Sumber akun Instagram @taeoxo_nct
Setelah usai konser NCT 127 di Jakarta, Taeyong membuat gempar Netizen Indonesia dengan penampilannya pada sebuah unggahan di akun instagram @taeoxo_nct milik idol asal Korea Selatan tersebut. Dalam unggahannya, terdapat beberapa potret terbaru dirinya yang tengah mengenakan kemeja batik dengan motif Kuda Sumba yang membuat heboh masyarakat di dunia maya.
Diketahui bahwa kemeja batik lengan panjang dengan motif Kuda Sumba tersebut merupakan hadiah dari Jerome Polin, seorang youtuber asal Indonesia yang kebetulan menghadiri acara konser bertajuk The Link tersebut.
Tidak hanya itu, dikutip dari Liputan6.com, Taeyong NCT tertangkap kamera tengah memakai kemeja batik tersebut ketika ia sampai di Korea Selatan. Momen tersebut dibagikan oleh seorang NCTzen (Sebutan untuk penggemar NCT) di platform Twitter pada hari Sabtu (6/11/2022).
Lantas postingan tersebut mendapatkan banyak perhatian dan membuat heboh di kalangan penggemar NCT, terlebih motif batik yang mulai dipertanyakan oleh kalangan penggemar. Banyak komentar-komentar yang menanyakan jika kemeja lengan panjang yang dikenakan oleh Leader NCT 127 tersebut merupakan batik asli atau hanya baju yang motifnya menyerupai batik.
Sumber akun Instagram @taeoxo_nct
Nyatanya, kemeja yang dikenakan oleh pria asal Korea Selatan tersebut merupakan hadiah pemberian Jerome Polin. Hal tersebut terbukti ketika yang bersangkutan, Jerome ikut memberikan cuitannya dalam platform Twitter mengkonfirmasi permasalahan tersebut. Dalam cuitan tersebut, youtuber yang baru saja menyelesaikan studinya tersebut mengaku terkejut karena Taeyong menggunakan batik pemberiannya tersebut.
Jerome juga mengunggah momen ketika ia tengah memberikan hadiah yang ia bawa kepada anggota grup NCT 127 pada pertemuan mereka di Konser NCT 127 yang diadakan pada tanggal 5 hingga 6 November 2022 tersebut.
Makna Motif Kuda
Sumber Pinterest.com
Lantas, apa sih makna yang terkandung dari batik motif kuda sumba tersebut?
Kain dengan motif kuda di Sumba menjadi yang motif kain yang banyak diminati oleh wisatawan sehingga harganya cukup mahal dan banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional.
Bagi Masyarakat Sumba, Kuda dipandang sejajar dengan arwah nenek moyang, sehingga tidak ada kuda yang diberi nama. Ndara atau sebutan kuda pada wilayah tersebut dianggap sebagai kendaraan hidup yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sumba.
Kuda Sumba memiliki jenis Kuda sandelwood yang sebenarnya merupakan kuda Sandelwood Pony. Menurut kepercayaan setempat, hewan berkaki empat tersebut berasal dari perkawinan silang antara kuda arab dengan kuda poni lokal. Nama sandelwood sendiri dikaitkan dengan cendana yang sempat menjadi komoditas ekspor dari Pulau Sumba dan Pulau Nusa Tenggara lainnya.
Kuda dalam masyarakat Sumba tidak hanya dimanfaatkan sebagai alat transportasi saja, melainkan juga sebagai syarat mas kawin pernikahan dalam adat Sumba. Kuda merupakan unsur yang sangat penting bagi budaya Sumba yang biasa diadakan setiap akhir Februari hingga Maret, yaitu Pasola.
Pasola berasal dari kata Sola atau Hola yang memiliki arti sejenis lembing kayu yang digunakan untuk saling melempar dari atas kuda yang dipacu kencang oleh dua kelompok yang saling berlawanan. Menurut cerita rakyat Sumba, Pasola berawal dari seorang janda cantik bernama Rabu Kaba asal Kampung Waiwuang,
Dikisahkan Rabu Kaba memiliki seorang suami bernama Umbu Amahu, salah satu pemimpin Kampung Waiwuang. Suatu ketika, ketiga pemimpin di kampung Waiwuang, termasuk Umbu Amahu memberitahu warganya bahwa mereka akan melaut. Namun bukannya benar melaut, ketiganya pergi ke selatan pantai Sumba Barat untuk mengambil padi.
Ketiganya pergi dalam waktu yang lama dan tak kunjung kembali, sehingga banyak yang menduga bahwa ketiganya telah meninggal dunia, sehingga warga mengadakan acara perkabungan.
Rabu Kaba yang ikut berkabung kala itu terjerat asmara dengan Teda Gaiparona yang berasal dari Kampung Kodi. Keduanya lantas tidak disetujui oleh keluarga Rabu Kaba, sehingga mereka memutuskan untuk kawin lari.
Teda Gaiparona membawa Rabu Kaba ke kampung halamannya. Hingga beberapa waktu berselang, ketiga pemimpin tersebut akhirnya muncul kembali. Umbu Amahu lantas mencari istrinya yang telah dibawa oleh Teda Gaiparono. Sayangnya, Rabu Kaba sudah terlanjur mencintai Teda Gaiparona sehingga wanita tersebut tidak ingin kembali pada Umbu Amahu. Buntut dari kejadian tersebut adalah permintaan Rabu Kaba yang mengganti belis yang diterima dari keluarga Umbu Dulla.
Belis dalam kepercayaan warga Sumba merupakan nilai jumlah nilai penghargaan pihak perebut istri kepada calon istrinya, seperti memberikan kuda, sapi, kerbau ataupun barang berharga lainnya. Dan Pasola merupakan salah satu prosesi yang diadakan untuk memperingati kejadian tersebut. Hal tersebutlah yang akhirnya Kuda menjadi sebuah hal yang penting dan sakral bagi masyarakat Sumba.
Tips Padu-Padan Kemeja Batik
Jika ingin menghadiri acara-acara formal, kemeja batik lengan panjang pria modern dengan dominan warna gelap menjadi pilihan yang tepat. Liners bisa memadukan kemeja batik dengan celana kain hitam yang membuat penampilan dapat terlihat rapi dan menarik. Selain itu, tambahan aksesoris seperti jam tangan dapat menyempurnakan penampilan Liners. Penampilan tersebut sering digunakan oleh anak muda di zaman sekarang loh, Liners!
Kemeja batik tidak melulu digunakan untuk style formal saja, melainkan juga dapat digunakan dalam style casual. Untuk penampilan kasual, Liners bisa coba memadukan kemeja batik dengan celana jeans berwarna biru dan sneakers berwarna putih yang memberikan kesan trendi bagi penggunannya.
Dengan menggunakan batik, secara tidak sadar kita juga turut serta dalam pelestarian budaya loh, Liners! Gimana nih? Apakah sudah punya ide lain untuk outfit batik minggu ini?
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.