Article

Homepage Article Batik 10 Tahap Pembuatan Kain…

10 Tahap Pembuatan Kain Batik Lasem Dengan Teknik Canting Tulis Yang Mudah Dipraktekkan

Sebagai salah satu kain tradisional Indonesia yang kaya akan motif dan warna, kain batik lasem yang diperoleh dari akulturasi berbagai budaya seperti Tionghoa dan Jawa memang telah lama menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Selain menarik dari segi tampilan cara pembuatan batik lasem juga sangat khas lho.

Pengertian Batik Lasem

Batik lasem termasuk ke dalam jenis kain batik nusantara yang memiliki sejarah cukup panjang. Dimana dalam perjalanannya batik lasem ini telah mengalami banyak perkembangan bentuk dan motif karena memang didapat dari hasil akulturasi beberapa macam budaya di dunia, terutama budaya Tionghoa dan budaya Jawa.

Motif Batik Lasem

Sumber : https://batiksolokondangan.blogspot.com/

Dilihat dari sejarahnya faktor yang mempengaruhi akulturasi budaya dalam batik lasem sendiri sebenarnya dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yakni berupa faktor internal dan faktor eksternal.

  1. Faktor internal yaitu pengaruh keraton dan pengaruh budaya lokal masyarakat pesisiran.
  2. Faktor eksternal yang terserap ke dalam batik lasem yaitu pengaruh budaya Cina dan Belanda.

Motif Batik Lasem

Sumber : https://www.tokopedia.com/

Terkait dengan corak atau pola batikannya, secara umum motif batik lasem bisa dibedakan kedalam motif Cina dan non Cina yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

1. Motif Batik Lasem Cina

Batik lasem motif cina merupakan batik lasem yang motifnya dipengaruhi budaya China, bahkan unsur orientalnya sangat kental dan dominan. Beberapa contoh motif Cina yang biasa digunakan pada motif batik lasem diantaranya:

  • Gambar naga atau liong sebagai simbol kekuasaan dan kesaktian. Bisa juga dianggap sebagai pelindung, penolak bala, pemberi rezeki dan kesuburan.
  • Burung hong sebagai simbol sifat baik dan dianggap sebagai penolak bala.
  • Kilin yang melambangkan kabar baik, kemurnian, kebenaran, keadilan, kemakmuran dan kedamaian serta pemberi kesuburan kepada orang-orang yang mandul.
  • Kura-kura sebagai simbol keabadian, kegigihan dan kekuatan serta dianggap mengundang rezeki dan nasib baik.
  • Kupu-kupu sebagai simbol cinta remaja dan cinta sejati yang tak terpisahkan. Bisa juga dimaknai sebagai lambang umur panjang.
  • Burung kecil disebut xi que (magpie), jika digambarkan menukik berarti kebahagiaan (xi) atau kegembiraan.
  • Bangau berwarna warni sebagai simbol keberhasilan, kebijaksanaan, keagungan, kekayaan dan kekuasaan. Kalau berpasangan melambangkan kesetiaan.
  • Beras dan biji-bijian sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan. Dalam batik ada ragam hias latar belakang atau isen-isen yang sebut beras mawur dan dele kecer.
  • Buah delima sebagai simbol kesuburan, banyak anak dan keturunan, serta kejernihan. Batik lasem dengan motif ini sangat cocok jika dijadikan hadiah pernikahan.
  • Mangnolia melambangkan wanita cantik, keranjang berisi buah-buahan atau bunga melambangkan kekayaan dan pengusir roh jahat.
  • Bunga narcissus atau shuixian sebagai simbol keabadian atau umur panjang.
  • Bunga yang mekar di musim semi sebagai simbol keberanian dan harapan akan keberuntungan. Bunga plum bermekaran dengan kupu-kupu melambangkan umur panjang dan kecantikan.
  • Bunga lotus sebagai lambang kemurnian, kesucian dan kecantikan. Lotus juga dianggap sebagai simbol ketidakpeduliaan pada duniawi dan dianggap suci.
  • Bunga seruni yang mekar di musim gugur sebagai simbol ketabahan. Seruni juga menyiratkan umur panjang, kebahagiaan dan kesejahteraan di usia senja.
  • Bunga botan atau peony yang memiliki makna kekayaan dan kehormatan, serta dianggap mengundang kebahagiaan, kesetiaan, kecantikan abadi dan umur panjang.
  • Bunga anggrek melambangkan sifat mulia, moral tinggi, kerendahan hati dan keanggunan.
  • Bunga anyelir melambangkan pernikahan, kesuburan dan rezeki berlimpah. Pada batik pesisiran bunga ini sering muncul sebagai hiasan utama atau penghias tepi.
  • Kapak memiliki keterkaitan erat dengan kebahagiaan yakni melambangkan kekuatan serta kemampuan membasmi kejahatan.
  • Pola geometris swastika/banji melambangkan kebahagiaan, keberuntungan dan umur panjang.
  • Gunung melambangkan tempat yang tinggi yang lebih dekat dengan para dewa. Besar dan tingginya mengandung arti tak terbatas.
  • Awan melambangkan keberuntungan dan diasosiasikan kedamaian. Dalam motif mega mendung awan juga dapat dimaknai sebagai harapan dan berkah.

Motif Batik Lasem

Sumber : https://beckybek.wordpress.com/

2. Motif Batik Lasem Non Cina

Batik lasem motif non Cina merupakan batik lasem yang motif-motifnya tidak dipengaruhi oleh budaya Cina dan lebih didominasi motif batik Jawa. Beberapa contoh motif non Cina yang biasa digunakan pada motif batik lasem diantaranya:

  • Motif sekar jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan.
  • Motif batik parang rusak melambangkan seseorang yang kuat dan kokoh melawan kejahatan.
  • Motif ukel terinspirasi dari tumbuh-tumbuhan menjalar.
  • Motif sido mukti memiliki arti mulia dan sejahtera. Motif batik berawalan “sido” sendiri mengandung harapan agar keinginan dapat segera tercapai.

Motif Batik Lasem

Sumber : https://batiklasemlidya.wordpress.com/

Membuat Batik Lasem

Berlanjut ke pembahasan berikutnya yakni tentang cara pembuatan batik lasem. Jadi secara teknis, proses membuatan batik lasem sebenarnya tidak berbeda jauh dengan teknik batik tulis pada umumnya hanya saja untuk menghasilkan warna yang khas tetap saja terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan.

1. Menyiapkan Alat dan Bahan

Sebelum memulai proses pembuatan batik lasem dengan teknik batik tulis maka terlebih dahulu siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuatnya. Beberapa alat dan bahan yang dmaksud antara lain:

  • Gawangan pada teknik batik tulis diperlukan untuk menyangkutkan dan membentangkan kain saat dibatik.
  • Bandul untuk menahan kain yang sedang dibatik agar tidak mudah tergesar atau tertarik.
  • Wajan untuk mencairkan malam. Supaya lebih mudah diangkat dan diturunkan sebaiknya pilih wajan yang dilengkapi dengan tangkai kayu.
  • Kompor untuk melelehkan lilin malam agar tetap panas dan mencair.
  • Saringan malam untuk menyaring malam panas agar kotorannya tidak mengganggu jalannya malam pada cucuk canting batik.
  • Canting pada teknik batik tulis berguna untuk memindahkan atau mengambil cairan malam panas ke atas kain batik. Canting batik tulis ini sebenarnya dapat dibedakan menjadi beberapa macam variasi, yakni:
  • Kain mori sebagai bahan utama batik. Jenis mori yang banyak dipakai untuk membuat batik diantaranya berupa kain mori primissima, kain mori prima, kain mori biru, kain mori voilissima, serta kain mori berkolissima.
  • Lilin (malam batik) untuk menutup bidang kain mori. Jenis-jenis malam yang biasa dipakai untuk membuat batik tulis yaitu malam klowong, malam tembokan, serta malam biron atau malam tutupan.
  • Pewarna Batik untuk memberi warna pada batik. Berdasarkan bahan dasarnya, pewarna batik ini dapat dibedakan menjadi pewarna alami dan bahan pewarna sintetis.
  • Sarung Tangan untuk membungkus tangan saat proses pewarnaan agar warna tidak mengenai tangan.

2. Mengetel Bahan Kain

Selesai menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membatik selanjutnya kain mori perlu diproses lebih lanjut agar siap untuk dibatik. Pada tahap ini kain mori perlu diketel (mencuci), dikanji (menganji) dan dikemplong (setrika) untuk menghilangkan kanji dari pabrik kemudian menggantinya dengan kanji yang lebih tipis.

Cara paling mudah yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kanji yang berlebihan pada kain mori yaitu:

  • Kain mori direndam semalam dalam air bersih, jika sudah pada pagi harinya kain dipukul-pukul lalu dibilas dengan air bersih.
  • Selesai dibilas kain akan memiliki daya serap warna yang lebih baik, setelah itu kain dikanji.
  • Kain yang akan dibuat batik tulis perlu dikanji kembali agar malam tidak meresap ke dalam kain dan kelak malam ini mudah dihilangkan. Kanji yang diberikan pada tahap ini harus berupa kanji tipis.
  • Selesai dikanji kain mori kemudian dikemplong agar permukaan kain halus, rata, dan lemas dengan cara kain dipukul berulang-ulang. Cara ngemplong kain mori yaitu.
  • Kain yang telah dikanji dan kering dilipat kemudian di letakkan di atas landasan kayu yang permuakannya rata.
  • Gulungan kain diikat dengan landasan kayu agar tidak lepas
  • Selanjutnya kemudian kain dipukul dengan pemukul kayu.
  • Setelah kain rata gulungan kain dibuka dan kain satu persatu dibuka, dilipat untuk dibatik.

3. Menggambar Pola Batik

Berlanjut ke tahap berikutnya yakni proses menggambar atau memberikan pola pada bahan kain yang masih polos. Khusus untuk pembuatan kain batik lasem para pengrajin atau pembatik biasanya akan membuat pola dengan cara menjiplak motif kain yang telah ada maupun menciptakan motif yang baru.

4. Proses Nglowong

Selesai membuat pola pada bahan kain selanjutnya dilakukan proses nglowong yakni pemberian lilin malam pada kain mori dengan bantuan canting klowong dan lilin malam yang sudah dicairkan. Pada proses ini terdapat dua tahapan yang harus dilakukan yakni ngrengreng dan nerusi.

  • Ngrengreng merupakan tahap memberi gambar corak dengan menggunakan lilin malam pada salah satu penampang atau permukaan kain mori.
  • Nerusi merupakan tahap membuat pola pada bagian mori belakang agar perintang warnanya lebih sempurna.

Dalam kegiatan membatik, nerusi dapat dilakukan dengan cara menorehkan lilin malam pada kain mengikuti motif pembatikan pertama pada bekas tembusan di sebaliknya. Tujuan utama dilakukannya proses nerusi ini yaitu untuk mempertebal tembusan batikan pertama serta untuk memperjelas sisi lainnya.

5. Membuat Isen-Isen

Setelah proses ngrengreng selanjutnya masuk ke proses isen-isen, yaitu mengisi bagian-bagian kosong pada kain dengan ornamen tertentu dilanjutkan dengan tahap berikutnya yakni nerusi untuk mempertebal batikan pertama dan memperjelas sisi-sisi lainnya. Untuk membuat isen-isen diperlukan canting isen-isen.

6. Proses Nembok

Setelah selesai melakukan proses nerusi, langkah berikutnya yaitu nembok untuk menutup gambar pada kain batik dengan malam menggunakan bantuan canting tembokan yang bercucuk cukup besar. Hal ini penting untuk dilakukan karena sebuah kain batik tentu tidak seluruhnya diberi warna.

  • Proses nembok perlu dilakukan untuk menutupi bagian putih dari kain mori dengan menggunakan lilin atau malam yang sudah dicairkan.
  • Bagian putih yang dimaksud yaitu berupa bagian yang nantinya tidak akan diwarnai dengan pewarna.
  • Malam yang digunakan untuk nembok yaitu berupa malam tembokan, sementara canting yang dipakai yakni berupa canting tembok.

7. Proses Pewarnaan

Berikutnya masuk ke tahap pewarnaan kain batik. Pada proses ini kain mori yang sudah dilapisi malam bisa diwarnai dengan zat pewarna tertentu dalam sebuah bak khusus pewarnaan setelah itu dikeringkan dengan cara dijemur.

a. Medel

Medel merupakan proses pencelupan kain yang sudah selesai diklowong atau ditembok ke dalam bak yang berisi cairan warna secara berulang-ulang sehingga didapatkan warna yang diinginkan.

b. Mbironi

Mbironi merupakan tahap membatik bagian-bagian yang akan disoga dengan menggunakan malam biron. Proses ini hanya perlu dilakukan untuk menutup bagian kain tertentu yang diharapkan tetap berwarna gelap.

c. Nyoga

Kain yang telah selesai dibironi kemudian satu persatu dimasukkan kedalam soga agar mendapat warna coklat. Tiap kali pencelupan harus didahului dengan pengeringan di udara.

Dilihat dari segi warnanya batik lasem kebanyakan didominasi oleh warna merah, biru, soga, hijau, ungu, hitam, krem (kuning muda) dan putih yang terjadi sebagai akibat dari pengaruh budaya tersebut.

  • Warna merah darah menegaskan pengaruh budaya Cina.
  • Warna biru dipengaruhi oleh budaya Belanda atau Eropa.
  • Warna soga mencerminkan pengaruh budaya Jawa, yaitu diambil dari warna soga pada batik Surakarta.
  • Sementara warna hijau berasosiasi dengan komunitas Muslim.

Dengan warna dasarnya yang sangat khas seperti warna merah darah ayam, batik lasem bisa dikatakan sangat sulit ditiru oleh pengrajin batik kota lain. Sebab warna merah khas batik lasem (abang getih pithik) konon hanya bisa ditemukan pada pembatikan di daerah Lasem, Jawa Tengah.

Dari warna merah yang dihasilkan akar pohon mengkudu (pace) muncullah batik bangbiru, batik bangjo, serta batik tiga negeri yang diwarnai di tiga tempat berbeda yakni Lasem, Pekalongan dan Solo. Proses pembuatannya yang rumit juga menjadikan alasan mengapa kain batik tiga negeri inipun cukup mahal.

  • Untuk warna merah yang identik dengan etnis Tionghoa para pembatik harus menuju ke wilayah Lasem.
  • Kemudian untuk memperoleh warna biru maka pembatik harus menuju ke wilayah Pekalongan.
  • Sedangkan untuk mendapatkan warna coklat sogan, maka pembatik harus menuju ke wilayah Solo.

8. Proses Nglorod

Selesai diwarnai kain batik lasem selanjutnya dapat diproses lebih lanjut untuk menghilangkan malam yang menempel sehingga motif batik lasem yang sudah dibuat pada kain akan terlihat dengan jelas. Untuk menghilangkan lapisan lilin, kain batik dapat direbus dalam air yang dipanaskan di atas tungku.

9. Mencuci Kain Batik

Setelah semua tahapan selesai dilakukan kain batik lasem dapat dicuci ulang dan dijemur sampai kering. Setelah kering kain batik bisa anda gunakan.

  • Kain tradisional batik yang sudah direbus bisa dicuci kembali dengan air biasa berulang-ulang sampai air tersebut jernih.
  • Proses pencucian tidak perlu menggunakan sabun cucian, cukup dengan air yang mengalir. Selesai melakukan pencucian bahan kain batik tinggal dikeringkan dengan cara di dijemur.

10. Melipat Kain Batik

Kain batik lasem yang sudah selesai dicuci dan dikeringkan selanjutnya dilipat sesuai dengan jenis dan ukuran yang dikehendaki. Supaya kain batik yang dihasilkan terlipat rapi, kain batik yang sudah menjadi lipatan-lipatan bisa dipukul dengan alas dan alat pemukul dari kayu jati.

Demikian pembahasan singkat mengenai cara mudah membuat batik lasem dengan teknik batik tulis yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak lagi tentang cara pembuatan kain batik yang lainnya simak terus artikel dari kami ya.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.