Sebagai salah satu serat yang berkualitas unggul, wool memang sangat cocok jika digunakan sebagai bahan dasar pakaian hangat dan selimut. Meski sudah sering menggunakan pakaian berbahan wool namun sudahkah anda tahu bagaimana proses pengolahan serat wool itu sendiri hingga menjadi sebuah bahan kain?.
Definisi Kain Wool
Kain wool dapat dikategorikan ke dalam jenis bahan kain yang terbuat dari proses penyisiran serat wool. Dengan karakteristik bahannya yang cukup berat, hangat, halus dan memiliki daya kelenturan cukup tinggi, kain wool sangat cocok digunakan sebagai bahan produksi tekstil dan dikenakan di daerah yang bersuhu dingin.
Sumber : https://www.amazon.co.uk/
Serat wool sendiri termasuk salah satu contoh serat alam yang diperoleh dari pengolahan bulu domba dan kambing (hewan dari keluarga Caprinae), tapi bisa juga berasal dari bulu mamalia lain seperti ilama, unta dan alpaca. Tampilan serat yang dihasilkan pun bisa sangat bervariasi tergantung dari mana serat itu berasal.
- Serat hewan yang lebih lembut dan lebih hangat cenderung memiliki lebih banyak sisik dan lebih halus.
- Sementara serat hewan yang lebih tebal dan kurang hangat biasanya memiliki lebih sedikit sisik dan kasar.
Serat wool yang memiliki kualitas lebih baik dengan sisik yang lebih halus biasanya memiliki tampilan yang tampak kusam dari pada serat berkualitas buruk yang memiliki lebih sedikit sisik.
Sumber : https://www.aliexpress.com/
Dilihat dari sejarahnya serat wool ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman perunggu (2500-1000 SM). Tidak jauh berbeda dengan sekarang, pada zaman dahulu bahan wool tersebut biasanya juga sering digunakan sebagai bahan utama tekstil dan juga bisa digunakan sebagai bahan tenun atau rajut.
Sumber : https://www.aliexpress.com/
Untuk mendapatkan serat wool yang unggul kebanyakan peternak di masa lalu sering kali menerapkan sistem kawin silang pada ternak mereka. Salah satu contohnya yaitu dengan mengawinkan domba Tarantin dari Spanyol dan domba Laodisia dari Asia Kecil sehingga menghasilkan domba Merino yang berbulu sangat halus.
Sumber : https://www.ebay.com.au/
Karakteristik Serat Wool
Dibandingkan dengan jenis sintetis maupun serat alami lainnya, serat wool yang dihasilkan dari pengolahan bulu hewan tentu akan memiliki banyak sekali keunggulan yang mungkin tidak dimiliki jenis serat yang lain. Beberapa karakteristik serat wool yang paling menonjol diantaranya:
- Sebagai serat hewan alami wool tidak hanya bersifat reusable tetapi juga biodegradable.
- Wool terdiri dari protein yng sama yang membentuk lapisan pelindung luar kulit manusia.
- Wool memiliki tampilan yang tampak berkerut dan cenderung bersifat elastis.
- Wool mampu meregangkan hingga 50% ketika basah dan 30% saat kering.
- Serat wool dapat menyerap uap air dengan baik serta tidak mudah kusut.
- Tingkat penyebaran api, pelepasan panas dan panas pembakaran lebih rendah.
- Tahan terhadap listrik statis.
- Bersifat higroskopis alias mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik dan rongga kainnya sangat nyaman.
Mau tahu lebih banyak lagi seperti apa sifat fisika dan kimia dari serat wool?. Untuk lebih jelasnya anda bisa menyimak kembali pembahasan mengenai Sifat Fisika dan Kimia Dari Serat Wool.
Proses Pengolahan Serat Wool
Untuk menghasilkan bahan kain yang berkualitas, proses produksi kain wool sendiri bisa dibilang cukup panjang dan melibatkan banyak operasi.
1. Pencukuran Bulu Domba
Proses pertama yang dilakukan untuk membuat kain wool adalah pencukuran bulu domba (sheep shearing). Pencukuran terhadap bulu domba ini biasanya dilakukan secara rutin selama satu tahun sekali.
- Seekor domba betina dapat menghasilkan hingga 15 pon wool sedangkan seekor domba jantan dapat menghasilkan sekitar 20 pon wool.
- Seorang spesialis pencukur bulu domba dapat mencukur 200 domba dalam sehari.
- Wool yang barusan dicukur disebut “raw wool” (wool mentah).
Sumber : https://www.leoncountytoday.com/
2. Penyortiran Bulu Domba
Bulu domba atau wool mentah yang didapatkan dari proses pencukuran selanjutnya disortir berdasarkan kualitas seratnya. Kualitas wool terbaik biasanya berasal dari sisi, bahu, dan juga belakang, sedangkan kualitas terendah berasal dari kaki bagian bawah.
- Wool dinilai dari segi kehalusan serat dan juga panjang seratnya.
- Panjang serat wool bisa sangat bervariasi tergantung asal hewan tersebut, namun sebagian besar bervariasi karena faktor jenis domba.
- Merino wool Australia bisa sekitar 3-5 inci panjangnya.
- Sedangkan yang berasal dari Texas dan California dapat menghasilkan serat yang panjangnya 2,5 inci.
- Wool dari jenis domba lain dan hewan lainnya bisa sepanjang 15 inci.
Usai di sortir wool dari kelas yang sama dikompresi dan kemudian dikemas ke dalam bundel untuk diproses pada tahap berikutnya. Tapi karena domba tidak pernah mandi, serat-serat tersebut nantinya harus dicuci terlebih dahulu.
Sumber : https://indonesian.alibaba.com/
3. Pencucian Bulu Domba
Setelah proses penyortiran bulu domba selesai dilakukan, wool kemudian dicuci untuk menghilangkan bau serta kotoran yang menempel pada bahan wool tersebut. Jika sudah kemudian bulu dibilas dan diperas untuk mengeringkannya.
- Pencucian wool dilakukan dalam serangkaian pemandian alkali dan kemudian bulu dibilas dan diperas melalui rol untuk mengeringkannya.
- Tujuan utama dari pencucian wool adalah untuk menghilangkan minyak dan lanolin, urin, feses, debu, sehingga wool lebih bersih dan tidak berbau aneh.
- Proses ini akan menghasilkan lanolin (semacam lemak) yang digunakan dalam pembuatan kosmetik, sabun dan produk rumah tangga lainnya.
- Selesai dicuci dan dikeringkan wool siap untuk olah lebih lanjut dengan proses yang bernama carding.
4. Carding atau Menyikat Wool
Proses carding atau menyikat wool diperlukan untuk meluruskan serat wool. Proses ini dulunya biasa dilakukan dengan tangan namun sekarang sudah bisa dilakukan dengan mesin carding.
- Pada tahap ini wool yang sudah bersih dan kering dilewatkan melalui penggulung kawat untuk meluruskan serat dan menghilangkan kotoran yang tersisa.
- Sepintas proses carding yang dilakukan pada tahap ini mungkin akan terlihat seperti carding kapas, tetapi sebenarnya jauh lebih rumit dari pada carding kapas.
- Dibutuhkan beberapa mesin dengan fungsi yang berbeda untuk bekerja bersama.]
Mesin Pembuka Wool
Fungsi utama dari mesin pembuka wool adalah untuk membuat serat wool menjadi susunan teratur dari serat tunggal dan sangat halus.
Sumber : http://id.yuanquanmachine.com/
Mesin Flat Carding
Fungsi yang paling penting dari mesin ini adalah dapat menghapus wool kasar dengan sangat baik dan hampir 50% -70% wool kasar dibuang pada tahap ini.
Sumber : http://id.yuanquanmachine.com/
Mesin Carding Wool Domba
Mesin carding wool domba terutama digunakan untuk menghilangkan ketombe dan menghapus wool kasar, yang tidak dapat dihapus oleh mesin pembukaan wool atau mesin carding datar.
Sumber : http://id.yuanquanmachine.com/
Langkah carding terakhir adalah ketika wool-wool tersebut dipisahkan menjadi sehelai benang atau strip dan dikumpulkan ke gulungan untuk proses spinning (putar). Strip yang dipisahkan ini juga disebut sebagai roving.
5. Pencampuran Wool
Untuk menambah kualitas dari wool itu sendiri pada tahap ini dapat dilakukan pencampuran wool dengan serat lain.
Sumber : http://id.yuanquanmachine.com/
6. Pewarnaan Wool
Setelah selesai disikat sekarang bahan wool sudah bisa diberi warna sesuai dengan ketentuan yang telah ada.
- Serabut wool umumnya dapat menyerap pewarna sangat efisien pada setiap tahap pengolahan.
- Untuk mendapatkan efek pencelupan yang lebih baik anda melakukannya setelah carding.
Sumber : https://florafiber.live/
7. Spinning
Setelah melalui proses carding, serat wool kemudian siap untuk proses selanjutnya yakni berupa spinning. Spinning merupakan langkah pengolahan wool di mana roving wool yang dihasilkan selama carding, diubah menjadi benang.
- Untuk bahan tenun, benang wool biasanya dibuat sangat halus.
- Sedangkan untuk bahan rajut, wool dibuat lebih tebal.
Sumber : https://www.bareyarns.com/
8. Pembuatan Kain Wool
Dari yang semula berbentuk benang, wool kemudian diolah lebih lanjut menjadi bahan kain sesuai standar tertentu. Penetapan standar mutu kain wool sendiri ditentukan oleh asosiasi yang membawahi para penghasil bahannya, yaitu IWTO (International Wool Textile Organisation).
Sumber : https://blog.fabricuk.com/
- Untuk meununjukkan kualitas kain, pada bagian pinggir kain wool biasanya ditambahkan simbol berupa huruf “S”.
- Simbol “S” memiliki arti sistem/single net yaitu jumlah kerapatan benang bulu domba per inci persegi. Semakin kecil seratnya, berarti semakin baik mutu woolnya.
- Selain simbol “S” ada juga yang namanya simbol “Super” pada kain wool. Kata super ini berhubungan dengan presentase bahan lain yang dicampurkan dalam suatu produk kain jadi.
- Kain wool dapat dikatakan “Super” bila serat campurannya tidak lebih dari 5%, sedangkan syarat simbol “S” serat campurannya tidak lebih dari 45%.
- Tingginya angka yang dicantumkan didepan simbol “S” ini juga seringkali berhubungan dengan tingkat kesulitan pengerjaan bahan tersebut untuk menjadi pakaian.
- Untuk menjadikan diameter serat wool semakin kecil (semakin kecil diameternya berarti semakin tinggi angka S-nya) serat wool akan di pilin/pluntir semaksimal mungkin.
Kain Wool Campuran
Berbicara mengenai kualitasnya, memang benar bahwa kain wool terbaik merupakan kain wool yang memiliki kandungan 100% wool. Namun karena kapasitas produksi wool murni dipasaran sangat terbatas dan harganya juga sangat mahal, kini banyak juga kain wool yang dibuat dari campuran serat lain.
Dengan mengkombinasikan bahan wool dan serat lain akan didapatkan kain wool dengan harga yang relatif lebih murah dan juga menambah kualitas dari wool itu sendiri. Untuk memudahkan anda dalam mengenali bahan wool berikut kami bagikan karakteristik wool campuran dari berbagai jenis serat.
1. Wool Dengan Kapas
Bahan wool yang terkenal hangat, tidak mudah kusut, tahan lama dan jatuhnya bagus bila digabungkan dengan katun akan menghasilkan kain yang memiliki daya serap sangat tinggi, nyaman digunakan dan tahan lama.
2. Wool Dengan Linen
Sebenarnya bahan linen tidak banyak digunakan sebagai bahan kombinasi wool. Namun ketika kedua serat ini digabungkan maka akan menghasilkan bahan yang lebih kuat dan menghasilkan bahan yang lebih baik.
3. Wool Dengan Sutra
Kombinasi wool dan sutra akan menghasilkan bahan kain yang memiliki kilau lembut, ringan, tidak mudah kusut, tahan lama. Selain itu jatuhnya bahan kain juga akan menjadi lebih baik.
4. Wool Dengan Tiasetat
Triasetat merupakan bahan yang tidak mudah kusut dan lebih mudah dibentuk. Ketika digabungkan dengan wool, keduanya akan menghasilkan kain yang cukup hangat meski tidak akan sehangat bahan wool murni.
5. Wool Dengan Nilon
Kombinasi bahan wool dengan bahan nilon akan menghasilkan sejenis bahan kain yang memiliki berat yang lumayan ringan, kuat, hangat dan elastis.
6. Wool Dengan Polyester
Kombinasi antara bahan wool yang lembut dengan bahan polyester yang kuat akan menghasilkan jenis bahan kain yang tidak mudah kusut. Jika bahan kain ini dilipat maka tidak hasil lipatannya tidak membekas dan jatuh bahan menjadi lebih baik.
7. Wool Dengan Orlon Akrilik
Kombinasi antara bahan wool dan orlon akrilik dengan komposisi 40% wool dan 60% orlon akrilik akan menghasilkan bahan kain yang sangat kuat dan jika dilipat bisa kembali kebentuk semula, sayangnya kain yang dihasilkan menjadi mudah kusut.
8. Wool Dengan Zefron Akrilik
Kombinasi antara bahan wool dan zefron akrilik dengan kombinasi 50% wool dan 50% bahan zefron akrilik akan membuat bahan kain menjadi tidak mudah kusut, tidak menyusut atau mengkerut, hangat, nyaman digunakan dan tahan lama.
Pemanfaatan Kain Wool
Kain wool merupakan salah satu kain yang terlihat cantik dan modis. Dalam kehidupan sehari-hari pemanfaatan kain wool yang paling banyak yaitu sebagai bahan baku pakaian seperti layaknya jaket, jas, celana, baju hangat dan topi, serta bahan pelengkap kebutuhan rumah tangga seperti selimut dan karpet.
- Pakaian berbahan wool akan terlihat bagus jika dikenakan untuk semua musim tak terkecuali musim panas.
- Pakaian yang terbuat dari wool secara alami tahan api, nyaman dan awet ketimbang kain serat sintetis buatan manusia. Struktur serat wool memungkinkan pakaian untuk bertahan lebih lama dari kain katun atau sutra.
- Pakaian yang terbuat dari kain wool secara alami tahan terhadap api, sehingga aman untuk dipakai di sekitar api terbuka dan api unggun.
- Petugas pemadam kebakaran juga memakai seragam yang terbuat dari wool untuk melindungi mereka dari api.
- Kain wool mampu mengontrol suhu tubuh dengan menyerap kelembaban dan keringat.
- Pakaian wool akan menyerap hingga 30 persen berat kelembaban sebelum merasa berat dan basah.
Merawat Pakaian Berbahan Wool
Punya banyak koleksi pakaian berbahan wool?. Untuk merawat pakaian berbahan wool hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah hindari mengeringkan wool dengan mesin dryer kalau anda tidak ingin merusak serat kainnya.
1. Mencuci Dengan Tangan
Mula-mula isi ember dengan air hangat, kemudian tambahkan detergen khusus untuk mencuci bahan wool. Periksa label pakaian untuk menentukan jumlah detergen yang harus dituangkan.
2. Siapkan Air dan Detergen
Masukkan pakaian kedalam ember yang berisi air dan sabun kemudian rendam seluruhnya. Gunakan tangan untuk mengaduk pakaian dalam ember sampai benar-benar merata.
3. Rendam Pakaian
Lakukan perendaman dengan cara mendiamkan pakaian selama kurang lebih sepuluh menit di dalam ember.
4. Angkat Pakaian dan Peras
Setelah pakaian direndam selama sepuluh menit, angkat lalu peras untuk mengeluarkan kelebihan air.
5. Mengganti Air Yang Kotor
Buang air kotor yang ada didalam ember kemudian isikan air baru yang masih bersih ke dalam ember untuk membilas pakaian.
6. Aduk Pakaian Dalam Air Bersih
Masukkan kembali pakaian kedalam ember yang berisi air bersih kemudian putar-putar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa sabun yang menempel didalam kain wool.
7. Ulangi Pembilasan Pakaian
Jika air masih terlihat mengeluarkan gelembung, maka bisa dipastikan bahwa pakaian kalian belum bersihi dari sisa detergen. Ulangi proses pembilasan sampai baju benar-benar bersih dari sisa detergen.
8. Mengeringkan Pakaian Berbahan Wool
Sebisa mungkin jemurlah pakaian dengan posisi bahan dalam mengarah keluar atau dalam posisi terbalik dan menghadap langsung ke sinar matahari supaya cepat kering. Jangan menjemur wool dengan menggunakan hanger.
9. Menyetrika Pakaian Berbahan Wool
Untuk menyetrika pakaian berbahan kain wool pastikan atur setrika sesuai panas yang direkomendasikan untuk bahan wool. Kalau mau aman anda juga bisa membalikan baju supaya bagian dalamnya mengarah keluar untuk menghindari bahan menjadi mengkilat.
10. Menyimpan Pakaian Berbahan Wool
Simpanlah pakaian yang dibuat dari bahan kain wool ditempat yang bersih dan kering. Hal ini penting untuk dilakukan karena sebagian besar pakaian berbahan wool sangat mudah menyerap air juka berada di tempat yang lembab.
Demikian pembahasan singkat mengenai proses pengolahan wool, pemanfaatan wool, serta cara perawatannya yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak lagi informasi penting terkait dengan desain fashion simak terus artikel dari kami ya.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.