Sebagai salah satu negara maju yang juga menjadi kiblat fashion dunia, Jepang memang dikenal sangat menjaga budayanya. Terbukti meski setiap tahunnya para desainer Jepang selalu membuat banyak desain pakaian baru, namun sampai sekarang mereka masih menjaga pakaian tradisional yang kaya akan makna di baliknya.
Sejarah Pakaian Tradisional Jepang
Pakaian tradisional yang dimiliki negara Jepang sudah pasti sangat kental dengan nilai-nilai kehidupan yang melekat dalam sejarah Jepang sendiri. Salah satu yang paling kuno yakni berupa kimono yang hingga kini menjadi ciri khas bangsa Jepang dan masih sering dipakai untuk acara-acara tertentu.
Sumber : https://www.fuukakimono.com/
Secara harfiah istilah umum yang dipakai untuk menyebutkan semua jenis pakaian tradisional Jepang, termasuk kimono yakni berupa wafuku. Istilah wafuku ini mulai digunakan pada periode Meiji untuk membedakan pakaian tradisional Jepang dan pakaian bergaya Barat yang disebut youfuku.
Sumber : https://wafuku.me/
Adapun beberapa jenis wafuku atau pakaian tradisional Jepang selain kimono antara lain berupa hakama, haori, happi, jinbei dan lain sebagainya. Sementara jenis pakaian yang disebut youfuku oleh masyarakat Jepang terdiri dari kemeja, kaos maupun celana yang lebih mudah dan praktis untuk kenakan.
Sumber : https://www.veltra.com/
Wafuku terutama kimono masih dipakai di Jepang baik oleh mereka yang memiliki minat terhadap pakaian tradisional Jepang terutama untuk kepentingan upacara keagamaan ataupun keperluan pekerjaan. Sedangkan pakaian tradisional Jepang yang lainnya hanya biasa dipakai untuk acara-acara khusus.
Sumber : https://tokyocheapo.com/
Setelah kimono Jepang tidak lagi digunakan oleh kebanyakan pria dan wanita dalam kehidupan sehari-hari, pakaian bergaya Barat atau biasa disebut dengan youfuku mulai banyak digunakan sebagai alternatif pilihan yang praktis oleh masyarakat modern di negara Jepang sampai saat ini.
Jenis-Jenis Pakaian Tradisional Jepang
Mau tahu lebih banyak lagi tentang jenis-jenis pakaian tradisional yang biasa dipakai oleh masyarakat Jepang?. Supaya anda tidak makin penasaran langsung simak saja pembahasan berikut.
Kimono
Model pakaian tradisional Jepang pertama yang akan kita bahas yakni berupa baju kimono Jepang. Catatan sejarah menyebutkan kimono pertama kalinya dikenal pada Masa Heian tepatnya pada tahun 794-1192. Dimana pada masa tersebut baju kimono Jepang dapat menjadi warisan berharga dalam sebuah keluarga.
Sumber : https://id.aliexpress.com/
Berdasarkan desain dan kegunaannya kimono ini pada dasarnya dibuat dalam bentuk mantel lengan panjang yang didesain menyerupai huruf "T". Istilah kimono sendiri diperoleh dari penggabungan kata “ki” dan “mono” yang secara harfiah dapat diartikan sebagai baju atau sesuatu yang dikenakan.
Sumber : https://www.kaskus.co.id/
Kimono sendiri pada dasarnya dapat dipakai oleh pria maupun wanita. Beberapa jenis baju kimono Jepang yang biasa dikenakan oleh wanita, diantaranya berupa uchikake, furisode houmongi, yukata, tomesode, iromuji, tsumugi dan mofuku.
- Uchikake merupakan pakaian tradisional Jepang yang memanjang hingga menyentuh lantai. Kimono ini biasanya lebih sering dipakai oleh mempelai wanita saat upacara pernikahan.
- Furisode merupakan kimono Jepang dengan lengan yang sangat panjang yang biasanya dikenakan oleh wanita single dewasa pada upacara kedewasaan.
- Houmongi merupakan kimono formal pengganti furisode yang digunakan sebagai perlambang kedewasaan wanita yang baru saja menikah maupun yang belum menikah.
- Yukata merupakan kimono Jepang dari bahan katun tipis yang biasa digunakan oleh para bangsawan jepang untuk menghadiri festival minasan dan bon odori (tarian musim panas).
- Tomesode merupakan kimono Jepang paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Biasa digunakan untuk acara formal seperti pernikahan kerabat dekat atau keluarga.
- Tsumugi merupakan kimono santai dari tenunan sederhana yang buasa dikenakan sebagai pakaian sehari-hari oleh wanita untuk bekerja di ladang.
- Mofuku merupakan kimono resmi berwarna hitam yang digunakan khusus untuk menghadiri upacara pemakaman.
Sumber : https://anita56.wordpress.com/
Sebagai pelengkapnya kimono Jepang ini biasa dikenakan bersama dengan beberapa macam tali yang memiliki fungsi berbeda-beda seperti misalnya obi, nagajuban dan hiyoku.
- Obi merupakan hiasan pita yang dililitkan di bagian pinggang ketika seseorang menggunakan kimono.
- Nagajuban merupakan tali yang biasa dikenakan dibawah kimono, biasa dikenal sebagai dalaman baju kimono Jepang.
- Hiyoku merupakan tali kimono yang dikenakan dibawah tali kimono bagian luar.
Jumlah lapisan baju kimono Jepang yang dikenakan pada kesempatan tertentu konon bisa mencapai 20 lapis untuk acara formal dan 5 lapis untuk menjaga suhu tubuh pemakainya agar tetap hangat. Dimana tiap kapisan kimono tersebut dulunya juga memiliki arti tertentu namun sekarang mulai memudar.
Sedikit berbeda dengan kimono wanita yang diciptakan dalam bentuk busana terusan, kimono untuk pria umumnya memiliki desain yang lebih simple dalam bentuk setelan.
- Dibandingkan dengan kimono wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana baik dalam desain, motif dan juga warnanya.
- Warna-warna yang ditampilkan rata-rata cenderung kusam (biru tua, hitam, coklat tua) dan tidak mengkilat.
- Bentuk kimono pria lurus tanpa memiliki panjang yang lebih.
- Bentuk obi pada kimono pria kecil dan berwarna lembut.
Sumber : http://www.elevenia.co.id/
Beberapa jenis kimono Jepang yang biasa dipakai oleh pria diantaranya berupa kuromontsuki, montsuki dan kinagashi.
- Kimono polos tanpa motif yang dikenakan oleh pria Jepang namanya adalah kuromontsuki.
- Kimono paling formal berupa setelan montsuki. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional.
- Kinagashi merupakan jenis kimono jepang untuk pria yang bisa dipakai sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi.
Sumber : https://id.aliexpress.com/
Para pria di Jepang lebih sering mengenakan kimono untuk menghadiri berbagai acara formal seperti pesta pernikahan maupun upacara minum teh. Namun sejak Jepang mulai membuka diri terhadap dunia luar mereka mulai mengadopsi gaya pakaian Barat yang terus berkembang sampai sekarang.
Hakama
Hakama merupakan pakaian tradisional Jepang khas pria yang biasa dipakai di luar kimono. Bentuk paling simple dari hakama sendiri lebih terlihat seperti celana panjang tapi cara memakainya diikat di bagian pinggang. Sementara untuk ukuran panjangnya bisa mencapai mata kaki.
Sumber : https://www.smai.com.au/
Di masa lalu para pengrajin, petani, pelajar dan samurai di negara jepang sering menggunakan hakama dengan style yang berbeda. Meski secara tradisional hakama adalah pakaian pria tapi sekarang banyak juga wanita yang memakai hakama untuk kegiatan tertentu seperti belajar seni beladiri atau pakaian formal.
Sumber : https://www.ebay.com/
Haori
Untuk menjaga kimono agar tetap bersih dan tidak mudah kotor masyarakat jepang biasa menggunakan haori seperti layaknya menggunakan mantel sebagai pakaian luar. Haori ini merupakan sejenis pakaian longgar yang berpotongan unik mirip sebuah kimono namun cenderung lebih lebar dan longgar dari kimono.
Sumber : http://www.yamatobudogu.com/
Dalam tradisi Jepang biasanya haori banyak digunakan oleh para pria dan wanita untuk menghadiri acara-acara yang bersifat formal salah satunya yakni acara pernikahan. Model haori untuk pria lebih pendek dari pada haori untuk wanita. Sebagai pasangannya hakama akan menjadi pelengkap untuk bawahan haori.
Sumber : https://www.ebay.com/
Happi
Happi merupakan rompi katun yang biasa digunakan bersama dengan headband yang berwarna senada. Pada sebuah festival atau event tertentu happi biasanya sering digunakan sebagai seragam tim sekaligus simbol bahwa orang yang memakainya merupakan bagain dari pengurus acara.
Sumber : http://www.fujikimono.co.uk/
Pemadam kebakaran pada masa lalu konon juga biasa memakai happi dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu para pelayan rumahpun juga banyak yang memakai mantel berlengan lurus ini saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Sumber : http://kimono.pacwestie.com/
Jinbei
Jinbei merupakan salah satu pakaian tradisional Jepang yang terdiri dari sepasang atasan dan celana yang dibuat dalam bentuk pendek maupun panjang. Jinbei ini kebanyakan terbuat dari katun ataupun rami yang diberi warna seragam, misal warna biru, warna hijau, warna nila ataupun warna lainnya.
Sumber : http://www.bokunan-do.com/
Di Jepang, jibei biasa dikenakan sebagai pakaian rumah ataupun pakaian tidur oleh para pria, wanita, anak laki-laki, anak perempuan, bahkan bayi selama musim panas. Para pria di Jepang terkadang juga memakai jinbei saat melakukan kegiatan yang tidak terlalu jauh dari rumah seperti misalnya berbelanja atau mengumpulkan surat.
Sumber : https://www.amazon.co.jp/
Selama festival musim panas jinbei yang diciptakan dalam warna-warna cerah bisa juga digunakan oleh para wanita muda sebagai pengganti yukata. Tampilannya yang menarik ditambah dengan motifnya yang bervariasi akan membuat pemakainya tampak lebih cantik saat mengenakan jinbei ini.
Samue
Samue merupakan pakaian tradisional Jepang yang biasa dikenakan oleh para biksu atau pendeta saat melakukan ritual keagamaan. Pakaian ini umumnya banyak dibuat dari bahan katun ataupun linen dan secara tradisional diberi warna coklat ataupun nila untuk membedakannya dari pakaian formal.
Sumber : https://www.japan-zone.com/
Kalau di zaman modern seperti sekarang ini samue bisa dikenakan sebagai pakaian biasa atau pakaian umum. Samue modern kebanyakan memiliki potongan yang unik khas jepang. Jika ingin tampil lebih stylish anda bisa memadukan samue modern dengan jeans yang berwarna senada lalu tambahkan kaos polos sebagai innernya.
Sumber : https://www.ebay.it/
Hanten
Hanten mulai dipakai secara luas oleh pria maupun wanita di Jepang pada abad ke-18 selama periode Edo. Hanten sendiri merupakan pakaian tradisional Jepang berbentuk mantel pendek yang biasa dikenakan pada musim dingin. Kerah hanten kebanyakan terbuat dari bahan satin hitam.
Sumber : https://www.ebay.com/
Untuk memberikan kesan hangat bagi pemakainya bagian depan dan samping hanten biasanya selalu dilapisi dengan lapisan katun yang tebal. Dalam tradisi Jepang, motif yang ditampilkan pada hanten ini kebanyakan selalu identik simbol keluarga meski ada juga yang menggunakan motif lain.
Kappogi
Kappogi merupakan sebutan untuk pakaian tradisional Jepang sejenis celemek yang biasa digunakan saat melakukan aktivitas di dapur. Kappogi ini umumnya memiliki lengan yang longgar namun ketat pada bagian pergelangan tangan dan diikat pada bagian belakang leher ataupun pinggangnya.
Sumber : https://www.minnanokimono.com/
Kappogi pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1900-an ketika kebanyakan orang memakai Kimono dalam kegiatan sehari-hari mereka. Tujuan awal dibuatnya kappogi yaitu untuk melindungi kimono dari noda makanan.
Sumber : https://www.minnanokimono.com/
Sokutai
Sokutai merupakan pakaian tradisional Jepang dengan kompleksitas tinggi yang hanya dipakai oleh para bangsawan, aristokrat, pemuka kerajaan dan kaisar di istana kekaisaran Jepang. Berdasarkan desain dan kegunaannya sokutai ini pun dapat dibedakan menurut pangkat dan kastanya.
- Orang dengan pangkat tertinggi memakai warna ungu (dari yang pertama hingga ketiga).
- Peringkat keempat memakai warna maroon.
- Peringkat kelima memakai warna merah.
- Peringkat keenam memakai warna hijau tua.
- Peringkat ketujuh memakai warna hijau muda.
- Peringkat kedelapan memakai warna biru tua.
- Sementara orang dengan pangkat dasar memakai warna biru muda.
Orang yang tidak memiliki pangkat biasanya memakai warna kuning muda, sedangkan kuning yang lebih gelap dan lebih tua diperuntukkan bagi kaisar.
Sumber : http://www.sengokudaimyo.com/
Sekalipun sokutai ini tidak lagi digunakan secara terus-menerus namun para pria dari anggota keluarga istana, termasuk keluarga imperial dan pejabat pemrintah biasanya masih memakai sokutai pada acara pernikahan ataupun upacara penobatan keluarga. Pada kesempatan ini para permaisuri maupun putri mahkota memakai Juunihitoe.
Sumber : https://www.pinterest.it/
Juunihitoe
Juunihitoe mulai muncul sekitar abad ke-10 selama periode Heian. Juunihitoe ini merupakan kimono Jepang yang sangat elegan dan hanya dipakai oleh wanita di dalam istana kekaisaran Jepang. Secara harfiah juunihitoe sendiri memiliki arti “dua belas lapisan jubah” yang dibuat dari bahan kain sutra.
- Lapisan paling dalam dari juunihitoe terbuat dari sutra putih.
- Setelahnya diikuti lapisan lain yang memiliki nama-nama tersendiri.
- Lapisan terakhir dari juunihitoe ditutup dengan outer berbentuk mantel.
Sumber : https://id.pinterest.com/
Berat dari Juunihitoe bisa mencapai 20 kilogram. Warna dan susunan lapisan adalah hal yang sangat penting. Karena setiap warna memiliki makna dan dari susunan warna tersebut pula dapat ditentukan apa pangkat wanita tersebut dalam keluarga kerajaan.
Selain beberapa jenis wafuku tersebut, sebenarnya masih banyak lagi jenis wafuku lainnya yang dahulu dipakai oleh masyarakat jepang, sebut saja hifu, hitatane, omigoromo, kettekinohou, kazami, shigai, suikan, tanzen, unemeshouzoku, dan masih banyak lagi jenis wafuku lainnya.
Untuk pelengkap pakaian tradisional Jepang dikenal pula beberapa macam item penting yang memiliki fungsi dan ciri khas masing-masing, beberapa diantaranya yaitu berupa fundoshi, kanzashi, tabi, jikatabi, zori, geta dan okobo.
- Fundoshi merupakan sejenis “kain pinggang” yang dikenal sebagai pakaian dalam para pria. Funsoshi ini konon juga sering digunakan sebagai pengganti celana pendek oleh buruh dan pengemudi kereta roda.
- Kanzashi merupakan hiasan kepala wanita Jepang yang biasa digunakan sebagai pelengkap gaya rambut Maiko. Bagian dalam kanzashi ini dulu sengaja dibuat tajam supaya dapat digunakan untuk membela diri.
- Tabi merupakan kaus kaki formal yang dikenakan ketika menggunakan sandal tradisional seperti geta, zori dan okobo. Ciri paling khas dari tabi yaitu bagian ibu jarinya terpisah dari empat jari kaki lainnya.
- Jikatabi merupakan boots berbetuk seperti tabi yang banyak digunakan oleh petani atau pekerja konstruksi.
- Zori merupakan salah satu sandal tradisional Jepang yang bersifat sangat formal.
- Geta merupakan alas kaki tradisional jepang yang terbuat dari kayu. Sekilas desainnya tampak seperti bakiak Indonesia tapi memiliki dua hak di bagian bawah. Geta ini umumnya bisa dipakai seperti sandal jepit.
- Okobo merupakan sandal yang terbuat dari kayu berbentuk kotak dengan tali dibagian atasnya. Biasanya tidak dicat melainkan hanya dipernis dengan warna hitam.
Demikian pembahasan singkat mengenai jenis-jenis pakaian tradisional Jepang dan kelengkapannya yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau anda mau tahu lebih banyak lagi lagi tentang perkembangan model kimono anda bisa menyimak kembali pembahasan menenai Aplikasi Kimono Pada Busana Modern.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.