Sebagai salah satu negara di Asia yang dikenal dengan kemajuan teknologi dan pendidikannya, ternyata Jepang juga masih menjaga tradisi kuno hingga sekarang lho. Terbukti ditengah pesatnya globalisasi seperti saat ini, Jepang masih mempertahankan penggunaan kain furoshiki untuk berbagai macam keperluan.
Definisi Furoshiki
Furoshiki merupakan potongan kain berbentuk persegi yang digunakan untuk membungkus dan membawa banyak barang. Khusus di negara jepang furoshiki dapat dibuat dari kain sutra, katun maupun dari bahan daur ulang. Mereka membuat furoshiki dengan ukuran, model dan kisaran harga yang bervariasi.
Sumber : https://commons.wikimedia.org/
Catatan sejarah menyebutkan, asal-usul furoshiki di Jepang sendiri bermula di periode kekuasaan Nara. Saat itu furoshiki disebut dengan tsutsumi dan pada zaman kekuasaan Heian disebut dengan nama Koromo-zutsumi. Fungsi utama dari kain tersebut yaitu digunakan untuk membungkus pakaian.
Sumber : https://livejapan.com/
Ketika tempat pemandian umum menjadi sangat populer di Zaman Edo, furoshiki kemudian banyak dimanfaatkan untuk membawa sabun, handuk dan pakaian. Saat orang-orang selesai mandi mereka melipat handuk basah, membereskan sabun dan kelengkapan lainnya untuk mereka bawa pulang ke rumah.
Sumber : https://livejapan.com/
Selain digunakan pada saat pergi mandi, furoshiki pada saat itu juga dipakai untuk membungkus baju upacara pendeta terkenal dan juga dipakai untuk membungkus peralatan istana yang berharga. Jadi fungsi furoshiki disini bukan sekedar membungkus, tapi juga melindungi benda yang ada didalamnya.
Sumber : https://id.pinterest.com/
Dari yang awalnya dipakai untuk membungkus baju dan peralatan berharga sekarang furoshiki juga dapat digunakan dalam berbagai macam kebutuhan yang berbeda. Dengan sedikit kreatifitas furoshiki juga bisa digunakan sebagai pengganti kantong plastik karena sifatnya lebih ramah lingkungan.
- Furoshiki yang kecil dapat digunakan untuk membungkus uang sebagai hadiah, tempat tisu, keranjang kecil, buku-buku, buah dan tidak lupa bekal nasi.
- Sedangkan Furoshiki yang besar dapat digunakan untuk kain pembungkus botol, semangka, kotak besar, tas belanja, taplak atau dapat juga digunakan untuk dekorasi perayaan Natal atau tahun baru.
Sumber : https://www.teamwakon.com/
Kegunaan Furoshiki
Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan kemajuan industri tekstil kini furoshiki dapat digunakan dalam kebutuhan yang berbeda. Beberapa contoh pemanfaatan furoshiki yang paling terkenal diantaranya:
- Furoshiki dapat digunakan untuk mengemas, menjinjing dan menyimpan barang-barang.
- Sebagai kain pembungkus untuk bekal makanan.
- Sebagai alas lantai atau menjadi dekorasi ruangan.
- Pada tahun 1600-an furoshiki digunakan di rumah permandian umum sebagai kain pembungkus pakaian dan perlengkapan mandi.
- Digunakan untuk acara pernikahan sebagai pembungkus seserahan.
- Sebagai tas dan pembungkus kado atau hadiah.
- Sebagai pembungkus makanan dan kue.
- Sebagai tas, pembungkus kotak makanan, pembungkus botol, dekorasi ruangan, alas meja.
Bahan Dasar Furoshiki
Sebagai kain pembungkus yang cantik dan estetik, bahan kain yang dipakai untuk membuat furoshiki umumnya terdiri dari bermacam-macam bahan yaitu berupa bahan dari kain katun, nylon, rayon, chiffon dan juga kain sutra. Untuk membuat kain furoshiki inipun anda juga harus menyesuaikan dengan apa yang anda butuhkan.
1. Kain Katun
Kain katun merupakan sejenis bahan kain yang diperoleh dari pengolahan buah tanaman kapas yang mempunyai nama latin Gossypium. Di pasaran kain katun ini dapat dijumpai dalam berbagai macam varian misalnya kain katun biasa, kain katun silk dan katun Jepang.
2. Kain Nilon
Kain nilon merupakan salah satu jenis bahan kain yang terbuat dari produk minyak bumi. Nilon dapat pula digabung dengan fiber lain, seperti katun misalnya untuk menciptakan bahan kombinasi.
3. Kain Rayon
Kain rayon termasuk ke dalam jenis bahan kain sintetis yang terbuat dari unsur non alami. Tekstur kainnya yang lentur dan sedikit tebal membuat furoshiki berbahan rayon sangat mudah untuk diatur dan dikreasikan sesuai kebutuhan.
4. Kain Chiffon
Kain chiffon merupakan salah satu jenis bahan kain yang memiliki tekstur sangat halus dan juga tipis. Kain chiffon yang dijual di pasaran biasanya terbuat dari bahan katun, sutra, nilon, rayon, maupun poliester.
5. Kain Sutra
Kain sutra merupakan sejenis bahan kain yang memiliki ciri khas berkilau seperti mutiara. Jenis sutra yang paling umum digunakan sebagai bahan pembuatan kain yaitu berupa serat sutra yang dihasilkan dari kepompong ulat sutra murbei.
Motif Furoshiki
Terkait dengan motif atau ragam hias yang digunakan, kain furoshiki sebenarnya juga memiliki motif yang bermacam-macam seperti motif burung bangau, motif kipas, motif pohon cemara dan motif ombak. Motif-motif ini dipercaya oleh orang Jepang dapat memberikan berkah dan kebahagiaan bagi para penggunanya.
Sumber : https://www.hibiki-an.com/
Selain didominasi motif burung bangau, motif kipas, motif pohon cemara dan motif ombak, kain furoshiki sering pula dihiasi dengan desain tradisional shibori yang dilakukan dengan cara mencelup kain yang sudah diikat, dijahit, atau dilipat sesuai pola tertentu kedalam bahan pewarna alami maupun sintetis.
Sumber : http://theblackbird.co.nz/
Seperti halnya kain batik, dalam proses pembuatan shibori pada prinsipnya dibutuhkan bahan perintang untuk menahan warna agar tidak meresap ke bagian kain yang tidak diinginkan. Kalau perintang yang digunakan untuk batik berupa lilin malam maka untuk shibori dibuat dengan dilipat atau disimpul.
Sampai saat ini setidaknya terdapat kurang lebih 560 teknik perlindungan kain yang memunculkan motif berbeda-beda. Tapi secara garis besarnya teknik pewarnaan shibori hanya dibagi ke dalam enam metode yakni berupa arashi shibori, itajime shibori, kanoko shibori, kumo shibori, miura shibori dan nui shibori.
1. Arashi Shibori
Arashi shibori dapat buat dengan cara melilitkan dan mengikat kain pada sebuah tiang kemudian kain didorong hingga membentuk sebuah kerutan. Pola yang dihasilkan dari teknik ini akan tampak menyerupai hujan dikala badai.
Sumber : https://honestlywtf.com/
2. Itajime Shibori
Itajime shibori biasa dibuat dengan cara melipat dan menjepit kain di antara dua buah kayu lalu mengikatnya dengan tali atau benang. Bisa juga menggunakan akrilik yang dipotong berbentuk C-klem. Pola itajime shibori umumnya bernuansa kotak-kotak.
Sumber : https://www.youtube.com/
3. Kanoko Shibori
Kanoko shibori umumnya dibuat dengan cara mengikat bagian tertentu dari kain. Pola yang dihasilkan pada bahan kain sangat tergantung pada seberapa ketatnya ikatan kain dan pada bagian mana ikatan diterapkan.
Sumber : https://www.youtube.com/
4. Kumo Shibori
Kumo shibori dapat dibuat dengan melipat kain secara halus dan merata. Selanjutnya kain tersebut diikat menjadi bagian-bagian yang berdekatan satu sama lain, sehingga menghasilkan pola hiasan yang mirip sarang laba-laba.
Sumber : https://www.seamwork.com/
5. Miura Shibori
Miura shibori merupakan teknik menghias kain yang dilakukan dengan mencabut bagian tertentu pada kain menggunakan jarum kait tanpa memerlukan simpul apa pun, cukup dengan mengikat dan melonggarkan kain. Hasil akhirnya akan tampak seperti pola air.
Sumber : https://blogindianaugust.wordpress.com/
6. Nui Shibori
Nui Shibori biasa dibuat dengan cara menjelujur sederhana pada selembar kain kemudian benang ditarik seketat mungkin supaya menghasilkan sebuah kerutan yang rapat. Pola hiasan yang dihasilkan sangat bergantung pada pola jahitan yang terbentuk.
Sumber : https://www.seamwork.com/
Mau tahu lebih detail lagi mengenai cara pembuatan shibori untuk keperluan furoshiki?. Simak kembali pembahasan mengenai 6 Teknik Dasar Shibori Yang Mudah Untuk Anda Ikuti pada artikel Fitinline terdahulu.
Tidak hanya terbatas pada coraknya yang terkesan unik, pada kain furoshiki terkadang juga ditambahkan sulaman sashiko yang sangat terkenal di Jepang. Jenis sulaman sashiko secara garis besar dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam kelompok, yaitu sashiko moyosazhi dan sashiko hitomesazhi.
- Sashiko moyosazhi lebih banyak dikenal karena jahitannya yang mirip jahitan jelujur. Pola geometris dan hasil jahitannya yang sangat rapi menjadi salah satu ciri khas dari sashiko moyosazhi.
- Sementara jahitan sashiko hitomesazhi sama sekali tidak mirip jahitan jelujur. Pola hias yang dihasilkan umumnya jauh lebih beragam jika dibandingkan dengan sashiko moyosazhi.
Sebagai unsur dekoratif, sashiko sendiri pada perkembangannya juga dapat dijumpai dalam berbagai macam style. Tiga gaya sashiko yang cukup terkenal Jepang yaitu berupa tsugaru, mitsubishi stab dan shonai.
- Tsugaru merupakan teknik sashiko yang berasal dari daerah Tsugaru.
- Mitsubishi stab merupakan teknik sashiko yang dikenalkan oleh seorang kriyawan Jepang bernama Mitsubishi.
- Shonai merupakan salah satu daerah di Jepang yang terkenal karena memiliki motif sashiko yang terkesan rumit dan mewah.
Sumber : https://id.pinterest.com/
Membuat Furoshiki
Butuh bahan kain berkualitas untuk membungkus bingkisan, hadiah maupun barang-barang lainnya tapi belum menemukan ukuran yang tepat?. Mungkin membuat furoshiki sendiri bisa menjadi pilihan yang tepat. Selain lebih hemat anda juga bisa memilih motif kainnya sendiri sesuai dengan kebutuhan.
Hal yang mungkin akan membuat anda bingung saat membuat furoshiki yaitu pertama menentukan jenis kain apa yang akan digunakan dan yang kedua menentukan ukuran kainnya.
- Pilihlah kain-kain yang dapat disimpul dengan mudah seperti kain katun, nylon, rayon, chiffon dan juga kain sutra.
- Jika barang atau objek yang dibungkus memiliki massa yang cukup berat, pilihlah kain yang memiliki karakteristik kuat dan tebal agar barang bawaan tidak rusak .
- Jika dalam penggunaan kain furoshiki anda ingin mengisyarakat isi kain maka pilihlah kain yang tipis yang dapat mengikuti bentuk benda yang dibungkus.
- Bila anda ingin memberikan sentuhan yang lebih eksklusif gunakan kain yang memiliki corak khas tradisional jepang seperti halnya shibori.
- Untuk ukurannya bebas mau dibuat berapa saja tergantung obyek yang dibungkus, namun yang umum digunakan adalah 45 cm, 55 cm, 75 cm, 105 cm, 120 cm dan 230 cm.
Setelah mendapatkan bahan kain dan ukuran yang tepat sekarang anda bisa langsung menjahit bahan kain tersebut dengan langkah-langkah sederhana sebagai berikut.
- Ambil bahan kain yang akan anda gunakan untuk membuat furoshiki.
- Dengan menggunakan penggaris, ukur dan tandai bahan kain tersebut menggunakan pensil atau kapur jahit. Potong bahan kain tersebut secara perlahan hingga diperoleh selembar kain baru yang berukuran sama pada setiap sisinya.
- Lipat masing-masing bagian tepi kain sejauh 1 cm kemudian press menggunakan setrika.
- Lipat kembali bagian tepi kain dengan cara serupa untuk menyembunyikan bagian kain yang bertiras. Pastikan ukurannya sama atau paling tidak mendekati ukuran lipatan kain sebelumnya.
- Setelah bagian tepi kain terlipat secara sempurna selanjutnya rapikan bagian-bagian ujung kain dengan cara berikut.
- Pertama bongkar kembali lipatan kain yang telah dibuat sebelumnya.
- Lipat masing-masing bagian ujung kain hingga membentuk sudut 45 derajat. Sematkan jarum pentul agar posisinya tidak bergeser.
- Lipat kembali pada tepi lurus kain untuk membentuk siku kemudian jahit mengikuti bekas lipatan tersebut.
- Setelah bagian ujung kain terjahit selanjutnya potong bagian sudutnya menggunakan gunting.
- Buka jahitan sudut bahan kain kemudian press menggunakan setrika.
- Balikkan jahitan beserta lipatan kain yang telah dibuat diawal ke arah dalam hingga diperoleh bentuk yang terlihat lebih rapi.
- Terakhir jahit sepanjang bagian tepi bahan kain dengan menggunakan pola jahitan berbentuk lurus.
- Setelah semua bagian tepi kain terjahit dengan sempurna, kain furoshiki siap untuk digunakan untuk membungkus barang-barang yang anda miliki.
Teknik Dasar Dalam Furoshiki
Terkait dengan variasi teknik yang biasa diterapkan dalam membuat furoshiki, setidaknya dikenal tujuh teknik dasar melipat kain yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri.
- Hirazutsumi merupakan teknik membungkus yang sederhana.
- Otsukaizutsumi merupakan cara yang paling sering dilakukan untuk membungkus benda yang berbentuk kotak.
- Binzutsumi merupakan teknik yang biasa diterapkan untuk membungkus botol panjang.
- Kakushizutsumi merupakan modifikasi dari teknik otsukaizutumi.
- Makizutsumi merupakan cara membungkus benda yang berbentuk silinder.
- Hikkakezutsumi merupakan cara membungkus benda yang berbentuk kotak dengan keindahan-keindahan simpul.
- Suikaizutsumi merupakan cara membungkus benda yang berbentuk bulat seperti semangka atau melon.
Sumber : https://patch.com/
Sumber : https://jclubahmedabad.com/
Selain itu dalam seni furoshiki sendiri terdapat pula dua jenis macam ikatan, yaitu hitotsu musubi dan futatsu musubi.
1. Hitotsu Musubi
Hitotsu yang artinya "satu" disini menjelaskan bahwa hanya satu bagian kain yang dibutuhkan untuk mengikat. Caranya membuatnya yaitu:
- Ambil satu ujung dari kain.
- Pegang bagian bawah ujungnya dengan tangan kiri.
- Pegang ujung kain dengan tangan kanan.
- Putar ujung kain ke bawah, seperti membuat lingkaran.
- Terakhir masukkan ujungnya ke lingkaran.
2. Futatsu Musubi
Futatsu yang artinya "dua" menjelaskan bahwa, dalam ikatan ini menggunakan dua simpul kain.
- Setelah selesai memasukkan objek yang akan dikemas ke dalam kain, ambil dua sisi kain dari sebelah kanan.
- Ikat secara bersilang seperti hendak mengikat tali sepatu, begitu juga dengan sisi kiri.
- Ikatan pada kain ini akan menghasilkan dua gandengan seperti pada kantong plastik.
Teknik Menggunakan Furoshiki
1. Membungkus Benda Bulat
Untuk membungkus benda bulat seperti semangka, bola dan lainnya ikuti langkah-langkah sebagai berikut.
- Bentangkan furoshiki ditempat yang datar seperti lantai atau meja.
- Ikatankan kedua sisi kanan atas dan bawah dengan simpul yang kencang.
- Ikatkan juga kedua sisi kiri atas dan bawah seperti sebelumnya.
- Ambil simpul kanan masukkan ke bagian bawah simpul kiri.
- Kemudian tarik simpul kanan ke atas, kain akan menutupi seluruh bagian benda dan benda yang dibungkus dengan kain furohiki akan terlindungi dengan baik.
2. Membungkus Benda Panjang
Untuk membungkus benda berbentuk panjang seperti botol, tempat minum dan lainnya ikuti langkah-langkah sebagai berikut.
- Bentangkan kain furoshiki ditempat yang datar secara miring sehingga kain membentuk ketupat atau layangan.
- Letakkan dua botol kaca tepat digaris tengah dengan arah berlawanan, beri jarak diantara keduanya.
- Gulung botol dengan seluruh bagian kain.
- Berdirikan botol dan ambil keduan ujung kain untuk disimpul secara bersamaan.
- Simpullah kain dengan kuat agar aman dibawa berpergian
3. Membungkus Benda Persegi
Untuk membungkus benda berbentuk persegi seperti kotak makanan dan lainnya ikuti langkah-langkah sebagai berikut.
- Bentangkan kain furoshiki di tempat yang datar, miringkan kainseperti hendak membungkus botol.
- Letakkan kotak makanan yang sudah ditutup dengan rapat, hal ini dilakukan agar kotak yang berisi makanan tidak tertumpah dan mengenai kain.
- Tutup bagian tengah kotak dengan kain sisi atas dan bawah .
- Ambil sisi kiri, pelintir dengan jari. Lakukan hal yang sama dengan sisi kanan.
- Simpulkan kedua bagian kanan dan kiri dengan rekat agar kotak makanan tidak mudah terjatuh.
Demikian pembahasan singkat mengenai definisi furoshiki, pemanfaatan furoshiki, motif furoshiki hingga cara pembuatannya yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau anda yang masih bingung bagaimana cara melipatnya anda bisa melihat banyak panduan membungkus barang yang bagus dan indah dari internet.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.