Biasa menggunakan pakaian buatan garment tanpa tahu bagaimana proses pembuatannya?. Untuk menghemat penggunaan bahan kain supaya lebih efektif dan efisien ternyata dalam proses produksi pakaian sendiri perlu dibuat yang namanya rancangan bahan busana yang dalam istilah industri biasa disebut marker layout lho.
Buat anda yang mau tahu lebih detail lagi tentang pentingnya keberadaan marker layout, teknik pembuatan marker layout dan jenis-jenis marker layout yang dipakai pada proses produksi busana industri langsung simak pembahasan berikut yuk.
Pengertian Marker Layout
Marker layout dalam industri busana dapat didefinisikan sebagai suatu rancangan bahan yang diperlukan untuk memperkirakan banyaknya kain pada proses produksi supaya lebih efektif dan efisien. Selain dipakai untuk menghitung kebutuhan kain, marker layout juga berfungsi sebagai pedoman ketika memotong bahan kain.
Sumber : https://www.coolbshoodies.com/
Dalam merancang bahan sendiri pola pakaian yang dibuat hendaknya diberi kampuh terlebih dulu. Pola yang telah diberi kampuh selanjutnya diletakkan di atas bahan dan diatur sedemikian rupa sehingga dari situ dapat diketahui seberapa banyak bahan kain yang diperlukan untuk memproduksi suatu busana tertentu.
Sumber : https://fashion2apparel.blogspot.com/
Bila rancangan bahan berbentuk marker yang dipakai untuk memotong bahan jumlahnya cukup banyak, maka sebelum diletakkan di atas bahan panjang marker dapat dijadikan ukuran untuk menggelar bahan sebanyak jumlah yang akan diproduksi atau disesuaikan dengan kemampuan alat potong yang digunakan.
Sumber : https://www.liveblogspot.com/
Proses Pembuatan Marker Layout
Terkait dengan tahap-tahap yang harus dilalui dalam membuat marker layout jadi secara sederhana proses pembuatan marker layout sendiri dapat dimulai dengan menganalisis desain, pembuatan pola baju, pembuatan sample, grading pola, baru kemudian masuk ke proses marker planing and making.
1. Menganalisis Desain
Proses menganalisis desain sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan pakaian. Dengan mengetahui komponen sesuai desain maka perancangan layout marker hingga penggabungan komponennya bisa jadi lebih mudah dilakukan.
2. Pattern Making
Pattern making merupakan tahap pembuatan pola sesuai permintaan buyers. Dalam proses produksi pakaian, orang yang bertanggung jawab dalam membuat pola menjahit baju tersebut dikenal sebagai pattern maker.
Sumber : https://meitanteiikhsan.wordpress.com/
Berdasarkan desain awalnya, pola dasar pakaian yang biasa digunakan sebagai acuan dalam membuat baju umumnya terbagi atas beberapa bagian, diantaranya pola dasar bagian atas, pola dasar bagian bawah, pola dasar lengan, serta pola badan bagian atas dan bawah.
- Pola dasar pakaian bagian atas merupakan pola pakaian yang meliputi bagian bahu hingga ke bagian pinggang. Pola ini umumnya disebut juga sebagai pola badan bagian muka dan belakang.
- Pola dasar pakaian bagian bawah merupakan pola yang memang dibuat untuk bagian bawah tubuh, misal rok dan celana.
- Pola ini biasanya diukur mulai dari pinggang hingga ke lutut, namun ada juga yang diteruskan sampai ke mata kaki.
- Khusus untuk rok wanita, pola dasar yang digunakan terdiri dari pola dasar rok muka dan belakang.
- Pola dasar lengan merupakan pola yang dibuat untuk membentuk bagian lengan, meliputi bagian lengan atas hingga siku untuk lengan pendek. Untuk lengan yang lebih panjang, ukuran lengannya dapat diteruskan hingga ke pergelangan tangan.
- Khusus untuk Pola Badan Bagian Atas dan Bawah, pola ini sebenarnya termasuk ke dalam jenis pola dasar yang biasa diaplikasikan dalam pembuatan baju terusan atau gaun.
Karena bentuknya yang standar, maka pola dasar pakaian ini nantinya masih membutuhkan Pengembangan Pola Dasar Menjahit Baju agar dapat digunakan untuk membuat sebuah busana sesuai rancangan yang anda inginkan.
Tujuan utama dari pembuatan pola baju sendiri secara umum dapat digambarkan sebagai berikut.
- Mempermudah pekerjaan menjahit, mengefektifkan pemakaian bahan kain dan menjadikan ketepatan bentuk pakaian.
- Pola dipersiapkan agar penjahit tidak mengalami kerugian bahan dan untuk menghemat waktu pada mengerjakan menjahit.
- Dengan adanya pola baju maka penjahit bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai potongan dari bentuk baju yang nantinya akan disatukan.
- Pola baju bisa dijadikan sebagai acuan dalam memotong dan menjahit baju. Semakin detail pola baju yang dibuat maka akan semakin bagus hasil yang didapatkan.
- Dengan dibuatnya pola tingkat kesalahan kerja diharapkan dapat diminimalisir sehingga hasil jahitan dapat disesuaikan dengan ukuran yang diinginkan.
3. Sample Making
Sample making merupakan proses pembuatan contoh busana yang akan diproduksi secara masal atau besar besaran. Dalam hal ini perusahaan terlebih dahulu membuat sample atau contoh sesuai dengan keinginan buyer. Bila sample yang diminta tidak sesuai maka perusahaan akan memperbaiki pola yang telah dibuat.
Sumber : https://www.threadsmagazine.com/
4. Grading Pola
Grading dalam dunia desain fashion dapat diterjemahkan sebagai teknik mencontoh desain pola baju yang sudah ada kemudian menyesuaikannya kembali sesuai tingkat ukuran tertentu. Pola yang telah sesuai dengan sample selanjutnya akan digrade dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan pesanan buyer.
- Pada perusahaan skala kecil dan menengah proses grading biasanya dikerjakan secara manual.
- Pada perusahaan besar proses grading biasanya dibantu dengan menggunakan software komputer.
Sumber : https://www.fireflyline.com/
Pola busana yang telah melalui tahap grading baik secara manual ataupun dengan komputer biasanya dinyatakan dalam ukuran S, M, L dan XL. Dengan menerapkan teknik grading banyak juga lho keuntungan yang didapat dalam satu kali pengerjaan. Beberapa manfaat dari grading sendiri diantaranya:
- Untuk mempersingkat waktu pembuatan pola baju.
- Mendapatkan ukuran yang tepat berdasarkan pola baku yang sudah ada.
- Grading pola memungkinkan anda membuat baju dengan desain sama dengan ukuran berbeda, minimal tiga ukuran.
5. Marker Planing and Making
Selesai proses grading selanjutnya masuk ke tahap marker planing and making, yaitu bagian perencanaan dan pembuatan marker (rancangan bahan) untuk menentukan banyaknya kebutuhan kain yang diperlukan pada proses pembuatan pakaian sesuai dengan order yang akan diproduksi.
Sumber : http://thepatternmakingstudio.com/
Berdasarkan metode yang digunakan untuk membuatnya, proses penggambaran dan penggandaan marker sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam cara yakni dengan tangan, komputer atau digambar langsung pada bahan kain.
1. Digambar Dengan Tangan
Pembuatan marker dengan mengikuti pola pada kertas dan dengan meletakkan pola di atas kertas, lalu menggambar dengan mengitari pola untuk setiap pola dan masing-masing ukuran diberi kode.
2. Dengan Perantara Komputer
Untuk membuat marker layout dengan menggunakan komputer yang terintegrasi peralatan yang dibutuhkan antara lain terdiri dari:
- Digitizer, keyboard, mouse sebagai pemasok data.
- CPU sebagai pengolah data dan media penyimpanan.
- Monitor sebagai media pemantau.
- Printer, plotter sebagai media pencetak.
Pembuat marker tinggal memberi instruksi ke komputer untuk menggambarkan marker keatas kertas. Perintah ini diteruskan sampai marker digambar oleh plotter. Proses penggambaran dan penggandaan membutuhkan sedikit perhatian dari pembuat marker.
Mau tahu cara kerja ploter dalam industri germent?. Simak kembali pembahasan mengenai Fungsi dan Cara Kerja Plotter Dalam Industri Garmen pada artikel Fitinline terdahulu.
3. Digambar Langsung Pada Kain
Untuk maker yang digambar langsung pada kain cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengitari pola meggunakan spray marking.
Sementara bila dilihat berdasarkan pola dasarnya, metode pembuatan marker layout (rancangan bahan) secara umum dapat dibuat menggunakan ukuran pola sebenarnya dan pola baju yang diperkecil.
1. Menggunakan Ukuran Pola Sebenarnya
Untuk membuat marker layout dengan menggunakan ukuran pola baju yang sebenarnya, letak pola bisa langsung diatur agar didapat efisiensi marker yang terbaik. Cara paling mudah yang dapat dilakukan untuk membuat rancangan bahan dengan ukuran sebenarnya yaitu :
- Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
- Setelah itu letakkan pola tersebut di atas bahan, cara metetakkan pola arahnya harus sesuai dengan panjang kain atau menurut motif yang dipesan oleh buyer.
- Pola dirancang di atas bahan dengan metetakkan pola baju yang satu dengan pola yang lainnya tidaktanpa diberi jarak dan diatur sedemikian rupa, sesuai contoh marker layout sehingga menghemat bahan.
2. Menggunakan Pola Yang Diperkecil
Untuk membuat marker layout dengan menggunakan pola yang diperkecil dibutuhkan peralatan yang terdiri dari pantograph, meja skala dan kamera. Cara paling mudah yang dapat dilakukan untuk membuat rancangan bahan dari pola yang diperkecil yaitu :
- Buat semua bagian-bagian pola yang telah dirubah menurut desain serta bagian-bagian yang digunakan sebagai lapisan dalam ukuran tertentu seperti ukuran skala 1:4.
- Sediakan kertas yang lebarnya sama dengan lebar kain yang akan digunakan dalam pembuatan pakaian tersebut dalam ukuran skala yang sama dengan skala pola yaitu 1:4.
- Kertas pengganti kain dilipat dua menurut arah panjang kain dan bagian-bagian pola disusun di atas kertas tersebut.
- Terlebih dahulu susunlah bagian-bagian pola yang besar baru kemudian pola-pola yang kecil agar lebih efektif dan efisien.
- Hitung berapa banyak kain yang terpakai setelah pola diberi tanda-tanda pola dan kampuh.
Khusus untuk produksi massal, bahan kain tidak dilipat dua tetapi dikembangkan dan polanya juga dibuat lengkap (utuh) bukan sebelah. Pola inilah yang nantinya akan disusun untuk membuat marker, menghitung jumlah bahan dan juga dipakai sebagai pedoman untuk ukuran penggelaran bahan (spreading).
Sebelum sampai pada proses pemotongan, terlebih dahulu kain disusun dalam ukuran dan jumlah lembaran tertentu dengan bantuan alat pembentang otomatis yang disebut spreader. Tujuannya yaitu untuk memberikan akurasi ukuran dan kerataan lipatan bila dibandingkan dengan pengerjaan manual atau konvensional.
Beberapa hal paling penting yang harus diperhatikan ketika melakukan proses penyusunan kain yaitu:
1. Menentukan Panjang Marker
Tentukan panjang marker dan jumlah marker sesuai panjang meja potong yang tersediaserta size ratio berdasarkan kuantiti order serta kapasitas mesin cutting. Rumus untuk menghitungnya yaitu:
Jumlah Marker = Kuantiti order terbanyak : (Ratio terbesar x Tinggi layer)
Setelah perencanaan marker dilakukan maka akan diperoleh panjang marker yang dibutuhkan. Berdasarkan panjang marker kemudian ditentukan kebutuhan bahan yang diperlukan.
2. Menentukan Jumlah Layer
Tentukan jumlah layer atau hamparan kain dalam satu spreading. Untuk menentukan tinggi layer dalam satu spreading harus mempertimbangkan kemampuan pisau mesin cutting untuk memotong kain dengan tingkat ketebalan tertentu dalam satu kali potong.
Setelah proses spreading, selanjutnya dilakukan yang namanya proses peletakan pola (lay-planning) yaitu meletakkan pola baju di atas kain yang telah dispread dengan cara penyusunan yang mengupayakan efisiensi dan memaksimalkan penggunaan kain.
- Proses lay planning ini pada umumnya diprogram secara komputerisasi, karena cara ini dapat mengurangi sisa kain atau kain yang terbuang.
- Selanjutnya sebagai output, program layplanning dicetak melalui alat plotter pada kertas khusus yang disebut spootand croos.
Pada industri busana skala besar, penetapan marker sendiri biasanya didasarkan pada motif kain (polos, garis, atau motif), lebar kain dan karakteristik kain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peletakkan setiap komponen pada marker khususnya untuk kain motif atau kain bercorak diantaranya:
1. Orientasi dan Arah Pola Pada Kain
Bergantung pada konstruksi kainnya terdapat tiga tipe orientasi penempatan pola pada kain, yakni:
- Penempatan secara acak, biasanya dilakukan pada kain non woven.
- Penempatan pola yang seharusnya mengikuti arah kain, tetapi polanya harus terbalik mengikuti arah kain, misalnya pada kain lapisan atau linning.
- Penempatan pola kain yang harus mengikuti arah kain dan peletakannyapun harus searah, misalnya pada kain salur seperti corduroy.
2. Kesesuaian Motif Kain
Dalam penempatan pola perlu diperhatikan kesesuaian motif dan untuk pengaturan penempatan pola di kainnya hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
- Keseimbangan motif bagian kiri dan kanan baju.
- Kesesuaian jalur supaya bisa serasi, baik ke arah vertical maupun arah horizontal.
- Keserasian motif yang berulang.
Terkait dengan sejumlah hal penting yang telah disebutkan di atas, beberapa jenis marker yang biasa digunakan dalam proses pembuatan busana industri diantaranya:
a. Solid Marker
Solid marker adalah semua pola dapat ditempatkan pada posisi bebas (arah lusi, pakan, maupun serong) tidak perlu mempertimbangkan jenis komponen garment. Jenis marker ini biasanya digunakan untuk jenis kain polos.
b. One Way Marker
One way marker adalah semua pola dalam marker diletakan satu arah, dimana letak pola arahnya tidak boleh berlawanan. Biasanya marker ini digunakan untuk jenis kain corduroy, atau untuk jenis motif kain bunga border print, fabric one facing direction.
c. Two Way Marker
Two way marker adalah peletakan pola dalam marker dapat dilakukan dua arah. Biasanya marker ini digunakan untuk jenis kain yang mempunyai design dengan repeat yang simetris.
d. One Each Way Marker
Pengertian dari one each marker adalah peletakan poladalam marker diperbolehkan dua arah, tapi hasil dalam satu garment akan satu arah. Metode ini sama seperti two way marker.
e. Special Marker Block Marker
Pengertian special marker adalah perlakuan khusus dalam peletakan pola pada marker yang disebabkan oleh kualitas kain yang mempunyai cacat konsisten.
Setelah proses pembuatan marker selesai dilakukan, selanjutnya bahan kain yang telah disusun secara bertumpuk dapat dipotong dengan menggunakan mesin khusus.
Tertarik untuk mempelajari lebih detail lagi tentang cara pembuatan pola baju pria maupun wania wanita?. Sahabat Fitinline bisa mendownload Video Tutorial Menjahit dari kami. Kalau anda berencana untuk membuat baju sendiri tapi masih bingung cara menggambar polanya download saja pola baju dari kami.
Demikian pembahasan singkat terkait dengan pentingnya keberadaan marker layout, teknik pembuatan marker layout serta jenis-jenis marker layout pada proses produksi busana industri yang dapat kami bagikan untuk anda. Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.