Article

Homepage Article Kain Proses Pengawetan Bahan…

Proses Pengawetan Bahan Kulit Dengan Metode Pengasaman

Di antara berbagai metode pengawetan kulit mentahh yang ada, pengawetan kulit dengan metode pengasaman menjadi salah satu jenis metode pengawetan kulit yang paling banyak digunakan dalam industri kulit skala besar. Untuk mengetahui prosedurnya seperti apa, langsung simak pembahasan berikut yuk.

Beberapa point penting yang akan dibahas dalam artikel ini diantaranya:

Pengawetan Kulit Dengan Pengasaman

Pengawetan bahan kulit dengan cara pengasaman (pickling) yang biasa disebut dengan proses BHO atau Beam House Operation termasuk ke dalam salah satu jenis metode pengawetan kulit hewan yang umum dilakukan dengan berbagai macam obat-obatan atau bahan kimia (chemical).

  • Pengawetan dengan pengasaman biasa diterapkan pada beberapa kulit hewan seperti domba dan kambing untuk keperluan ekspor, namun dapat pula diterapkan pada kulit hewan lainnya sepeti sapi dan kerbau.
  • Pengawetan pickle atau pengasaman biasa dilakukan pada bahan kulit hewan yang nantinya bisa langsung diperjual belikan.
  • Bahan kulit yang dihasilkan dari proses pengasaman dapat disebut sebagai kulit pickle.

Bahan Kulit

Sumber : https://www.theultimatefinish.co.uk/

Metode Pengasaman Bahan Kulit

Berbicara mengenai pengasaman, beberapa jenis bahan yang perlu disiapkan untuk mengawetkan kulit mentah dengan metode pengasaman diantaranya:

  • Kulit kambing, domba, sapi atau kerbau yang telah diawetkan dengan Metode Pengeringan maupun Metode Penggaraman.
  • Berbagai macam bahan pembantu yang terdiri dari cismolan BH, molescal NIL, teepol atau rinso untuk mempercepat pembasahan kulit, sehingga kulit menjadi basah, lemas dan lunak seperti habis dilepas dari tubuh hewan.
  • Berbagai macam bahan pembengkak seperti NaOH, Ca(OH)2 atau basa lain, asam format, asam sulfat, asam klorida atau asam lain untuk memudahkan bahan kimia masuk dalam penampang kulit.
  • Berbagai macam disinfektan seperti kaporit, creselic, acid, preventol, diamol C atau cortymol G untuk menghilangkan jamur dan bakteri yang masih terdapat pada kulit.

Bahan Kulit

Sumber : https://indonesian.alibaba.com/

Sementara jenis-jenis peralatan yang diperlukan untuk mengawetkan kulit dengan metode pengasaman sendiri antara lain berupa:

  • Bak atau drum (rpm: 3 – 5) atau paddle untuk merendam kulit.
  • Kertas pH untuk mengukur pH cairan perendaman
  • Timbangan untuk menimbang kulit dan bahan kimia
  • Pisau tumpul atau mesin buang daging untuk meregangkan serat-serat kulit. Pisau tumpul ini sama dengan pisau pembuang bulu atau pisau buang daging.

Bahan Kulit

Sumber : https://www.alibaba.com/

Adapun inti dari pengawetan yang diterapkan pada metode ini secara garis besar dilakukan mulai dari proses soaking atau pembasahan kembali kulit awetan hingga proses pengasaman itu sendiri. Tiap-tiap tahapan inipun secara keseluruhan mempunyai fungsi berbeda antara satu dengan lainnya.

Untuk memulai proses pengawetan, mula-mula kulit awetan yang sudah diproses dengan metode pengeringan atau penggaraman ditimbang untuk mengetahui beratnya. Kulit kering yang sudah ditimbang selanjutnya direndam dalam bak atau drum atau paddle yang berisi:

  • 800 - 1000 % air.
  • 0,5 - 1,0 gr bahan pembasah per liter air yang digunakan.
  • 0,5 - 1,0 gr bahan pembengkak per liter air yang digunakan.
  • 0,2 - 0,5 gr disinfektan per liter air yang digunakan.
  • pH cairan pada permulaan 10,5 dan pada akhir proses 9,5.
  • Perendaman biasanya dilaksanakan selama satu hari satu malam (24 jam).

Perendaman bertujuan untuk mengembalikan kandungan air yang hilang pada waktu pengeringan ataupun pengangkutan, sehingga kondisinya menjadi basah, lemas dan lunak.

  • Lamanya perendaman tergantung pada tebal tipisnya kulit, cara pengawetan, keadaan kulit berminyak atau tidak serta bahan pembantu yang digunakan dalam perendaman.
  • Perendaman dapat dikerjakan dalam cairan basa yang memiliki pH 4,5-6. Tetapi yang terakhir ini hanya untuk perendaman kulit yang akan disamak bersama bulunya.

Setelah selesai perendaman kulit diregangkan serat-seratnya (distrek) pada bagian dagingnya dengan pisau tumpul atau diputar dalam drum tanpa air selama 30 menit, agar serat-serat kulit menjadi lebih kendor sehingga mudah dimasuki air dan kulit cepat menjadi basah.

Pekerjaan perendaman dianggap cukup apabila kulit telah menjadi lemas dan lunak pada waktu dipegang, irisan penampang berwarna putih (tidak transparan) atau berat kulit kalau ditimbang menjadi 220 – 250% dari berat kulit mentah kering, yang berarti kadar air mendekati kadar air pada kulit segar (60 – 65%).

Dari hasil perendaman ini dapat diketahui kualitas kulit kering yang dikerjakan.

  • Kulit yang memiliki kualitas baik lemasnya rata, tidak berbau busuk dan tidak licin.
  • Kulit yang memiliki kualitas kurang baik atau jelek lemasnya tidak rata, berbau busuk dan licin.

Bila proses perendaman belum cukup maka prosesnya dapat diulangi dengan cairan perendaman baru dan bahan pembantu (bahan kimia) seperti yang sudah disebutkan di atas.

Bila perendaman menggunakan drum atau paddle, kulit terlebih dahulu direndam dengan air dalam bak selama dua jam untuk melemaskan kulit agar tidak putus serat-seratnya kalau diputar dalam drum atau paddle.

Khusus untuk bahan kulit mentah yang sebelumnya sudah diproses dengan metode penggaraman, sebagian kandungan garam yang terdapat pada bahan kulit sebaiknya dihilangkan lebih dulu supaya tidak menggangu masuknya bahan kimia dalam proses berikutnya.

  • Umumnya menghilangkan kandungan garam pada bahan kulit perendaman dapat dikerjakan dalam drum atau paddle.
  • Drum yang digunakan berukuran diameter berbanding lebar = satu berbanding satu atau dua berbanding tiga, putaran drum tiga sampai lima kali per menit.

Prinsip pengerjaannya yaitu mula-mula kulit ditimbang lalu dicuci hingga bawah 1 oBe. Jika sudah kulit kemudian kulit diputar dalam drum selama ± 2 jam dengan menggunakan bahan-bahan kimia sebagai berikut:

  • 200 – 300% air.
  • 0,5 – 1,0 gr bahan pembasah per liter air yang digunakan.
  • 0,5 – 1,0 gr bahan pembengkak per liter air yang digunakan.
  • 0,2 – 0,5 gr disinfektan per liter air yang digunakan.
  • pH cairan pada permulaan 10,5 dan pada akhir proses 9,5.
  • Setelah perendaman cukup, kulit dikeluarkan dan langsung dikapur.

Hasil akhir kulit dari proses pickling atau pengasaman sendiri umumnya sudah tidak ada lagi bulu, karena pada metode pengawetan ini terdapat proses kimia yakni liming dan proses mekanik seperti fleshing, unhairing dan scudding yang bertujuan untuk menghilangkan bulu.

Setelah proses penghilangan bulu selesai maka dilakukan serangkaian proses secara kimiawi lainnya seperti penghilangan lemak dan minyak alami dalam kulit serta protein yang tidak terpakai (protein globular).

Usai mengalami beberapa proses pengolahan tersebut, kulit dipilih (disortir) dan dipak dalam plastik. Kulit yang telah mengalami pengasaman selanjutnya dapat disimpan hingga proses penyamakan selanjutnya atau langsung dilakukan proses lanjutan (tanning).

  • Proses pengawetan kulit mentah dengan pengasaman dapat diakhiri manakala pH akhir kulit mencapai pH 2.
  • Tapi apabila kulit akan langsung disamak tanpa disimpan terlebih dahulu, biasanya pH kulit cukup sampai pH 3-3,5.

Sekalipun pengasaman lebih umum diterapkan pada kulit samak tanpa bulu, metode penasaman sendiri sebenarnya bisa juga diterapkan pada kulit samak bulu.

  • Khusus untuk kulit yang akan diproses menjadi kulit samak bulu, bahan baku yang digunakan harus dipilih yang bulunya betul-betul masih kuat, tidak mudah dicabut dengan tangan.
  • Perendaman kulitnya pun biasa dilakukan menggunakan cairan dalam suasana asam pH 4,5-6,0.

Kesimpulan

Demikian pembahasan singkat mengenai metode pengasaman yang biasa dilakukan untuk pengawetan bahan kulit mentah. Sama halnya dengan metode pengawetan kulit yang lain, setiap tahap yang dilakukan pada pengasaman pada prinsipnya juga mempunyai control proses supaya kulit yang dihasilkan sesuai yang diharapkan.

Butuh bahan kulit sintetis berkualitas dengan harga murah untuk membuat lenan rumah tangga dan berbagai produk fashion lainnya?. Sebagai bahan pertimbangan anda bisa melihat-lihat dulu koleksi Bahan Kulit Sintetis yang kami miliki. 

Kalau anda ingin mengenal lebih jauh mengenai jenis dan karakteristik bahan kulit dari berbagai jenis hewan yang biasa dimanfaatkan pada produk fashion, anda bisa mendownload E-Book Mengenal Bahan Kulit Alami Untuk Produk Fashion yang kami miliki.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.