Sejarah berkembangnya batik di Cirebon terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Membatik pada awalnya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat tinggal di desa Trusmi dan sekitarnya. Kisah lain menceritakan bahwa membatik di Cirebon berawal dari peranan Ki Gede Trusmi, seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati yang mengajarkan membatik sambil menyebarkan agama Islam.
Cirebon merupakan salah satu daerah penghasil batik yang memiliki motif unik dan khas. Batik Cirebon termasuk ke dalam kelompok batik Pesisiran. Namun sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik Keraton, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Batik keraton termasuk batik klasik, misalnya motif Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, dan lain sebagainya.
Batik Cirebon Motif Kereta Singa Barong
(Sumber: http://wongtrusmi.blogspot.com)
Batik Cirebon Pesisiran dipengaruhi oleh karakter penduduk masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima kebudayaan dari luar. Daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang luar singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan beda etnis dan terjadilah asimilasi atau pembauran budaya. Warna-warnan batik pesisiran lebih atraktif dengan menggunakan banyak warna. Contoh batik pesisiran antara lain Kapal Kompeni, Penari Cina, Pekalis, Semarangan, dan lain lain.
Batik Kompeni Motif Penari
(Sumber: http://batik-cirebon.web.id)
Sentra Batik Cirebon terletak kurang lebih 4 km arah barat pusat kota Cirebon, atau dari stasiun kereta api Kejaksan atau alun alun kota Cirebon. Tepatnya di desa Trusmi dan desa sekitarnya yaitu desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Kalitengah dan Panembahan yang terletak di kecamatan Plered.
Proses pembatikan dikerjakan dengan teknik tulis dan cap. Namun untuk pertimbangan ekonomis diproduksi secara besar-besaran dengan cara disablon atau printing di pabrik-pabrik. Walaupun kain yang dihasilkan dengan proses seperti ini sebenarnya tidak bisa disebut dengan batik.
Motif Batik Cirebon pada dasarnya dapat digolongkan menjadi lima jenis, yaitu Wadasan, Geometris, Pangkaan, Byur, dan Semarangan.
Wadasan, jenis ini ditandai dengan adanya beberapa ornamen dan benda-benda yang bersumber dari Kraton Cirebon, termasuk ornamen wadasan itu sendiri. Kelompok jenis ini biasanya disebut batik Keraton. Adapun nama-nama motif yang termasuk jenis Kratonan, diantaranya: Singa Payung, Naga Saba, Taman Arum, Mega Mendung, dan lain sebagainya.
Batik Cirebon Motif Singa Payung
(Sumber: http://budaya-indonesia.org)
Ingin belajar membatik? Klik Disini untuk melihat video tutorial membatik.
Geometris, jenis motif ini ditandai dengan proses pendesainannya selalu menggunakan alat bantu penggaris. Sebelum dibatik, kain harus diberi garis-garis terlebih dahulu. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah Motif Tambal Sewu, Liris, Kawung, Lengko-lengko, dan lain-lain.
Batik Cirebon Motif Kawung Rambutan
(Sumber: http://budaya-indonesia.org)
Pangkaan (Buketan), batik dengan motif pangkaan yaitu menampilkan pelukisan pohon atau rangkaian bunga-bungaan yang lengkap dengan ujung pangkalnya dan sering sekali dilengkapi burung atau kupu-kupu. Nama-nama motif ini diantaranya adalah Pring Sedapur, Kelapa Setundun, Soko Cina, Kembang Terompet, dan lain-lain.
Batik Cirebon Motif Pring Sedapur
(Sumber: http://batik-cirebon.web.id)
Byur, motif ini ditandai dengan penuhnya ornamen bunga-bungaan dan daun-daunan kecil yang mengelilingi ornamen pokok, sebagian contoh motif ini adalah Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, Banyak Angrum, dan lain-lain.
Batik Cirebon Motif Karang Jahe
(Sumber: http://umzaragallery.com)
Ingin membeli alat-alat membatik? Klik Disini untuk mendapatkan alat-alat membatik.
Semarangan, motif ini menampilkan penataan secara ceplok-ceplok dengan ornamen yang sama atau motif ulang yang ditata agak renggang. Sebagian contoh motif ini adalah motif Piring Selampad dan Kembang Kantil.
Batik Cirebon Piring Selampad
(Sumber: http://umzaragallery.com)
Motif yang paling terkenal dan menjadi ikon Cirebon adalah motif megamendung, yang termasuk dalam jenis wadasan. Motif ini memiliki warna gradasi yang sangat bagus, pewarnaan biasa dilakukan sebanyak lebih dari tiga kali. Batik motif megamendung melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan. Sejarah motif ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Cina di Cirebon. Sunan Gunung Jati yang mengembangkan ajaran Islam di daerah Cirebon menikah dengan seorang putri Cina bernama Ong Tie. Motif Awan ini menggambarkan pengaruh kebudayaan Cina dalam desain batik Cirebon. Terinspirasi dari benda seni yang dibawa dari Cina seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan. Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi Cina ke dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon. Terdapat perbedaan antara motif megamendung dari Cina dan yang dari Cirebon, pada motif megamendung Cina, garis awan berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan yang Cirebon, garis awan cenderung lonjong, lancip dan segitiga.
Batik Cirebon Motif Megamendung
(Sumber: http://budaya-indonesia.org)
Ingin membeli batik tulis eksklusif? Klik Disini untuk melihat katalog kain batik.
Motif batik megamendung merupakan ikon batik daerah Cirebon. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan masterpiece. Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon.
Dalam perkembangannya, motif megamendung mengalami banyak perkembangan dan dimodifikasi sesuai permintaan pasar. Motif megamendung dikombinasi dengan motif hewan, bunga atau motif lain. Sesungguhnya penggabungan motif seperti ini sudah dilakukan oleh para pembatik tradisional sejak dulu, namun perkembangannya menjadi sangat pesat dengan adanya campur tangan dari para perancang busana. Selain motif, warna motif megamendung yang awalnya biru dan merah, sekarang berkembang menjadi berbagai macam warna. Ada motif megamendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan lain-lain.
Ciri khas dan keunikan Batik Cirebon yaitu:
- Batik Cirebon yang bernuansa klasik biasanya selalu mengikutsertakan motif wadasan (batu cadas) atau megamendung pada bagian-bagian motif tertentu.
- Batik Cirebon klasik memiliki warna latar yang lebih muda dibandingkan dengan warna garis pada motif utamanya.
- Bagian latar atau dasar kain biasanya nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan.
- Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan canting tembok dan bleber
- Warna-warna dominan batik Cirebon klasik tradisional biasanya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
- Batik Cirebon cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan.
- Batik Cirebon berani menggunakan warna-warna terang seperti merah, biru, hijau, kuning, ungu, merah muda bahkan warna dasar putih pun sering digunakan.
- Memiliki corak yang dipengaruhi oleh budaya dari bangsa-bangsa asing yang pernah memiliki hubungan erat dengan Cirebon seperti Bangsa-bangsa Eropa, Gujarat, Cina, India, dan lain sebagainya.
- Penggambaran yang natural dan apa adanya pada corak Batik Cirebon menjadikan Batik Cirebon mudah diaplikasikan pada trend fashion modern.
Aplikasi Batik Cirebon pada Fashion
(Sumber: http://griyawisata.com)
Semakin kaya ya motif batik di Indonesia. Cintailah kebudayaan Nusantara, dengan bangga memakai batik di berbagai kesempatan. Karena batik merupakan warisan budaya bangsa yang harus dilestarikan. Apalagi motif batik menyimpan banyak cerita sejarah masa lalu serta falsafah hidup yang dianut nenek moyang.
Semoga bermanfaat.
Tags: jual kain, jual kain batik, jual batik, jual kain batik murah, toko kain, toko kain batik, toko batik, toko batik online, toko kain batik online, beli kain, beli kain batik, beli batik, batik indonesia, belanja batik, belanja batik online, motif batik, harga batik
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.