mengetahui adanya perbedaan gradasi warna dalam satu rol kain.
- Test Dimensi dan Test Shringkage yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan ukuran atau tidak setelah proses tertentu.
Bahkan seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini proses pemeriksaan kain dapat pula dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan teknologi kamera dan komputer. Alternatif lain bisa juga menggunakan sistem inspeksi kain berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang sedang dikembangkan.
Sumber : https://www.directindustry.com/
Kesimpulan
Itu dia pembahasan singkat mengenai pentingnya pemeriksaan kain dan tahap-tahap apa saja yang biasa dilakukan dalam pemeriksaan kain. Semoga informasi yang kami bagikan bisa menambah wawasan dan pengetahuan kamu akan pentingnya melakukan pemeriksaan bahan kain setiap kali ingin menggunakannya ya.
Butuh bahan kain berkualitas dengan harga murah untuk membuat baju dan berbagai produk jahit lainnya yang tidak kalah menarik?. Sebagai bahan pertimbangan intip yuk koleksi Bahan Kain yang kami miliki.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.