Article

Homepage Article Pakaian Adat 8 Jenis Kain Tradisional…

8 Jenis Kain Tradisional Asal Afrika Yang Terkenal Dengan Keindahannya

Punya ketertarikan tersendiri dengan kain yang bernuansa etnik?. Khusus untuk anda yang memang memiliki kecintaan terhadap kain tradisional wajib bagi anda untuk mengenal berbagai macam kain khas Afrika. Beberapa jenis kain yang dimaksud yaitu berupa kain kente, kitenge, tie dye, kain batik, kain bark, animal skin, basotho serta ethiopia cotton.

Kain Kente

Kain kente termasuk ke dalam jenis bahan tekstil tenunan tangan asal Afrika Barat dan secara universal mungkin menjadi kain yang paling terkenal dari semua kain Afrika. Ditinjau dari asal bahasanya kata "kente" sendiri memiliki keranjang. Kain ini dinamakan demikian karena kemiripannya dengan desain keranjang anyaman.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://id.pinterest.com/

Masing-masing strip kente biasanya menampilkan segmen bolak-balik yaitu pola lilitan berwajah warp (benang memanjang dalam alat tenun) dengan pola geometris berwajah pakan (benang berjalan melintang). Strip tenunan berkisar dari tiga hingga lima inci lebarnya dan dijahit bersama mulai dari ujung ke ujung.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://www.etsy.com/

Untuk menciptakan kain kente yang berkualitas beberapa pengrajin ada yang menggunakan benang emas untuk ditenun menjadi bahan kain. Karena proses pembuatan kain kente secara keseluruhan dibuat dengan mengandalkan keterampilan tangan maka harga kain kente inipun menjadi cukup mahal dan telah meningkat menjadi simbol status pemakainya.

  1. Kain Kente pertama kali mendapat sorotan dari dunia Internasional dengan munculnya Kwame Nkrumah seorang pejuang kemerdekaan dan Presiden Ghana yang pertama pada tahun 1957.
  2. Di Amerika kente pertama kali digunakan terutama sebagai dekorasi interior-lemparan furnitur, hiasan dinding atau bahkan seprai karena orang-orang di negara tersebut tidak terbiasa dengan pakaian yang dibungkus.
  3. Tidak lama setelah digunakan untuk interior, kain kente kemudan juga disulap menjadi blus wanita, rok dan gaun bahkan jaket pria, dengan mengikuti gaya yang lazim pada 1960-an dan 70-an.
  4. Fakta bahwa kain kente tenunan tangan memang sangat mahal dan sulit diperoleh menyebabkan produksi kain tenunan pabrik dalam berbagai pola kente mulai bermunculan sekitar 1960 dan berlanjut hingga abad ke-21.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://ramsjaydesigns.storenvy.com/

Bila di masa lalu kain berwarna terang yang dibuat dengan teknik tenun ini dulunya hanya bisa digunakan oleh para bangsawan kini ada banyak orang di Afrika Barat berinvestasi dalam pakaian kain kente untuk dikenakan pada acara-acara khusus.

  1. Pria biasanya membungkus badannya dengan sebuah kain kente besar yang diikatkan pada tubuh dengan bahu kiri dan lengan tertutup sementara bahu kanan dan lengan terbuka.
  2. Sementara untuk para perempuan biasanya mereka akan menggunakan satu atau beberapa kain kente dengan ukuran yang berbeda untuk membungkus tubuh bagian atas dan bawahnya.

Kain Kitenge

Kain kitenge mengacu pada kain yang dicetak sering menggunakan serat kapas atau serat campuran. Warna khas untuk kitenge yaitu berupa hijau tua atau gelap, ungu, oranye, biru tua, coklat dan hijau muda. Kitenge dalam nuansa pastel yang langka pada saat ini juga dapat dirancang dan disesuaikan sesuai keinginan.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://www.asiliinteriors.com/

Kain kitenge sering disebut juga sebagai “Kain Telekomunikasi” karena kain ini memang memiliki peran yang sangat penting bagi budaya Afrika bagian Timur. Dalam lingkup yang lebih luas kain kitenge dianggap mewakili pembawaan orang Afrika dan cara mereka dalam berkomunikasi.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://www.asiliinteriors.com/

Sebagai produk pelengkap kebutuhan sandang kain kitenge sering dijual di pasar-pasar kota besar di negara Kenya, Rwanda, maupun Tanzania dengan harga yang relatif murah. Di tempat ini, Anda bisa bertanya-tanya secara langsung kepada para pedagang, jenis kain, motif dan kualitas kain mana yang bagus.

  1. Kain kitenge dapat dijumpai dalam ribuan desain variasi dan biasa dipakai pada hari-hari besar dan hari libur nasional.
  2. Produk turunannya juga ada dalam berbagai bentuk seperti sarung, gaun, gendongan bayi dan lain-lain.
  3. Bila anda ingin memesan atau mengorder kain itenge anda bia menghubungi pembuatnya melalui penjahit setempat di lokasi yang sama.

Kain Tie Dye

Tie dye mengacu pada proses textiling yang biasa dilakukan dengan cara mengikat kain dengan pola tertentu kemudian mencelupkannya pada bahan pewarna. Bila di negara Indonesia tie dye ini biasa disebut dengan nama jumputan maka khusus di Afrika teknik ikat celup ini biasa disebut dengan nama adire.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://morelovemama.com/

Tidak jauh berbeda dengan kain jumputan yang berkembang di Indonesia, dalam pembuatan tie dye di Afrika penggunaan kain-kain dari serat yang berbeda umumnya dapat memberikan hasil yang berbeda pula.

  1. Bahan kain yang tipis dapat diikat dengan simpul-simpul kecil, sehingga ragam hias yang terbentuk  dari ikatan tersebut juga akan lebih padat dan banyak.
  2. Untuk bahan kain yang tebal biasanya akan menampilkan corak yang besar dan hasilnya terkadang kurang sesuai dengan pola yang diinginkan.

Semakin tebal kain yang digunakan, maka sedikit pula jumlah ikatan yang bisa dibuat. Dengan cara ini simpul yang terbentuk juga akan menjadi terlalu besar dan sulit untuk dikencangkan rapat-rapat. Akibatnya zat pewarna dapat dengan mudah merembes ke serat kain dan menghilangkan corak yang ingin ditampilkan.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://id.pinterest.com/

Untuk menjamin kualitas kain tie dye yang dihasilkan pemilihan bahan bakunya pun tidak bisa sembarangan. Beberapa jenis bahan kain yang baik dan cocok digunakan dalam tie dye diantaranya yaitu berupa kain yang memiliki daya serap tinggi terhadap bahan pewarna sehingga lebih memudahkan proses pengikatan dan pencelupan.

  1. Berbagai jenis kain yang baik dan banyak digunakan dalam teknik celup ikat yaitu berupa bahan kain yang memiliki banyak kandungan serat alami seperti kain katun, kain sutra hingga kain mori.
  2. Sementara untuk beberapa jenis kain yang kandungan serat sintetisnya lebih dominan, proses celup ikat agak sulit dilakukan karena sifat kain yang terlalu licin, keras atau bahkan memiliki daya serap yang kurang baik.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://id.pinterest.com/

Banyaknya celupan dan lamanya setiap perendaman juga sangat mempengaruhi warna kain yang dihasilkan. Untuk menghasilkan kain yang lebih bervariasi anda juga bisa melakukan proses pewarnaan kain hingga beberapa kali. Semua bergantung pada seberapa banyak efek warna yang ingin anda buat pada bahan kain tersebut.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : http://africanclothesandimports.com/

Jika anda ingin menambahkan unsur warna lain, usahakan untuk melakukan pewarnaan kain saat kondisinya masih agak lembab. Beberapa tips dan trik tambahan yang juga bisa diterapkan bila anda ingin membuat kreasi kain tie dye dirumah diantaranya:

  1. Usahakan untuk mengikat kain sekencang mungkin agar ikatan kain tidak lepas saat proses pencelupan dilakukan.
  2. Untuk membuat kain tie dye garam dan cuka harus ada sebab dua bahan berperan penting sebagai penguat warna kain supaya tidak mudah luntur.
  3. Gunakan satu panci untuk satu warna saja.
  4. Pastikan panci yang anda pakai untuk mencelup kain merupakan panci yang memang khusus dipakai untuk membuat batik jumputan, dalam arti tidak dipakai secara begantian untuk memasak.

Kain Batik

Selain terkenal di Indonesia batik juga mengalami perkembangan di negara lain, salah satunya yakni negara Kamerun yang terletak di kawasan Afrika. Sebagai salah satu kain tradisional yang memiliki nilai sangat seni tinggi, batik Afrika ternyata juga masih memiliki hubungan saudara dengan batik Indonesia lho.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://sites.google.com/

Tidak kalah menarik dengan batik Indonesia, batik Afrika tentunya juga memiliki daya tarik tersendiri bagi seniman dan para pecinta batik. Buat anda yang mau tahu lebih banyak tentang batik Afrika kenali dulu yuk karakteristik mendasar yang membedakan kain batik Afrika dengan Indonesia.

  1. Kain batik Afrika umumnya memiliki warna yang lebih mencolok dan terang walaupun tidak semuanya. Sebeba beberapa batik Afrika ada juga yang diciptakan dalam warna-warna gelap.
  2. Selain dilihat dari warnanya yang serba kuat dan kontras, kekhasan kain batik Afrika juga bisa dilihat dari garis-garis pada corak yang terlihat tegas dan sangat mencirikan budaya Afrika.
  3. Motif yang ditampilkan pada batik Afrika umumnya berukuran lebih besar tidak seperti layaknya kain batik Indonesia yang memiliki motif kecil.
  4. Jarak antara motif batik Afrika biasanya tidak terlalu rapat karena motif batik ini tidak memiliki isen-isen seperti yang biasa ditambahkan di antara motif batik Indonesia.
  5. Sebagian besar kain batik Afrika menggunakan motif binatang, tribal, motif bunga sampai motif peta afrika.
  6. Dalam satu kain batik Afrika bisa terdapat dua atau lebih motif batik yang berbeda. Beberapa kali penduduk Afrika juga suka berkreasi dengan menambahkan motif wajah di dalam kain batik yang dibuatnya.
  7. Pada batik Afrika juga ditemukan motif ukiran, kegiatan dan gambar tradisional sejarah suku yang mendiami negara tersebut.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://sites.google.com/

Berdasarkan metode pembuatannya batik Afrika sendiri ternyata juga tidak dibuat dengan teknik pelapisan lilin malam seperti halnya kain batik Indonesia melainkan menggunakan dua cara utama yaitu adire eleso dan adire eleko.

1. Adira Eleso

Adire eleso merupakan proses pembuatan batik yang dilakukan dengan cara mengikat dan menjahit pola motif pada kain, setelah itu kain tersebut akan dicelupkan ke dalam pewarna.

2. Adire Eleko

Adire eleko merupakan proses pembuatan batik yang dilakukan dengan menambahkan pasta pati yang terbuat dari singkong, beras atau ubi kayu sebagai pengganti lilin.

Untuk menciptakan kain batik yang cantik, proses pembuatan adire eleko ini harus dibuat secara manual dengan menggunakan gambaran tangan dari desain tradisional.

  1. Mula-mula motifnya harus dibuat dengan cara digambar menggunakan tongkat kecil, bulu atau sepotong tulang halus dan logam yang berbentuk seperti sisir.
  2. Setelah selesai digambar pasta pati kemudian diletakan di bagian-bagian yang tidak ingin diwarnai.
  3. Selanjutnya kain tersebut dicelupkan ke dalam pot tanah liat atau lubang di tanah.
  4. Terakhir pasta pati kemudian dikerok untuk mendapatkan warna dan motif di kain batik khas Afrika tersebut.

Butuh bahan kain batik berkualitas dengan harga murah untuk membuat pakaian?. Sahabat Fitinline bisa melihat-lihat dulu koleksi kain batik kami Di Sini. Kalau anda lebih tertarik untuk membuat kain batik sendiri maka anda juga bisa membeli alat membatik dari kami Di Sini.

Dengan karakteristiknya yang sangat khas batik Afrika memang sangat cocok digunakan untuk membuat baju sehari-hari. Bukan hanya baju ke pesta atau baju formal saja, tapi batik Afrika juga akan terlihat sangat bagus bila dipakai untuk membuat baju casual untuk laki-laki maupun perempuan.

Kain Bark

Kain bark merupakan sejenis kain tekstil khas selatan Uganda yang dibuat dari kulit pohon khusus. Proses pembuatannya sendiri dimulai dengan cara memisahkan pohon dari kulitnya. Setelah keduanya berhasil dipisahkan kulit kayu kemudian ditumbuk untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi bahan baku pembuatan pakaian.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://rlv.zcache.com/

Sebagai kain tradisional yang bernilai tinggi bark dulunya banyak dibuat dengan warna coklat tapi untuk sekarang bisa dicelup menjadi warna putih. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi kini kain bark juga banyak digunakan sebagai bahan dasar souvenir fashion bagi wisatawan yang berkunjung Uganda lho.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : http://www.jossgraham.com/

Animal Skin

Kulit hewan sejak dahulu telah lama digunakan sebagai bahan baku produk sandang di banyak negara bagian Afrika.

  1. Suku Maasai asli dari Afrika yang memiliki pola hidup semi-nomaden di Kenya dan Tanzania misalnya, mereka masih memakai kulit dari hewan seperti banteng atau sapi sebagai ikat pinggang atau mantel untuk kesempatan khusus.
  2. Royalti dari Acoli utara Uganda mengenakan macan tutul atau kulit singa untuk acara-acara khusus seperti yang dilakukan banyak kelompok-kelompok etnis Afrika.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://id.pinterest.com/

Kain Basotho

Basotho merupakan salah satu kain tradisional dari Afrika yang motifnya sendiri banyak menggunakan motif khas masyarakat Lesotho. Kain bernama bashoto ini umumnya terbuat dari wol yang digunakan oleh pria dan wanita di semua musim dikarenakan kawasan Lesotho yang memiliki suhu lumayan dingin.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://id.pinterest.com/

Tidak hanya dimanfaatkan untuk melindungi tubuh penggunanya dari angin dan hujan serta memberikan kehangatan ketika musim dingin, Bosotho biasanya juga kerap digunakan untuk acara ritual di Afrika, mulai dari untuk menyelimuti bayi yang baru lahir hingga untuk kain selubung pengantin wanita Afrika.

  1. Masyarakat Lesotho biasa mengenakan pakaian tradisional dalam bentuk selimut basotho yang menutupi seluruh tubuhnya.
  2. Selimut basotho umumnya terbuat dari bahan wol tebal dan pada permukaannya terdapat berbagai motif beraneka warna dan rumit yang bercerita tentang berbagai sejarah penduduk Lesotho.
  3. Bashoto biasanya juga digunakan sebagai syal pada acara-acara khusus dan dijadikan sebagai cinderamata khas Leshoto yang sangat terkenal.

Ethiopia Cotton

Ethiopia cotton merupakan sebuah kain tenunan katun yang berasal dari Ethiopia. Kain ini umumnya memiliki tepi yang berwarna-warni sementara bagian lainnya berwarna putih. Sebagai salah satu produk tradisional khas Afrika kain ini sangat ideal untuk digunakan pada iklim panas dan sering dipakai untuk acara-acara meriah.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://ciad.org.uk/

Couture tradisional Afrika yang identik dengan pakaian panjang dan longgar juga banyak memanfaatkan kain ethiopia cotton sebagai bahan bakunya. Atas dasar itulah kain ethiopia cotton juga sering disebut sebagai kain yang ideal untuk couture Afrika.

Kain Tradisional Afrika

Sumber : https://id.pinterest.com/

Sama halnya dengan kain katun yang biasa digunakan sebagai pelengkap kebutuhan sandang, ethiopia cotton pada dasarnya juga punya banyak sekali kelebihan. Beberapa kelebihan yang ditawarkan bahan kain yang satu ini diantaranya:

  1. Tidak panas saat digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
  2. Mampu menyerap keringat dengan baik.
  3. Nyaman dipakai, terasa adem dan lembut jika bersentuhan dengan kulit.
  4. Kuat dan tahan lama bahkan meski sudah dipakai dan dicuci berulang kali.
  5. Warna kainnya tidak luntur dan harganya juga relatif terjangkau.

Demikian pembahasan singkat mengenai jenis-jenis kain tradisional Afrika yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak lagi tentang info penting terkait dengan jenis-jenis kain tradisional dari negara lain yang tidak kalah menarik simak terus artikel dari kami ya.

Semoga bermanfaat. 

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.