Keindahan batik tidak terbatas pada motif klasik atau motif tradisional yang sudah ada sejak zaman dulu. Buktinya dari waktu ke waktu semakin banyak saja motif-motif baru yang bermunculan. Salah satu diantaranya yakni berupa motif ringkel yang dibuat dengan mengkombinasikan teknik smock dan juga teknik jumputan.
Pengertian Batik Ringkel
Batik ringkel dapat dikategorikan ke dalam salah satu jenis batik yang memiliki tampilan cukup eksklusif. Ditinjau dari asal bahasanya batik ini diberi nama demikian karena secara fisik tekstur kainnya akan berujud kerutan (bahasa jawa : ringkelan kain) setelah dijahit dengan teknik smock dan diikat seperti batik jumputan.
Sumber : https://www.tokopedia.com/
Jadi untuk membuat batik ringkel prosesnya sendiri biasa diawali dengan membuat tusukan menjahit untuk membuat kerutan yang menghasilkan motif sesuai pola tertentu. Bedanya bila smock biasa dikerjakan di atas kain polos, maka untuk teknik ringkel kain yang menjadi bahan dasarnya harus diberi tanda-tanda titik atau garis.
Sumber : https://www.bukalapak.com/
Sementara itu teknik jumputan merupakan proses pewarnaan dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu. Prosesnya kain dicelup atau diwarnai dan dibuka jahitannya. Setelah jahitan dibuka maka hasilnya akan didapatkan motif-motif batik yang indah.
Sumber : https://www.tokopedia.com/
Nilai ketahanan warna batik terhadap gosokan yang cukup bagus, membuat teknik ringkel dapat memenuhi standar kualitas sebagai produk bahan sandang. Teknik ini juga sangat cocok dikembangkan oleh pelaku IKM (industri kecil menengah) karena prosesnya sederhana dan tidak memerlukan alat khusus.
Bahan Dasar Batik Ringkel
Terkait dengan bahan kain yang dapat digunakan untuk membuatnya, jadi jenis bahan yang paling optimal menghasilkan motif yakni berupa kain mori primissima yang berwarna putih polos. Selain dapat menghasilkan motif yang paling bagus bahan kain mori primissima sendiri umumnya juga paling mudah dalam proses pengerjaannya.
Beberapa ciri paling khas yang membedakan kain mori primissima dengan jenis kain mori lain diantaranya:
- Kain mori primissima merupakan kain mori yang paling halus dan biasanya digunakan untuk membatik jenis batik tulis yang sangat halus.
- Kain mori primissima memiliki konstruksi benang Ne 50-56, dengan kepadatan (tetel) benang lusi yaitu antara 105-125 per inch (42-50 cm).
- Kerapatan untuk benang pakan antara 100-120 per inch (42-50 cm).
- Kain mori primissima dapat ditemukan dengan merek dagang Kereta Kencana, Gamelan Srimpi, Crown, Bendera.
Sedangkan untuk pewarnanya bisa menggunakan bahan pewarna jenis indigosol yang tergolong ke dalam jenis zat warna bejana dan mudah larut dalam air. Penggunaan zat warna indigosol harusmya dicampur bersama sejumlah bahan lain seperti TRO, nitrit dan HCL untuk membangkitkan warna indigosol.
- Zat warna indigosol bisa dibilang sebagai salah satu zat yang memiliki ketahanan luntur yang baik, berwarna rata dan cerah.
- Zat warna ini biasanya dapat digunakan pada pewarnaan batik dengan teknik celup maupun colet.
- Warna yang ditimbulkan dari zat warna indigosol ini adalah cenderung bersifat lembut atau berwarna pastel.
- Kelebihan kain batik yang dibuat dengan zat pewarna sintetis indigosol yaitu mempunyai kekuatan warna lebih kuat, lebih stabil, lebih murah dan mudah didapat.
Butuh bahan kain mori berkualitas dengan harga murah untuk membuat kain batik ringkel?. Sahabat Fitinline mungkin bisa melihat-lihat dulu katalog kain mori primissima dari kami.
- Kain Mori Primisima (Lebar 150 cm)
- Kain Mori Primisima (Lebar 105 cm)
- Kain Mori Batik Gamelan Srimpi PS 430
- Kain Mori Batik Gamelan Srimpi PS 412
Membuat Batik Ringkel
Terinspirasi untuk membuat batik ringkel sebagai koleksi pribadi anda?. Sebelumnya mulai membatik siapkan terlebih dahulu sejumlah alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat batik ringkel. Beberapa alat batik dan bahan yang dimaksud diantaranya:
- Kain mori primissima sebagai bahan utama batik ringkel.
- Benang jahit jenis katun untuk membuat jahitan smock pada kain mori.
- Tali rafia untuk mengikat kain mori.
- Kertas pola untuk membuat desain rancangan pola smock dan jumputan.
- Pensil 8B untuk memindahkan garis pola ke atas kain mori.
- Zat warna Indigosol untuk proses pewarnaan batik.
- Natrium nitrit untuk campuran warna dalam proses pewarnaan indigosol.
- TRO untuk mencelup kain mori agar serat kainnya membuka dan warna mudah menyerap ke kain.
- HCl untuk membangkitkan warna batik. Bahan batik yang satu ini unumnya berbentuk cairan kekuning-kuningan dengan aroma kuat yang menusuk dan bersifat sangat korosif.
- Kompor gas dan panci untuk memanaskan air.
- Timbangan neraca untuk menimbang bahan pewarna batik.
- Spatula untuk mengaduk bahan pewarna sekaligus membalik kain mori pada saat pencelupan.
- Sarung tangan karet untuk membungkus tangan saat proses pewarnaan agar zat warna tidak mengenai tangan.
- Penjepit jemuran untuk menjepit kain batik.
- Gunting kain dan pendedel untuk membongkar jahitan yang terdapat pada kain mori.
Selesai menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membatik sekarang saatnya bagi anda untuk memulai proses pembatikan. Dalam pembuatan kain batik untuk bahan sandang menggunakan teknik ciprat anda bisa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membuat Rancangan Desain
Buat pola smock dan jumputan pada media kertas kemudian pindahkan pola tersebut ke atas kain mori yang masih polos sesuai desain rancangan yang anda inginkan.
- Buat garis kotak-kotak ukuran 2 cm x 2 cm pada kertas pola.
- Buat desain garis pola smock dan jumputan pada kertas pola yang sudah ada garis kotak-kotaknya.
- Memindahkan Pola Desain
- Pindahkan atau jiplak garis pola smock dan jumputan pada kertas pola ke atas kain mori dengan menggunakan bantuan pensil 8E.
Sumber : https://media.neliti.com/
2. Menjahit Kain Mori
Pola smock yang sudah dipindahkan ke atas kain selanjutnya tinggal dijahit mengunakan benang katun sementara untuk pola jumputan diikat dengan tali rafia.
Khusus untuk membuat batik ringkel jenis smock yang biasa dipakai yakni berupa smock Jepang yang tampak bergelembung atau cekung karena terbentuk atas beberapa bagian (sudut-sudut) tertentu yang dihubungkan dengan jahitan dan disimpul mati.
- Bahan kain yang digunakan untuk membuat smock Jepang harus polos.
- Untuk membuat smock Jepang benang yang digunakan harus yang kuat dan sewarna dengan bahannya.
- Proses menyemoknya harus dilakukan dari bagian buruk bahan kain.
- Desain smock Jepang berupa kotak-kotak selebar 1 atau 2 cm yang langsung dibuat pada bagian buruk kain dengan pensil.
- Untuk menghasilkan efek yang menggelembung abungkan dan matikan masing-masing sudut atau bagian-bagian yang telah diberi tanda.
- Dalam menggabungkan bahan kain masing-masing sudut atau bagian hanya diambil satu atau dua serat benang dari kainnya.
- Jarum yang dipakai untuk smock Jepang hendaknya dipilih yang berukuran kecil.
Sementara itu teknik ikat jumputan yang dapat diterapkan untuk menghasilkan motif batik ringkel yang unik dan menarik pada prinsipnya sangatlah banyak. Yang terpenting pastikan saat mengikat kain harus benar-benar kencang agar tidak lepas saat proses pencelupan.
Kalau anda yang ingin memasukkan unsur bertema flora dan fauna yang dikreasikan ke dalam motif daun, bunga, burung dan ikan anda bisa juga menerapkan teknik mengikat kain melalui proses jahit jelujur.
- Tentukan motif seperti apa yang ingin anda buat.
- Jiplak gambar pada bahan kain yang polos kemudian jelujur kain tersebut sesuai garis pola.
- Untuk memunculkan motif yang indah sesuai desain yang diinginkan kain lalu diikat dan ditarik serut sebelum dilakukan pewarnaan.
3. Menyiapkan Bahan Pewarna
Untuk standar pewarnaan satu meter kain, bahan yang harus disiapkan untuk pencelupan kain moti antara lain terdiri dari:
- 3-5 gram indigosol.
- 6-10 gram NaNO2 (Natrium Nitrit), biasanya dua kali jumlah pewarna indigosolnya.
- 1 gelas kecil air panas (100'C).
- 1-2 liter air dingin.
Larutkan indigosol dengan air panas sampai benar-benar larut kemudian masukkan natrium nitrit kedalamnya. Jika sudah maka selanjutnya tinggal tambahkan air dingin secukupnya.
4. Proses Pewarnaan
Celupkan kain mori ke dalam bahan pewarna untuk memunculkan motif batiknya. Urutan proses pencelupan kain mori ke dalam zat warna indigosol sendiri secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut.
- Kain direndam dalam larutan TRO 0,5 g/l selama 10 menit, kemudian ditiriskan.
- Dilakukan proses pencelupan kain ke dalam larutan zat warna sampai rata pada bagian muka dan belakang, kemudian ditiriskan.
- Diakukan proses oksidasi di bawah sinar matahari langsung dengan cara dibentangkan sampai berubah warna dengan perlakuan yang sama antar bagian muka dan belakang.
- Pencelupan diulangi dalam larutan zat warna sampai rata kemudian ditiriskan.
- Kemudian dilakukan poses oksidasi kembali di bawah sinar matahari langsung, dibentangkan sampai berubah warna dengan perlakuan yang sama antar bagian muka dan belakang.
- Selanjutnya lakukan proses fiksasi untuk membangkitkan warna batik dengan larutan asam HCl setelah itu keringkan.
Untuk tahap finishing atau fiksasi kain batik, bahan yang harus disiapkan antara lain berupa 4 liter air + 60 cc HCL (diaduk hingga larut merata).
- Masukan kain batik hasil pewarnaan indigosol ke dalam larutan sebentar saja.
- Jika sudah selanjutnya angkat kain batik dari larutan HCL, lalu cuci bersih dengan air dan keringkan.
Sumber : https://media.neliti.com/
5. Membuka Jahitan Smock dan Jumputan
Buka jahitan smock dan ikatan rafia yang terdapat pada kain batik dengan menggunakan bantuan gunting dan juga pendedel. Dari proses tersebut hasilnya akan diperoleh kain bertekstur kerutan yang dalam bahasa Jawa disebut ringkelan.
- Keindahan batik ringkel memang terletak pada motif kerutan yang memiliki gradasi warna sehingga memberikan efek tiga dimensi.
- Motif -motif yang dihasilkan antara lain bisa berupa motif geometris dan motif non geometris yang membentuk alur pola tertentu.
- Kain batik ringkel mempunyai ketahanan luntur terhadap pencucian, keringat dan sinar yang bagus.
- Dibandingkan dengan bahan kain batik klasik, batik ringkel pada dasarnya lebih kaya warna dan inilah yang menjadi andalan batik ringkel.
6. Mencuci Kain Batik
Setelah semua tahapan selesai dilakukan sekarang anda dapat mencuci kain batik ringkel dan menjemurnya sampai kering.
- Kain tradisional batik yang sudah selesai diwarnai bisa dicuci dengan air biasa berulang-ulang sampai air tersebut jernih.
- Proses pencucian tidak perlu menggunakan sabun cucian, cukup dengan air yang mengalir. Selesai melakukan pencucian bahan kain batik tinggal dikeringkan dengan cara di dijemur.
Dari penjelasan di atas bisa terlihat bukan kalau proses pembuatan batik ringkel sebenarnya sangatlah mudah. Meski demikian untuk menghasilkan kain batik yang berkualitas tetap saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan khususnya untuk proses pewarnaan.
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses pewarnaan teknik smock kombinasi jumputan ini antara lain:
1. Zat Warna
Tidak semua jenis zat warna indigosol bisa menghasilkan efek bias. Jenis-jenis zat warna indigosol yang tidak memunculkan efek bias antara lain:
- Violet 14 R (warna violet).
- Yellow IGK (warna kuning).
- Green IB (warna Hijau).
2. Jenis Bahan Kain
Jenis bahan kain terbaik yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi pewarnaan teknik smock kombinasi jumputan untuk produk fashion yakni berupa kain mori primissima yang kualitasnya paling bagus bila dibandingkan dengan kain mori lainnya.
3. Teknik Pewarnaan
Finishing teknik celup ini bisa dilakukan sebelum jahitan smock dan jumput dibuka, bisa juga setelah jahitan smock dan jumput dibuka atau hanya salah satu teknik jahit saja yang dibuka. Misalnya jumputnya saja yang dibuka kemudian di celup lagi selanjutnya baru jahitan smocknya dibuka.
Cara Merawat Batik Ringkel
Sudah berhasil untuk membuat kain batik dengan teknik ringkel?. Penting untuk diingat karena batik ringkel ini dibuat dari teknik khusus maka cara perawatannya juga harus benar-benar diperhatikan dengan baik. Buat anda yang masih suka bingung untuk melakukan perawatan pada batik ringkel, anda bisa mencoba cara berikut.
- Bila anda ingin mencuci batik ringkel sangat dianjurkan untuk menggunakan deterjen yang lembut dan air hangat sekitar 30° C.
- Hindari kebiasaan meremas atau memeras kain batik ringkel terlalu kuat selama proses pencucian berlangsung. Sebagai gantinya kain batik ringkel cukup dicelup-celupkan saja lalu bilas hingga bersih.
- Jemur kain batik ringkel dengan cara diangin-anginkan di tempat yang terbuka tapi tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Setelah dirasa sudah cukup kering segera angkat kain batik ringkel tersebut.
- Simpan kain batik ringkel dalam posisi tergantung di tempat yang kering dan tidak lembab. Untuk mempertahan kilauan alami batik jauhkan kain batik kesayangan anda dari tempat yang terlalu terang.
- Untuk mencegah agar ngengat tidak merusak kain gunakanlah akar wangi yang sudah diproses dengan cara pencelupan sebanyak dua kali dalam air panas dan dijemur hingga kering.
- Sebisa mungkin jangan menyemprotkan parfum secara langsung pada permukaan batik supaya warna alami batik lebih awet dan tidak mudah memudar.
Setelah menyimak pembahasan di atas sekarang sahabat Fitinline jadi makin tahukan bahwa teknik smock Jepang dan teknik jumputan jika digabungkan dalam satu proses pewarnaan kain mori, ternyata bisa menghasilkan teknologi baru di bidang tekstil kerajinan berupa desain motif batik yang kreatif dan inovatif.
Demikian pembahasan singkat mengenai cara mudah membuat batik ringkel lengkap dengan cara perawatannya yang dapat kami bagikan untuk anda. Semoga informasi yang kami bagikan bisa menginspirasi anda untuk terus berkarya, berkreasi serta menjaga kelestarian batik sebagai warisan budaya dunia.
Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak lagi tentang teknik pembuatan batik yang lainnya anda bisa juga mendownload Video Tutorial Membatik dari kami Di Sini.
Semoga bermanfaat.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.