Article

Homepage Article Tenun/Lurik Mengenal Lebih Jauh Kain…

Mengenal Lebih Jauh Kain Tenun Dayak Iban Khas Kalimantan Barat

Kain tenun Dayak merupakan kain tradisional Indonesia yang tidak hanya terkenal karena keindahan warna ataupun motifnya. Namun dibalik itu semua setiap corak yang tergambar pada kain tenun Dayak sebenarnya juga memiliki makna tersendiri, mulai dari pengalaman spiritual hingga persepsi tentang alam.

Pengertian Kain Tenun Dayak

Kain tenun Dayak dapat dikategorikan ke dalam kain tradisional warisan leluhur yang memiliki citra rasa artistik dan filosofi sangat tinggi. Karena alasan itulah dalam berbagai kesempatan formal maupun upacara kebesaran suku Dayak Iban Kalimantan Barat, kain tenun ini kerap dijadikan busana mewah.

Setiap motif yang tertuang dari kain inipun tidak boleh ditenun sembarangan. Sebab ada kepercayaan bahwa setiap penenun harus mendapatkan mimpi terlebih dahulu sebelum mereka membuat kain tenun. Dari sinilah para penenun kemudian menuangkan cerminan kehidupan yang muncul dari mimpi mereka.

Ada juga pantangan yang menyebutkan bahwa kain tenun Dayak tidak boleh dibuat ketika ada saudara yang meninggal. Jika pantangan ini dilanggar maka bisa saja hal yang buruk akan terjadi pada penenun bahkan sebelum ia selesai membuat kain tenun seperti misalnya terkena kutukan bahkan kematian.

Pembuatan Kain Tenun Dayak

Ditinjau dari cara pembuatannya kain tenun Dayak umumnya dihasilkan dari proses menenun dengan teknik ikat, yakni sebuah teknik menenun benang yang sebelumnya sudah diikat dan dicelupkan ke dalam bahan pewarna. Teknik tenun ikat ini bahkan disebut-sebut sebagai teknik tenun tertua di dunia lho.

Tahapan untuk menghasilkan sebuah kain tenun ikat sendiri harus dimulai dari penanaman kapas, pembuatan benang, pewarnaan benang, mengikat motif kemudian dilanjutkan dengan menenun. Jadi bisa dibilang tahap pembuatan kain tenun Dayak ini membutuhkan serangkaian proses yang panjang.

1. Pemanenan Kapas

Proses awal pembuatan kain tenun Dayak bisa diawali dengan pemetikan buah kapas yang sudah matang.

2. Pemisahan Biji Kapas

Selesai dipanen selanjutnya kapas dipisahkan dari bijinya lalu dikeringkan dan dipadatkan agar kelembaban kapas berkurang sehingga siap digunakan saat pemintalan.

3. Pemintalan Benang

Serat kapas sebagai bahan dasar pembuatan kain tenun harus diolah melalui proses pemintalan sehingga membentuk gulungan benang yang disebut luwaian.

4. Pembuatan Motif

Sebelum ditenun menjadi lembaran kain bagian tertentu dari luwaian diikat dengan tali rafia untuk membentuk pattern atau motif kemudian dicelupkan pada zat warna.

5. Pemberian Warna

Setelah diikat satu persatu dengan tali rafia benang dicelup ke dalam warna yang diinginkan lalu dikeringkan.

    • Pemberian berbagai warna pada motif kain tenun dilakukan dengan proses mengikat.
    • Bagian yang diikat ketika dicelupkan pada cairan warna, tak akan berwarna sehingga dapat diberi warna lain.
    • Pencelupan warna bisa dilakukan berulang kali tergantung jumlah warna yang ada di dalam pola.
    • Warna yang biasa digunakan untuk pencelupan benang kebanyakan berasal dari bahan alami yang diperoleh dari hutan di sekitar tempat tinggal.

Karena berasal dari tanaman maka warna asli yang digunakan dalam motif tenun ikat dayak umumnya didominasi warna-warna yang lembut. Namun saat ini warna yang digunakan sudah bergeser karena mengikuti selera pasar yang menyukai warna cerah.

6. Mengikat Motif

Setelah kering benang-benang tersebut disisihkan satu persatu dan diatur sesuai dengan pola. Jika ada satu saja benang yang tidak diatur sesuai pola, maka pola keseluruhan akan berantakan.

7. Proses Menenun

Langkah terakhir dalam pembuatan kain tenun Dayak yakni proses penenunan benang secara manual menggunakan ATBM untuk dijadikan kain tenun sesuai dengan motif yang sudah ditetapkan.

Prinsip pembuatannya yakni benang yang sudah berpola ditenun dengan teknik persilangan benang lusi dan pakan secara bergantian.

    • Benang lusi merupakan benang yang disusun lurus secara vertikal.
    • Benang pakan merupakan benang yang disusun lurus secara horizontal.

Benang lusi yang digunakan sebagai penyangga utama sebuah kain tenun umumnya dibuat dari material yang lebih kasar dan kuat dibandingkan dengan benang pakan yang hanya dipakai sebagai pengisi saja. Tujuannya agar benang lusi tersebut mampu menahan tarikan dan sentakan alat tenun.

Dari beberapa tahapan tersebut peralatan yang digunakan untuk memisahkan serat kapas dengan bijinya, alat memintal, alat membentangkan benang dan alat menenun secara keseluruhan masih terbilang sangat sederhana karena lebih banyak menggunakan bahan alam yang tersedia di lingkungan pemukiman.

Dalam pembuatan kain tenun Dayak inipun perlu dilakukan pula ritual-ritual tertentu yang dipercaya sebagai roh untuk membangkitkan semangat bekerja maupun untuk memperoleh hasil yang memuaskan.

Syarat Pembuatan Kain Tenun Dayak

Berdasarkan tradisi yang berkembang di lingkungan setempat, suku Dayak Iban umumnya akan membuat kain tenun untuk keperluan khusus. Namun dengan semakin banyaknya pendatang yang ingin membeli kain tersebut lambat laun para perajin mulai menjualnya untuk keperluan umum.

Untuk membuat satu kain tenun ikat dayak ukuran satu setengah kali dua meter, waktu yang diperlukan sebenarnya bisa cepat dua bulan namun karena para penenun ini membantu suami berladang maka menenun hanya menjadi sampingan sehingga terkadang bisa memakan waktu hingga tiga bulan bahkan setahun.

Dalam pembuatan motif-motif kain inipun harus terlebih dahulu dilakukan persyaratan tertentu.

  1. Perempuan yang akan memulai proses menenun harus melakukan ritual dan doa.
  2. Jika motif yang akan digambar merupakan karya orang lain maka ia wajib meminta izin kepada pemilik motif.
  3. Pemilik motif biasanya menetapkan syarat-syarat khusus seperti menyediakan sesajen, tempayan atau piring

Syarat-syarat itu bersifat wajib karena kalau tidak dipenuhi maka orang yang menyalin motif bisa celaka, jatuh sakit atau tertimpa musibah. Bahkan kemungkinan terburuknya si penenun bisa meninggal sebelum kain tenun jadi.

Walaupun seseorang telah memenuhi kriteria-kriteria diatas tetapi ia pun masih harus memperhatikan faktor mimpi, usia karena hal ini sangat berkaitan erat dengan keselamatan sang penenun sendiri, keluarga dan juga lingkungan masyarakat sekitarnya.

  1. Untuk membuat motif tenun ikat dayak, mereka sebelumnya harus mendapatkan mimpi terlebih dahulu.
    • Bila mereka mendapat mimpi buruk itu berarti pengrajin sebaiknya mengurungkan niatnya untuk membuat tenun dengan motif yang sudah direncanakan.
    • Tetapi jika mimpi yang datang merupakan mimpi baik maka itu berarti kain tenun boleh dibuat.
  2. Selain itu apabila ada keluarga yang meninggal tidak boleh menenun kalau dilanggar bisa saja satu keluarga menjadi jatuh sakit.

Pantangan berikutnya yaitu pada saat mengikat motif misal motif lepu dengan perwujudan hantu yang memiliki gigi- gigi yang tajam maka para penenun tidak boleh berhenti sampai gigi-gigi tersebut selesai semua. Masyarakat percaya jika melanggar pantangan tersebut akan terkena penyakit.

Hal yang paling penting yaitu dalam mengikat motif tidak boleh ada motif yang tidak sesuai dengan tenun ikat sebelumnya dan apabila dalam proses pengerjaanya (sedang menenun) kemudian penenun mendapat mimpi buruk terkait tenun yang sedang dibuat maka kegiatan menenun harus dihentikan dan dibongkar lagi.

Proses pembuatan kain tenun Dayak juga terkait erat dengan level spiritual yakni tingkat “bahaya” dari sebuah motif. Maka untuk mudi-mudi yang baru beranjak belasan atau puluhan tahun, mereka hanya diperbolehkan merangkai motif dengan tema-tema bunga, daun, buah, laut, gunung, maupun keindahan alam yang lain.

Tingkatan selanjutnya yakni melukiskan motif yang terinspirasi dari bentuk hewan misalnya ayam, singa dan buaya. Kegiatan membuat motif hewan ini biasa dilakukan ibu-ibu berusia 30 tahun hingga 50 tahun. Hewan pun kalau mitologis, misalnya motif naga sudah masuk kategori “berbahaya”.

Motif paling “berbahaya” yang digunakan pada kain tenun Dayak yakni berupa motif manusia atau potret adimanusia. Sebut saja jika sedang menggarap bagian kepala, proses menenun harus diteruskan hingga kepala terbentuk sempurna sampai leher baru boleh dijeda. Kalau tidak pembuatnya bisa celaka.

Motif Kain Tenun Dayak

Berbicara mengenai motif kain tenun Dayak rasanya sudah bukan menjadi rahasia lagi jika masyarakat suku Dayak benar-benar mendalami nilai-nilai luhur dalam sukunya. Termasuk makna-makna pada motif kain tenun yang mereka hasilkan dan pemakaiannya pun tidak sembarangan.

Berdasarkan pada motif yang ditampilkan, jenis tenunan dan tingkat kesulitan atau kerumitan yang berbeda dalam proses pengerjaannya, kain tenun Dayak Iban sendiri dapat dibedakan dikenal empat jenis tenunan. Kualitas tenunan ikat Dayak dapat dilihat dari mutu bahan, keindahan warna kain, motif, pola dan ragam hiasannya.

1. Tenun Kebat

Kain tenun kebat merupakan kain khas suku Dayak Iban yang memikiki warna dasar coklat sementara untuk motifnya didominasi warna putih. Jenis tenunan ini merupakan jenis tenun paling sederhana.

    • Kain tenun kebat memiliki ciri khas berupa motif bunga, manusia dan naga.
    • Biasanya seorang wanita Iban bisa menyelesaikan tenunan ini 2 lembar dalam waktu satu bulan.

Kain Tenun

Sumber : https://www.kompasiana.com/

2. Kain Tenun Sidan

Kain tenun sidan merupakan kain tenun khas suku Dayak yang pengerjaannya lebih rumit dibandingkan jenis tenunan pertama.

    • Kain tenun sidak memiliki ciri khas berupa motif bunga dan orang saja, untuk warnanya bisa dipesan tergantung permintaan.
    • Biasanya seorang wanita Iban bisa menyelesaikan jenis tenunan ini 1 lembar dalam sebulan dengan ukuran 2 meter x 0,5meter.

Kain Tenun

Sumber : https://www.kompasiana.com/

3. Kain Tenun Plin Slam

Kain tenun plim sam menjadi kain tenun paling tua bagi Suku Iban, sehingga tidak semua wanita Iban generasi muda pandai menenun dengan motif atau corak seperti ini. Hanya ibu-ibu generasi tua yang mampu menenun kain jenis ini.

    • Motifnya kain tenun plin sam jauh lebih rumit dan pengerjaanya jauh lebih lama.
    • Biasanya seorang wanita tua mengerjakan satu lembar kain ukuran 2 meter x 0,5 meter dalam waktu 1 tahun.

Kain Tenun

Sumber : https://www.kompasiana.com/

4. Kain Tenun Songket

Kain tenun songket khas Dayak warna dan motifnya lebih bervariasi dibandingkan jenis tenunan pertama dan kedua, sehingga cara pengerjaannya pun lebih rumit dibandingan kedua jenis tenunan sebelumnya.

    • Motif dasar kain tenun songket bisa berupa naga, bunga dan orang-orangan atau perpaduan ketiganya.
    • Seorang wanita Iban bisa menyelesaikan jenis tenunan ini 1 lembar dalam waktu 4 hingga 6 bulan dengan ukuran maksimal 2 meter x 0,5 meter.

Kain Tenun

Sumber : https://www.kompasiana.com/

Pemanfaatan Kain Tenun Dayak

Meski kerap diidentikkan dengan kesannya yang berat karena lebih sering dipakai dalam rangkaian kegiatan upacara adat Dayak Iban seperti misalnya acara gawai, kini kain tenun ikat khas suku Dayak juga bisa diaplikasikan sebagai bahan pembuatan pakaian formal dan pakaian casual.

Buat anda yang tertarik untuk memasukkan unsur etnik kedalam penampilan maupun interior hunian anda tapi masih belum menemukan ide yang tepat dan sesuai dengan keinginan anda berikut beberpaa ide pemanfaatan kain tenun Dayak yang bisa anda coba.

  1. Kain tenun dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana. Entah itu dalam bentuk dress atau model busana wanita yang lain kain tenun akan menjadi pilihan yang tepat untuk pelengkap gaya penampilan anda.
  2. Kain tenun bisa digunakan sebagai pasangan dari outfit yang biasa digunakan misal kaos, kemeja ataupun item fashion lain yang sejenis.
  3. Kain tenun dalam potongan-potongan kecil yang manis bisa dibuat menjadi gelang ataupun sandal yang membuat penampilan jadi makin menarik dan cantik.
  4. Kain tenun akan terlihat keren jika jahitannya disesuaikan dengan mode terkini.
  5. Kain tenun juga bisa disulap sebagai aksesoris pendamping outfit pilihan yang sempurna misal sebagai syal pada pakaian.
  6. Selain syal anda juga bisa menggunakan kain tenun sebagai bahan pembuatan dompet, tas atau sepatu yang gaya dan trendy.
  7. Kain tenun dapat disulap menjadi penghias interior rumah yang cantik dan menarik. Entah itu dalam bentuk taplak meja, hiasan dinding, sarung bantal ataupun ornamen dekoratif yang lainnya.

Setelah menyimak pembahasan di atas sekarang sahabat Fitinline jaid makin tahu kan kalau hubungan antara kain tenun ikat Dayak dengan manusia Dayak itu sendiri bukanlah sekedar suatu hubungan material normatif praktis (nilai kebendaan) tetapi didalamnya juga ada sesuatu yang sangat kompleks.

Cara Merawat Kain Tenun

Khusus untuk anda yang kebetulan punya banyak koleksi kain tenun di rumah pastikan untuk selelu merawat kain tenun tersebut dengan cara yang baik dan benar agar koleksi kain tenun tersebut tetap awet dan dapat diwariskan ke generasi mendatang ya.

  1. Sebelum melakukan perawatan kenali dulu kadar pewarna yang terdapat pada kaintenun anda. Untuk mengeceknya anda bisa mencelupkan kain ke dalam air selama dua hingga tiga menit.
    • Jika air berubah warna maka sebaiknya anda mencuci kain tersebut dengan teknik dry cleaning supaya warna tenun tidak memudar.
    • Jika air tetap bening itu berarti anda masih diperbolehkan untuk mencuci kain tenun dengan cara mencuci biasa.
  2. Untuk menghindari kerusakan yang tidak diinginkan sebisa mungkin hindari penggunaan detergen yang mengandung bahan kimia berbahaya saat mencuci kain tenun.
  3. Jangan sekali-sekali menggunakan sikat untuk membersihkan kain tenun jika anda tidak ingin membuat benang tenunnya menjadi kusut dan berantakan.
  4. Setrika kainn tenun dengan cara melapisinya menggunakan kertas atau kain tipis agar permukaan setrika tidak bersentuhan langsung benang tenun.
  5. Terakhir jangan lupa simpan kain tenun anda dengan rapi di tempat yang bersih dan terhindar dari ngengat atau kutu pakaian.

Demikian pembahasan singkat mengenai tahap-tahap pembuatan kain tenun Dayak dan filosofinya yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak tentang teknik dan ragam kain tradisional Indonesia yang tidak kalah menarik simak terus artikel dari kami ya.

Mencari bahan kain tradisional berkualitas dengan harga yang cukup terjangkau untuk pelengkap kebutuhan sandang?. Sahabat Fitinline bisa melihat-lihat dulu koleksi bahan kain tradisional kami Di Sini.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.