Article

Homepage Article Tenun/Lurik Makna Tersembunyi Dibalik…

Makna Tersembunyi Dibalik 8 Corak Kain Lurik Serta Tips Memilih dan Merawatnya

Butuh bahan kain yang bagus untuk membuat kemeja, rok, dress, blouse atau keperluan lainnya?. Khusus untuk anda yang memiliki kecintaan tersendiri terhadap kain tradisional Indonesia, anda bisa memasukkan kain lurik yang sarat akan makna dan filosofi tentang kehidupan manusia ke dalam koleksi kain yang wajib anda miliki.

Pengertian Kain Lurik

Ditinjau dari asal bahasanya nama lurik konon diambil dari bahasa Jawa “lorek” yang berarti garis-garis. Kain tenun lurik sendiri termasuk ke dalam salah satu kain tradisional Indonesia yang banyak dibuat dari serat kapas, serat kayu, serat sutera namun ada juga yang menggunakan serat sintetis. 

Kain Lurik

Sumber : https://bloggunungkidul.wordpress.com/

Sebagai salah satu warisan kekayaan budaya bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur di dalamnya serta wujud nyata akan kreativitas  leluhur, kain tenun  lurik  ternyata bisa dijumpai dalam berbagai produk yang sangat unik lho. Beberapa produk yang dimaksud diantaranya:

  1. Kain lurik panjang denga ukuran 1 meter x 2.5 meter.  Kain  ini biasanya mempunyai tumpal yang terdiri dari batuk dan seret untuk kanan kiri, telisir untuk pinggir kain bagian atas  maupun bawah, sementara badan  kain  terletak  di  tengah.
  2. Kain ciut  (sempit)  atau  kain  kemben  dengan ukuran 0.5 meter x 2 meter  atau  0.5 meter x 3 meter.  Kain ciut ini umumnya memiliki telisir lebih kecil dan dibuat menggunakan benang ganda agar lebih kuat. Biasa dipakai untuk selendang gendong.
  3. Stagen  atau  ikat  pinggang  dengan ukuran  15  cm  x  350 cm. Stagen lurik ini  biasanya  digunakan  sebagai pengikat bagian perut atau pinggang saat  mengenakan kain panjang.
  4. Bengkung atau kain lurik panjang dengan ukuran 4 meter hingga 5 meter dan lebar 50 cm. Bengkung ini biasanya sering dipakai untuk mengikat perut ibu-ibu yang baru melahirkan supaya tidak kendor.
  5. Kain sarung dengan ukuran 1 meter x 2 meter untuk sarung. Kain ini umumnya mempunyai tumpal selebar  60  cm,  telisir  untuk  pinggir  kain  bagian  atas,  bawah  dan  badan  sarung.
  6. Bakal klambi (bahan pakaian) dengan ukuran 1 meter x 2.5 meter tanpa  tumpal yang biasa dijadikan bahan pakaian.
    • Di sejumlah daerah kain ini biasanya lebih sering dipakai untuk membuat busana daerah seperti surjan dan sruwal (celana prajurit kraton Yogyakarta).
    • Bakal klambi dari material lurik ini juga bisa dipakai untuk membuat kemeja, rok, dress dan blouse.

Kain Lurik

Sumber : https://pinnterest.eu/

Dari yang awalnya hanya dipakai untuk membuat sarung, stagen atau kain panjang, kain tenun lurik ini pada perkembangannya juga banyak dipakai untuk bahan baku utama maupun bahan kombinasi dalam industri pembuatan produk fashion yang kreatif dan unik, seperti misalnya tas, sepatu, dompet dan aksesoris lainnya.

  • Tas lurik dalam model backpack maupun tas selempang menjadi salah satu item fashion yang dapat anda pilih sebagai pelengkap penampilan formal maupun casual.
  • Sepatu kombinasi kain tenun lurik menjadi pilihan yang tepat untuk anda yang suka bergaya klasic dan vintage.
  • Dompet berbahan kain tenun lurik sangat cocok untuk anda pakai sebagai pelengkap penampilan karena motifnya yang eksklusif sudah tidak memerlukan tambahan ornamen lain yang ramai.
  • Aksesoris yang bisa dibuat dari kain tenun bisa berupa bandana, ikat rambut, kalung dan lain sebagainya. 

Kain Lurik

Sumber : http://www.tekavleather.com/

Kain Lurik

Sumber : https://www.tokopedia.com/

Selain dimanfaatkan untuk membuat produk kerajinan dan aksesoris, kain tenun lurik sebenarnya juga dapat dipakai untuk membuat produk pelengkap rumah tangga lho. Produk yang dimaksud diantaranya berupa sarung sofa, taplak meja, sarung bantal sofa gorden serta beberapa benda unik lainnya.

Kain Lurik

Sumber : https://nynow.a2zinc.net/

Tidak  hanya populer di pasar dalam negeri saja tapi berbagai produk kerajinan berbahan kain tenun lurik yang dibuat oleh para pengrajin secara keseluruhan juga mulai  merambah  ke pasar luar  negeri. Dengan ciri khasnya yang unik dan eksklusif nilai  jual  kain tenun lurik yang disulap menjadi produk modern pun menjadi semakin tinggi.

Meski identik dengan coraknya yang berbentuk garis-garis, motif kain lurik ternyata tidak hanya berupa garis-garis membujur saja lho. Dalam perkembangannya motif kain lurik ada juga yang berbentuk mirip seperti kotak sebagai hasil kombinasi antara garis melintang dengan garis membujur.

Garis-garis lurus yang terdapat pada kain lurik sejak dahulu kerap dianggap sebagai penggambaran nilai kesederhanaan hidup. Beberapa corak kain lurik ada juga yang dianggap sakral karena dipercaya bisa memberi tuah, nasehat, petunjuk dan harapan bagi orang yang memakainya.

Kain Lurik

Sumber : http://ajourneybespoke.com/

Beda motif beda juga kegunaan kain luriknya. Sebab motif lurik yang dipakai oleh golongan bangsawan biasanya berbeda dengan motif kain lurik yang digunakan oleh rakyat biasa. Selain itu lurik yang dipakai dalam upacara adat biasanya juga selalu disesuaikan dengan waktu serta tujuannya.

Motif Kain Lurik dan Filosofinya

Filosofi dan makna sehelai kain lurik hampir semuanya tercermin dalam corak atau ragam hias dan warna kain lurik. Buat anda yang ingin tahu lebih banyak tentang ragam motif atau corak kain lurik yang dimaksud anda bisa menyimak pembahasan berikut.

Kain Lurik Corak Kluwung

Corak kluwung sebenarnya memiliki arti pelangi. Secara simbolis corak kain lurik yang satu ini dilukiskan dengan garis-garis lebar beraneka warna bagaikan pelangi yang menjadi tanda akan keajaiban alam serta tanda akan kebesaran Sang Pencipta.

Dalam budaya Jawa kain lurik dengan corak kluwung biasa dianggap sakral dan mempunyai fungsi untuk tolak bala. Karena itulah kain lurik dengan corak kluwung lebih sering dipakai untuk berbagai upacara sakral seperti pernikahan, mitoni dan labuhan.

  • Untuk upacara pernikahan kain lurik biasanya diletakan dibawah bantal pengantin. Harapannya supaya kedua mempelai bisa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dalam berumah tangga.
  • Untuk upacara mitoni yang dilakukan pada bulan ke-7 kehamilan, kain lurik ini biasa dipakai sebagai lambang pengharapan agar anak yang dikandung kelak bisa selamat dan terhindar dari maut.
  • Untuk upacara labuhan yang dilakukan kerabat keraton kain lurik corak kluwung mempunyai harapan untuk memperoleh keselamatan.

Kain Lurik

Sumber : http://journal.binus.ac.id/

Kain Lurik Corak Lompatan

Kata lompatan bisa disama artikan dengan terlewatkan dari bahaya maut. Kain lurik dengan corak lompatan ini umumnya lebih sering digunakan sebagai kemben saat upacara mitoni. Fungsi utamanya adalah untuk tolak bala. 

Kain Lurik

Sumber : http://journal.binus.ac.id/

Kain Lurik Corak Tuluh Watu

Tuluh watu memiliki arti batu yang bersinar dan dianggap bertuah sebagai penolak bala. Kata tuluh ini dapat berarti pula kuat atau perkasa. Sebagai salah satu motif yang cukup sakral, kain lurik dengan corak tuluh watu dahulu hanya boleh dipakai oleh orang tertentu yang berkepribadian kuat dan berbudi luhur. 

  • Kain lurik dengan corak tuluh watu bisa dipakai untuk upacara ruwatan sukerta dan sebagai pelengkap sesajen upacara labuhan.
  • Khusus di lingkungan pedesaan kain lurik ini juga biasa dipakai oleh para pedagang wanita untuk membawa barang karena dipercaya mempunyai kekuatan di dalamnya.

Kain Lurik

Sumber : http://journal.binus.ac.id/

Kain Lurik Corak Tumbar Pecah

Corak tumbar pecah diibaratkan sebagai orang yang memecah ketumbar dan menyebarkan aroma seharum wangi ketumbar. Dalam upacara mitoni kain lurik dengan corak ini biasa dipakai dengan maksud agar kelahiran berjalan dengan lancar, ibu maupun anak dalam keadaan selamat serta anak yang dilahirkan bisa berguna dan harum namanya. 

Kain Lurik

Sumber : http://journal.binus.ac.id/

Kain Lurik Corak Telupat

Diadaptasi dari bahasa Jawa “telu” yang artinya “tiga” dan “papat” yang artinya “empat”,  kain lurik telupat ini secara umum memiliki corak lajuran yang berjumlah tujuh. Dimana dalam motif ini terdapat satu satuan kelompok dengan empat lajur dan satu lagi dengan jumlah tiga lajur.

Dalam kepercayaan Jawa angka tujuh sendiri sering dianggap sebagai angka keramat yang melambangkan kehidupan dan kemakmuran yang artinya merupakan pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Kain lurik dengan corak telupat ini konon diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Kain Lurik

Sumber : http://journal.binus.ac.id/

Kain Lurik Corak Sapit Urang

Corak sapit urang memiliki arti jepit udang. Di masa lalu ungkapan ini biasa dipakai sebagai simbol siasat perang yaitu musuh dikelilingi atau dikepung dari samping dan kekuatan, komando menyerang berada ditengah-tengah. Kain lurik corak sapit urang banyak dipakai sebagai busana Prajurit Kraton.

Kain Lurik

Sumber : http://journal.binus.ac.id/

Kain Lurik Corak Dringin

Kain lurik dengan corak dringin biasa dipakai untuk ibu yang sedang hamil. Kain   ini   mengandung   makna   agar   anak   yang   dilahirkan   kelak   mempunyai jiwa rendah hati, sederhana, dan bisa membaur di dalam masyarakat.

Kain Lurik

Sumber : http://journal.binus.ac.id/

Kain Lurik Corak Udan Liris

Corak udan liris memiliki arti hujan gerimis. Corak ini secara umum biasa dipakai untuk melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. Udan liris merupakan salah satu corak yang biasa dipakai oleh penguasa. Harapannya yaitu si pemakai diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan membawa kesejahteraan bagi para pengikutnya. 

Kain Lurik

Sumber : http://journal.binus.ac.id/

Selain ke delapan corak yang telah disebutkan di atas sebenarnya masih ada lagi beberapa kain lurik dengan corak lainnya yang memiliki nilai filosofis tersendiri. Corak yang dimaksud yaitu berupa  corak mantri anom, corak prajurit ketanggung, corak prajurit mantri jeron dan berbagai corak lain yang tidak kalah unik.

Tips Memilih dan Merawat Kain Lurik

Tertarik untuk membeli kain lurik tapi masih menemukan sedikit kesulitan saat memilih kainnya?. Sebagai bahan pertimbangan berikut kami bagikan beberapa hal penting yang wajib anda perhatikan untuk mendapatkan kain lurik yang tepat sesuai kebutuhan.

  1. Pastikan anda benar-benar jeli dalam menganalisa bahan baku yang dipakai untuk membuat kainnya, apakah berasal dari serat kapas, serat kayu, serat  sutera  ataupun  serat  sintetis lainnya.
  2. Lihat juga jenis benang yang menyusun kainnya. Besar kecilnya benang tenun yang dipakai untuk membuat kain lurik biasanya akan sangat mempengaruhi kehalusan tenunan lurik.
  3. Pastikan kain lurik yang anda pilih dibuat dari bahan pewarna yang awet dan tidak mudah luntur serta aman untuk kulit dan tidak menyebabkan alergi. Kain lurik dengan kualitas tinggi biasanya menggunakan pewarna yang berkualitas pula.
  4. Sesuaikan pola atau corak kain lurik dengan kebutuhan.
  5. Kenali jenis  pintalan kain lurik yang akan anda pilih  apakah  benang  pintal  tangan  atau  pintal  mesin.
  6. Tanyakan pada penjual seperti apa jenis alat tenun yang dipakai untuk membuat kain lurik, apakah menggunakan alat tenun gendong, ATBM atau ATM. Untuk memudahkan anda dalam mengenali kain lurik asli yang dibuat menggunakan ATBM alias alat tenun bukan mesin berikut kami bagikan ciri-cirinya.
    • Kain lurik asli buatan ATBM biasanya memiliki kualitas yang sama baik di kedua sisi kain karena proses pewarnaan pada kain lurik dimulai dari benang.
    • Kain lurik yang dikerjakan dengan ATBM kerapatan benangnya bisa jadi tidak sama. Kain lurik yang mempunyai susunan benang yang lebih rapat biasanya memiliki tingkat penyusutan yang lebih sedikit ketika dicuci pertama kali.
    • Tepian kain lurik yang dikerjakan secara tradisional cenderung kurang rapi, tidak seperti kain lurik buatan mesin yang jauh lebih rapi.
    • Kain tenun ATBM memiliki ciri susut pada saat pertama kali terkena air. Untuk meminimalisir penyusutan kain lurik sebaiknya dicuci lebih dulu sebelum dijahit.
    • Kain lurik yang masih baru mungkin akan terkesan kaku tapi itu justru lebih bagus karena berarti susunan benangnya lebih rapat.

Setelah mendapatkan kain lurik yang sesuai dengan kebutuhan jangan lupa untuk merawatnya dengan baik ya.

  1. Saat melakukan pencucian sebaiknya pisahkan kain lurik dari bahan pakaian yang lain. Ketika pertama kali dicuci biasanya akan terjadi pelepasan zat warna kain lurik yang tidak terikat pada serat benang sehingga berpotensi mencemari warna baju yang lainnya.
    • Untuk mencuci kain lurik yang dibuat menggunakan bahan pewarna alami sebaiknya gunakan lerak khusus tenun.
    • Untuk mencuci kain lurik yang dibuat menggunakan pewarna sintetis gunakan sabun berbahan lembut, sampo, atau sabun yang memiliki kadar alkali rendah.
  2. Sebisa mungkin hindari penggunaan sikat atau mesin cuci saat mencuci kain lurik karena cara ini hanya akan memudarkan pola kain lurik dan membuat warnanya jadi kusam. Pilihan terbaik cuci kain lurik secara manual dengan menggunakan tangan.
  3. Selesai melakukan pencucian segera jemur kain lurik anda dengan cara diangin-anginkan di tempat yang teduh dan tidak terkena panas matahari langsung. Hal ini penting untuk dilakukan unruk mencegah perubahan warna lurik supaya tidak mudah pudar dan cepat rusak.
  4. Pastikan kain lurik yang anda jemur sudah kering sebelum di angkat dari jemuran. Jika diperlukan anda juga bisa menyetrika kain lurik agar tampilannya tetap terlihat rapi dan lebih enak untuk dilihat.
    • Sebelum menyetrika kain lurik atur temperatur seterika pada suhu yang direkomendasikan ideal untuk menyetrika kain katun.
    • Semprotkan pelicin pakaian untuk mengembalikan bentuk alami serat kain lurik.
    • Seterika kain lurik menurut bentuk pola atau alur garis yangterdapat pada kain lurik.
    • Usai disetrika sebaiknya simpan kain lurikdengan cara di gantung menggunakan hanger supaya kain tenun lurik tetap rapi.

Nah itu dia pembahasan singkat mengenai kain lurik, corak kain lurik dan maknanya, serta tips memilih dan merawat kain lurik yang bisa anda terapkan untuk menjaga kualitas kain lurik supaya dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.