Kain tenun ikat dan kain songket merupakan dua jenis kain tradisional asli Indonesia yang cukup populer dikalangan masyarakat luas. Meski keduanya berasal dari keluarga yang sama (keluarga kain tenun) namun sebenarnya antara songket dan kain tenun ikat sendiri memiliki sejumlah perbedaan, terlepas dari penyebutan namanya yang sudah jelas berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi teknik pembuatan, lama pengerjaan, dan alat yang digunakan untuk membuat kain tradisional tersebut.
Sumber : http://southsumatratourism.com/
Teknik Pembuatan
Kain songket umumnya dibuat dengan menggunakan benang pakan dan lungsin. Benang pakan merupakan benang yang posisinya bebas dan terletak mendatar pada bahan kain, sedangkan benang lungsin terikat pada alat tenun dan posisinya tegak lurus atau vertikal pada selembar kain.
Sumber : http://authentique-terengganu.blogspot.co.id/
Pembentukan corak atau motif pada kain songket biasanya dilakukan menggunakan teknik anyaman dari benang pakan, sebab sehelai benang pada kain songket biasanya hanya memiliki satu warna saja. Dengan begitu bentuk permukaan kain yang dihasilkan cenderung memiliki anyaman benang yang timbul.
Sumber : http://jualsongketpalembang.com/
Berbeda dengan benang yang digunakan pada kain songket, bahan-bahan yang digunakan dalam tenun ikat adalah benang kapas dapat juga menggunakan benang sutra alam. Benang pakan pada kain tenun ikat umumnya memiliki beragam warna dalam satu helai benangnya tergantung dari proses pencelupan atau pewarnaan benang.
Sumber : https://www.triptrus.com/
Teknik pewarnaan itulah yang menjadikan corak pada selembar kain tenun ikat tampak cantik dan mempesona. Sehingga dalam proses tenunnya benang pakan akan memiliki permukaan yang sama dengan benang lungsi sebab tidak dianyam perbenang.
Sumber : http://tenuntimor.blogspot.co.id/
Lama Pengerjaan
Karena kain songket hanya memiliki satu warna pada sehelai benangnya maka waktu yang dibutuhkan untuk proses pengerjaannya pun menjadi lebih lama. Paling cepat bisa dikerjakan dalam waktu beberapa minggu itupun untuk corak yang cenderung sederhana. Jika coraknya jauh lebih rumit maka proses pembuatannya bisa memakan waktu selama berbulan-bulan.
Sumber : http://www.pewangilaundry.co.id/
Sebaliknya, karena benang yang digunakan untuk membuat kain tenun ikat memiliki variasi warna yang berragam, pengerjaannya pun cenderung lebih cepat jika dibandingkan dengan kain songket. Secara teknis proses pembuatannya hampir sama dengan cara pembuatan sarung tenun. Seorang penenun bisa menyelesaikan selembar kain tenun ikat dalam waktu beberapa hari.
Sumber : https://mukenabalietnik.wordpress.com/
Alat
Alat yang digunakan untuk membuat kain songket umumnya masih bersifat sangat tradisional dan biasanya digunakan dalam posisi duduk. Teknisnya pun sangat manual, benang pakan dimasukkan melewati benang lungsin dengan tangan, sedangkan kaki penenun tidak bergerak.
Sumber : http://keindahanterengganu.blogspot.co.id/
Di Bali alat tersebut biasa dikenal dengan sebutan alat tenun cakcak, di Jawa dikenal dengan sebutan alat tenun gedog, sementara di Lombok dikenal dengan nama alat tenun sesek/nyesek.
Sumber : http://www.grosirbajusurabaya.top/
Tidak seperti proses pembuatan kain songket yang masih dilakukan dengan alat manual, kain tenun ikat umumnya dibuat dengan peralatan yang cenderung semi otomatis. Penenun biasanya akan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) untuk membuat selembar kain tenun ikat. Proses pembuatan kain tenun ikat sendiri relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan kain songket. Sebab anyaman benang pakan pada lungsi digerakkan dengan bantuan alat mekanis sederhana.
Sumber : http://www.kediripedia.com/
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.