Shibori merupakan istilah Jepang yang digunakan untuk mendefinisikan berbagai cara menghias kain atau bahan tekstil dengan cara mencelup kain yang sudah diikat, dijahit, atau dilipat sesuai pola tertentu. Di indonesia sendiri, shibori biasa disebut jumputan walaupun secara teknik masih dilakukan dengan cara-cara yang cukup sederhana. Berbeda dengan kain tekstil yang dijual di toko kain pada umumnya, shibori memiliki keistimewaan tersendiri berupa unsur warna dan motif yang tidak terduga dari proses pencelupan.
Sumber : https://candleskoy.wordpress.com
Teknik menghias kain secara tradisional yang cukup populer di Jepang ini biasa dilakukan menggunakan bahan celup indigo alami diatas kain katun putih. Tidak seperti teknik tie-dye yang berkembang pada umumnya, shibori lebih berfokus pada pola desain secara keseluruhan yang pengutamakan pengendalian pola. Shibori yang masuk kedalam kategori celup ikat ini dikembangkan di beberapa negara, seperti Indonesia dan Jepang.
Sumber : http://theardentthread.com
Shibori sendiri lebih menerapkan teknik resist-dyeing, atau proses pencelupan sebagian kain dengan cara mencegah bagian lainnya agar tidak terkena zat warna. Resist itulah yang berperan untuk menghentikan bahan pewarna agar tidak menyerap ke bagian kain yang tidak diinginkan. Oleh sebab itulah dalam membuat Shibori, pemahaman mengenai teknik celup ikat ini sangat dibutuhkan.
Sumber : http://www.suzusan.com
Tidak mengherankan jika para pakar Shibori di Jepang dianggap sebagai harta nasional, sampai-sampai hasil karyanya disimpan di museum-museum dan sebagian dikoleksi secara pribadi oleh para pecinta kain tradisional. Karena pada dasarnya teknik yang digunakan dalam membuat shibori tak hanya tergantung pada pola hiasan yang akan dibuat tapi juga karakteristik kain.
Sumber : http://www.bedeckhome.com
Berikut beberapa jenis Shibori yang cukup populer dan paling banyak diaplikasikan untuk menghias kain.
Shibori Kanoko
Shibori Kanoko dibuat dengan cara mengikat kain pada bagian tertentu untuk mencapai pola yang diinginkan. Pada dasarnya pola yang dihasilkan sangat tergantung pada seberapa ketatnya ikatan kain dan bagian mana ikatan tersebut diterapkan. Bika sebelumnya kain diikat secara acak, maka pola yang dihasilkan akan berbentuk bulatan-bulatan yang tidak beraturan.
Sumber : https://www.risingsunimports.com
Shibori Miura
Shibori Miura yang dikenal sebagai ikatan loop (lubang) merupakan teknik menghias kain yang dilakukan dengan mencabut bagian-bagian tertentu pada kain dengan menggunakan jarum kait. Benang tersebut tidak disimpul mati melainkan dikencangkan. Hasil akhir dari proses ini yaitu berupa selembar kain yang memiliki kemiripan dengan pola air.
Sumber : http://narablog.com
Shibori Arashi
Shibori Arashi merupakan jenis shibori yang buat dengan cara melilitkan kain pada sebuah tiang, lalu diikat kencang dengan benang disepanjang tiang. Setelah itu kain didorong hingga membentuk sebuah kerutan. Sesuai dengan namanya shibori arashi akan menghasilkan kain lipit berpola serong yang menyerupai hujan dikala badai.
Sumber : http://www.surfacedesign.org
Shibori Kumo
Shibori Kumo dibuat dengan mengikat bagian-bagian tertentu pada kain secara halus dan merata. Selanjutnya kain tersebut diikat menjadi bagian-bagian yang berdekatan satu sama lain, sehingga menghasilkan pola hiasan yang mirip sarang laba-laba.
Sumber : https://www.flickr.com
Shibori Nui
Shibori Nui dilakukan dengan membuat jahitan jelujur sederhana pada selembar kain kemudan menariknya seketat mungkin supaya menghasilkan sebuah kerutan yang rapat. Dibandingkan dengan teknik lainnya, pembuatan shibori nui cenderung memakan waktu yang cukup lama meski pola hiasan yang dihasilkan jauh lebih bervariasi.
Sumber : https://www.pinterest.com
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.