Letak geografis Kecamatan Bayat berada 12 km dari Kabupaten Klaten ke arah selatan Jawa Tengah. Bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Kecamatan Bayat memiliki 18 desa, mata pencaharian penduduk selain bertani juga membuat gerabah dan membatik. Nama Bayat berasal dari kata tem-bayat-an yang berarti hidup rukun saling membantu dan bersinergi. Pengertian tembayatan tersebut muncul pada saat Ki Ageng Pandanaran menetap di daerah ini setelah melakukan serangkaian perjalanan pengembaraan dari Semarang. Ki Ageng Pandanaran adalah mantan Adipati Semarang yang mendapat tugas oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam ke daerah Selatan. Selain kata tembayatan, nama Bayat berasal dari kata bai’at (baiyat), hal ini juga terkait dengan kegiatan dan kehidupan Ki Ageng Pandanaran.
Batik Bayat Klaten
Sumber: http://batiktembayat.blogspot.com
Sejarah kerajinan membatik di daerah Bayat diperkirakan sudah ada sejak masa pra Hindu dan mulai berkembang sejak datangnya Ki Ageng Pandanaran. Sejak abad ke 17. Tembayat atau yang sekarang lebih dikenal dengan Bayat merupakan daerah penghasil batik. Alkisah, Ki Ageng Pandanaran berangkat ke Bayat mengikuti perintah Sunan Kalijaga untuk melakukan tapa dan menjalankan kehidupan religius. Begitu sohornya contoh hidup Pandanaran hingga ia pun lebih sering dikenal sebagai Sunan Bayat. Konon, sembari menyebarkan Islam, ia juga mengajari rakyat di Bayat, khususnya di Desa Paseban, keterampilan membatik. Tujuannya adalah untuk pemenuhan kebutuhan pakaian Sunan beserta sanak familinya.
Masyarakat Bayat tergolong dinamis dan terbuka, namun tetap berpegang pada tatanan kehidupan sebagai orang Jawa. Sikap hidup ini menjadi filosofi batik Tembayat dalam membuat setiap helai batiknya. Batik yang dihasilkan di Bayat ini mulai dari batik halus maupun batik sederhana dengan proses pewarnaan yang dikenal dengan proses kelengan yaitu proses warna yang hanya sekali celup.
Batik Bayat Jenis Kelengan
Sumber: http://batiktulisbayat.blogspot.com
Ingin belajar membatik? Klik Disini untuk melihat video tutorial membatik.
Batik-batik yang ada di Kecamatan Bayat ini pemasarannya bukan hanya di Kabupaten Klaten saja, melainkan hingga ke luar kota seperti Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Jakarta hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Thailand, dan India, namun sebagian hasil batik ini dikirim ke Surakarta. Sejak berdirinya Keraton Surakarta melalui perjanjian Giyanti (1755) banyak batik-batik yang digunakan oleh kerabat Keraton Surakarta dibuat di Bayat Klaten, dengan demikian keterkaitan batik Klaten dengan batik Solo merupakan keterkaitan yang sudah terjadi sejak masa lampau. Corak khas batik Bayat terdapat pada coklat sogan dan tanahannya ukel dan grinsing yang menyatu. Sedangkan motif-motifnya mengambil dari motif klasik batik Solo (sido, semen, dan sebagainya). Kolaborasi corak-corak tersebut muncul akibat interaksi yang sudah cukup lama antara Klaten dengan Surakarta. Warna dan motif batik yang dibuat umumnya mengikuti selera pasar yang berkembang di Solo, salah satu sebab mengapa sampai sekarang Bayat kurang dikenal oleh masyarakat luar Solo dan sulit untuk menggali motif mana yang merupakan motif khas Bayat.
Batik Bayat Klaten
Sumber: http://batiktembayat.blogspot.com
Batik Bayat terkenal karena kehalusan dan proses pewarnaannya yang sempurna. Kecamatan Bayat yang memiliki 10 sentra industri batik. UMKM batik ini memberikan kontribusi yang cukup besar untuk perekonomian Kabupaten Klaten. Beberapa sentra produksi di Kecamatan Bayat, antara lain Batik Cap di Desa Beluk, Batik Tulis di Desa Jarum dan Desa Kebon, dan Batik Tenun Lurik di Desa Tegalrejo. Untuk proses pembuatan batik dari penggambaran motif batik, pembatikan, pencelupan, pengeringan, pengemasan sampai produk batik siap dipasarkan terdapat di Kabupaten Klaten itu sendiri. Sehingga tenaga kerja sebagian besar berasal dari Kecamatan Bayat yang telah menekuni usaha batik karena membatik dilakukan secara turun-temurun.
Proses Membatik
Sumber: http://batiktembayat.blogspot.com
Batik Tenun Lurik
Sumber: http://shilabatik.blogspot.com
Ingin membeli alat-alat membatik? Klik Disini untuk mendapatkan alat-alat membatik.
Batik Bayat mengalami masa keemasan pada tahun 60-an dan mengalami kemerosotan pada tahun 70-an setelah mulai digunakannya teknik printing atau sablon yang dapat memproduksi lebih cepat dan murah. Desa-desa penghasil batik seperti Beluk dan Paseban yang sangat terkenal dengan batik halusnya perlahan namun pasti mulai kehilangan para pengrajin batiknya yang lebih suka pindah ke kota seperti Yogyakarta dan Jakarta, atau alih profesi menjadi buruh bangunan, bertani atau berdagang.
Batik Bayat Warna Alam Motif Kipas
Sumber: http://batikagathakebonalami.blogspot.com
Batik Bayat Warna Alam Motif Motif Pace
Sumber: http://batikagathakebonalami.blogspot.com
Ingin membeli batik tulis eksklusif? Klik Disini untuk melihat katalog kain batik.
Batik Bayat mulai berkembang lagi pada tahun 80-an dimulai dari desa Jarum. Berawal dari para pemuda yang bekerja di galeri-galeri lukisan batik di Yogyakarta. Melihat tingginya permintaan lukisan batik dan kurangnya pasokan, mendorong para pemuda untuk pulang kembali dan mulai memproduksi sendiri lukisan batik yang kemudian mereka jual ke Yogyakarta. Sebuah perubahan yang baik dari hanya pegawai menjadi produsen. Maka tidaklah mengherankan jika motif batik yang dihasilkan oleh daerah jarum bermotif modern, bebas dengan warna-warnanya yang cerah.
Meski telah banyak modifikasi Batik Bayat secara kontemporer, batik Bayat juga masih mempunyai motif khas, seperti Gajah Birowo, Pintu Retno, Parang Liris, Babon Angrem, dan Mukti Wirasat. Semua motif batik Bayat ini dominan dengan warna soga atau kecoklatan yang identik dengan warna batik Kasunanan Surakarta. Selain itu Batik Bayat juga berusaha melestarikan batik dengan mengembangkan Batik Bayat motif cagar budaya yaitu mengenalkan motif-motif yang diinspirasi dari objek Cagar Budaya, salah satu diantaranya diadopsi dari motif ragam hias yang ditemukan pada relief Candi. Daerah Bayat yang secara kultural tidak jauh dari kawasan candi-candi di Prambanan dan sekitarnya, dari beberapa relief seperti misalnya Pohon Kalpataru dan Kinara-Kinari yang ditemukan di Kompleks Candi Lara Jonggrang, Prambanan.
Batik Bayat Motif Pohon Kalpataru
Sumber: http://batiktulisbayat.blogspot.com
Sahabat Fitinline dan para pecinta batik bisa menjadikan Batik Bayat Klaten sebagai salah satu koleksi. Keunikan dan kekhasan Batik Bayat tak kalah dengan batik dari daerah lain. semoga bermanfaat.
Tags: jual kain, jual kain batik, jual batik, jual kain batik murah, toko kain, toko kain batik, toko batik, toko batik online, toko kain batik online, beli kain, beli kain batik, beli batik, batik indonesia, belanja batik, belanja batik online, motif batik, harga batik
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.