Kain tenun termasuk kedalam salah satu jenis kain tradisional Indonesia yang dibuat dengan prinsip sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Benang yang dipakai pun berbeda sesuai dengan jenis produknya, mulai dari benang yang bertekstur kasar sampai benang yang bertekstur halus sekalipun.
Sumber : https://aditgoshgosh.wordpress.com/
Untuk membuat produk kain tenun lurik misalnya, jenis benang yang biasa dijadikan benang lusi yaitu berupa benang cotton 40/2 sedangkan benang yang diperuntukkan sebagai benang pakan yaitu berupa benang cotton single 20 S atau 30 S. Karena letaknya memanjang kearah panjang kain maka benang lusi tersebut akan mengalami banyak ketegangan serta gesekan selama proses menenun berlangsung.
Benang dengan ukuran 40/2 bacanya 40 hank per 2 lbs. Hank adalah bentuk kemasan benang yang berbentuk seperti kepang rambut sedangkan lbs (libras) menunjukkan diameter atau luas penampang benang yang setara dengan benang yang memiliki panjang 40 hank dan beratnya 2 pound.
Catatan:
1 Hank = 840 yard
1 Hank = 7680 cm
1 Yard = 0,914 meter = 91,4 cm
1 lbs = 1 pound = 0,4536 kg = 453,6 g
Dengan kata lain benang yang memiliki ukuran 40/2 setara dengan benang yang panjangnya 3072 m dan beratnya 2 pound (0,9072 kg).
Sumber : https://naturalsilk.wordpress.com/
Secara fisik benang katun yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain tenun sendiri pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga macam golongan, diantaranya berupa benang katun mercerised (mercerized cotton), benang katun kombet (combed cotton), serta benang katun kardet (carded cotton).
Sumber : http://www.sorinsentosa.com/
Benang Katun Mercerized (Mercerized Cotton)
Benang katun mercerized merupakan jenis benang katun yang dihasilkan melalui proses merserisasi. Proses tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan benang yang lebih kuat, lebih berkilau, tidak mudah menyusut, tidak mudah berjamur, serta lebih mudah menyerap zat pewarna kain.
Sumber : http://mblusuk.com/
Dimana jenis benang yang dapat disebut juga sebagai benang mutiara (pearl yarn tersebut lebih sering digunakan dalam pembuatan kain tenun berkualitas tinggi seperti misris troso Jepara dan kain tenun endek Bali.
Sumber : http://www.tenun-troso.com/
Benang Katun Combed (Combed Cotton)
Benang katun combed merupakan sejenis benang dari serat kapas lembut yang diproses secara spesial sebelum dipintal lebih lanjut menjadi sebuah benang. Dibandingkan dengan benang katun biasa, katun combed umumnya dijual dengan harga yang jauh lebih mahal. Tekstur bahannya pun terbilang sangat lembut dan sangat nyaman di kulit.
Sumber : http://www.detikawanua.com/
Seperti halnya benang katun mercerized, benang katun combed juga biasa digunakan dalam proses pembuatan kain misris troso Jepara dan kain tenun endek Bali. Tidak hanya itu, beberapa pengrajin tenun juga biasa memanfaatkan kain katun combed untuk membuat kain tenun etnik dan syal khas Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sumber : http://tenuntimor.blogspot.co.id/
Benang Katun Carded (Carded Cotton)
Benang katun carded diperoleh dari kapas yang telah disiapkan untuk dipilin (spinning) menjadi benang. Carding merupakan langkan penting yang wajib dilakukan dalam proses pengolahan tekstil agar biji dan kotoran yang melekat pada kapas dapat dihilangkan dengan mudah. Tanpa carding benang yang dihasilkan akan terkesan kasar dan rapuh.
Sumber : http://www.money.id/
Benang katun carded sendiri umumnya banyak digunakan untuk membuat kain-kain tenun yang bertekstur tebal.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.