Selain memiliki daya tarik berupa panorama pegunungan yang fantastis, propinsi Sulawesi Barat rupanya juga memiliki keragaman tata busana atau baju tradisional yang biasa dikenakan dalam pertunjukan tari maupun acara penting lainnya. Misalnya busana adat bernama baju Badu berhiaskan bunga beru-beru atau bunga melati beserta kipas yang dikenakan sebagai kostum tari Bamba Manurung pada pertunjukan pesta adat Mamuju dihadapan penghulu dan tokoh masyarakat setempat.
Sumber : http://tamanbudayasulbar.wordpress.com/
Sementara pada tarian adat Ma’bundu yang mengusung konsep tarian perang tradisional kreasi baru, busana yang dikenakan yaitu berupa pakaian kebesaran BEI berhiaskan ukir-ukiran dari kerang kecil. Penggunaan pakaian kebesaran BEI biasanya dipadukan dengan topi bertanduk dan aksesori pada bagian tangan berupa potto ballusu (gelang). Dalam membawakan tarian adat Ma’bundu para penari juga dilengkapi dengan atribut lain berupa tombak dan gendang.
Sumber : http://tamanbudayasulbar.wordpress.com/
Berbeda dengan busana yang dikenakan pada tarian Bamba Manurung dan tarian adat Ma’bundu, pakaian adat yang dikenakan pada tari Bulu Londong yaitu berupa baju adat mamasa yang terbuat dari bulu burung. Sebagai pelengkap ditambahkan pula aksesoris berbentuk tombak atau pedang, sengo, kepala manusia, dan terompet alam dari bambu.
Sumber : http://tamanbudayasulbar.wordpress.com/
Tidak hanya terbatas pada baju adat yang dikenakan dalam pertunjukan tari, Sulawesi Barat juga terkenal dengan tenun ikat tradisional sekomandi yang telah berusia ratusan tahun dan terus dikembangkan oleh masyarakat adat Kalumpangan hingga saat ini. Bagi masyarakat setempat, kain tenun sekomandi banyak dimanfaatkan untuk membuat pakaian, selendang, hingga taplak meja.
Sumber : http://www.4shared.com/
Tenun tradisional sekomandi diciptakan dari kulit kayu yang diproses dengan cara ditumbuk kemudian diolah untuk dipintal. Untuk mempercantik penampilan, bahan tersebut selanjutnya diberi pewarna alami salah satunya dari tanaman cabai yang terlebih dahulu di racik kemudian di campurkan dengan corak warna lainnya.
Sumber : https://kappungberuberu.wordpress.com
Keunikan kain tenun sekomandi yang didominasi oleh warna coklat, merah, dan kream dengan warna dasar hitam terletak pada pola dan struktur kainnya. Mengingat proses pembuatan kain tenun sekomandi secara keseluruhan dikerjakan manual dengan alat tradisional, maka untuk menghasilkan kain tenun berkualitas yang bernilai tinggi dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam hitungan minggu bahkan berbulan-bulan.
Sumber : http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/
Oleh masyarakat Kalumpang, kain tenun sekomandi dipasarkan melalui Bali. Tidak jarang pula banyak turis yang membelinya langsung dipusat pembuatan kain tenun sekomandi.
Semoga bermanfaat.
Tags : designer indonesia, desain fesyen
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.