Article

Homepage Article Kain 2 Jenis Kerusakan Yang Biasa…

2 Jenis Kerusakan Yang Biasa Terjadi Pada Bahan Kulit Mentah

Sebagai salah satu jenis hasil ternak yang biasa dijadikan sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga tinggi, bahan kulit mentah ternyata cukup rentan mengalami kerusakan lho. Untuk mengetahui jenis kerusakan yang mungkin terjadi pada bahan kulit tersebut simak yuk pembahasan berikut.

Beberapa point penting yang akan dibahas dalam artikel ini diantaranya:

Sekilas Tentang Kulit Mentah

Kulit mentah yang biasa disebut juga dengan istilah perkamen merupakan sejenis bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh hewan (sapi, kambing, biri-biri, domba, keledai) sampai kulit yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak.

  • Bahan kulit mentah belum mengalami pengolahan (penyamakan) dengan bahan kimiawi dan hanya diproses melalui pengerokan bulu sehingga sifatnya masih alami.
  • Karena tidak disamak, bahan kulit mentah umumnya cenderung lebih peka terhadap kelembaban udara dan tidak tahan air.

Bahan Kulit

Sumber : https://www.naturalexotics.com/

Layaknya bahan kain yang biasa digunakan dalam pembuatan pakaian, bahan kulit yang dihasilkan dari kulit hewan pada prinsipnya ada yang bermutu baik namun ada pula yang kurang bermutu.

  • Kerusakan bahan kulit mentah akan sangat berpengaruh pada kualitas atau mutu kulit yang dihasilkan.
  • Kerusakan bahan kulit mentah dapat mengakibatkan cacat-cacat pada bahan kulit tetapi ada pula kerusakan yang hanya menurunkan mutunya saja.

Bahan Kulit

Sumber : http://www.twobears.com/

Kerusakan Bahan Kulit Mentah

Berdasarkan jenisnya, kerusakan yang terjadi pada bahan kulit mentah sendiri secara keseluruhan dapat dibedakan ke dalam dua kategori utama yakni kerusakan ante-mortem dan post-mortem.

1. Kerusakan Ante-Mortem

Kerusakan ante-mortem merupakan jenis kerusakan bahan kulit mentah yang terjadi pada saat hewan (binatang) masih hidup. Kerusakan kulit dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut.

  • Parasit

Parasit merupakan mikroorganisme yang hidup dan menggantungkan hidup dari organisme lain. Jenis sumber kerusakan pada bahan kulit yang disebabkan oleh parasit yakni berupa saroptik, demodex atau demodecosis, caplak dan kutu.

Parasit dapat mengakibatkan rusaknya rajah pada kulit hewan yang ditandai dengan adanya lubang-lubang kecil, tidak ratanya permukaan kulit atau adanya lekukan-lekukan kecil.

  • Penyakit

Banyak faktor yang menyebabkan hewan menjadi sakit, misalnya akibat kurang baik dalam pemeliharaan. Bila tidak segera diobati hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas kulit hewan yang terkadang sulit diperbaiki.

  • Penyakit demam yang berkepanjangan seperti sampar lembu dan trypono-somiosis akan menyebabkan struktur jaringan kulit menjadi lunak.
  • Lalat hypoderma bowi akan menyebabkan kulit berlubang kecil yang tersebar di seluruh bagian luar kulit.
  • Kerusakan yang disebabkan oleh kutu busuk ditandai dengan adanya benjolan-benjolan kecil yang keras pada bagian bulu.
  • Umur Hewan

Kerusakan bahan kulit mentah juga dapat dipengaruhi akibat umur hewan yang sudah tua. Sebab dibandingkan dengan hewan yang berumur muda, hewan yang berumur tua biasanya memiliki kulit yang berkualitas rendah.

Hewan yang sudah mati sebelum dipotong, pada bagian kulitnya akan terdapat pembekuan-pembekuan darah yang tidak mungkin dihilangkan.

Bahan Kulit

Sumber : https://theleatherguy.org/

  • Sebab Mekanis

Penurunan kualitas kulit hewan juga dapat terjadi karena sebab mekanis salah satunya yakni cap bakar yang dipakai dalam identifikasi atau pengobatan hewan.

  • Cap bakar akan mengakibatkan rusaknya kulit yang tidak mungkin untuk diperbaiki.
  • Cap bakar dapat menyebabkan lapisan dermis (corium) menjadi keras atau kaku dan tidak akan hilang.

Selain cap bakar, goresan-goresan tanduk dan sabetan cemeti (cambuk), juga dapat menyebabkan kerusakan bahan kulit hewan.

  • Kerusakan kulit mekanis sendiri sering dijumpai pada hewan ternak yang digunakan dalam kepentingan pertanian atau industri.
  • Meski demikian kerusakan mekanis yang ditimbulkan tidak separah kerusakan akibatpenyakit.

Di samping itu pukulan-pukulan yang dilakukan terhadap hewan sebelum dipotong, dapat menyebabkan penggumpalan darah dan memar pada kulit, sehingga bahan kulit menjadi berwarna merah kehitam-hitaman dan memudahkan pembusukan saat proses pengeringan.

2. Kerusakan Post-Mortem

Kerusakan post-mortem merupakan jenis kerusakan bahan kulit mentah yang terjadi pada saat pengolahan kulit, misalnya pada proses pengulitan, pengawetan, penyimpanan dan pengangkutan.

  • Pengulitan

Pengulitan merupakan proses pemisahan kulit dari tubuh binatang dengan cara pemotongan serabut kulit lunak.

  • Kurang ahlinya orang yang menggunakan peralatan pada proses pengulitan dapat menyebabkan kerusakan bahan kulit.
  • Pengulitan yang tidak sesuai dengan aturan akan menghasilkan bentuk kulit yang tidak baik dan tidak normal.

Bahan Kulit

Sumber : https://larriestaxidermysupplies.com/

Pada proses pengulitan, pembersihan kulit dari sisa-sisa daging yang melekat pada lapisan dermis (corium) juga harus dilakukan sebaik mungkin, karena sisa daging yang tertinggal dapat menjadi sumber tumbuhnya bakteri pembusuk kulit.

  • Pengawetan

Kerusakan kulit dapat terjadi pula pada saat pengawetan bahan kulit. Baik itu pengawetan kulit dengan sinar matahari maupun dengan garam. 

  • Pengawetan Dengan Sinar Matahari
  • Pengawetan dengan sinar matahari yang dilakukan di atas tanah akan menurunkan kualitas kulit, karena proses pengeringan tidak merata.
  • Pengeringan dengan sinar matahari juga akan mengakibatkan collagen terbakar dan mengalami perubahan sifat (glue-forming).
  • Pengawetan Dengan Garam
  • Kerusakan kulit yang diawetkan dengan garam dapat disebabkan karena pemakaian garam dengan konsentrasi yang kurang tepat.
  • Kerusakan kulit yang diawetkan dengan garam sering ditandai dengan adanya flek biru, hijau atau cokelat pada rajah.

Bahan Kulit

Sumber : https://skyaboveus.com/

  • Penyimpanan

Untuk menghasilkan bahan kulit yang berkualitas proses penyimpanannya harus dilakukan dengan baik. Karena dalam penyimpanan ini tetap ada kemungkinan terjadi kerusakan pada bahan kulit menrah.

  • Penyimpanan yang terlalu lama di dalam ruang berasap, dapat menurunkan kualitas kulit. Kontaminasi asap dengan rajah kulit juga akan mempengaruhi warna dan menyebabkan permukaan rajah menjadi kasar.
  • Kulit yang diawelkan dengan penggaraman basah, bila disimpan terlalu lama akan rusak karena bakteri pembusuk.
  • Kulit yang disimpan di tempat yang basah atau lembab, lama kelamaan akan ditumbuhi jamur, sehingga mudah menjadi suram dan bila dicat tidak dapat rata.

Bahan Kulit

Sumber : https://tribalspiritmusic.com/

  • Transportasi (Pengangkutan)

Dalam pengangkutan bahan kulit mentah dapat pula timbul kerusakan yang merugikan misalnya terjadinya gesekan-gesekan pada waktu pengangkutan yang dapat menyebabkan kerusakan pada rajah kulit.

Kesimpulan

Demikian pembahasan mengenai jenis kerusakan yang mungkin terjadi pada bahan kulit mentah beserta penyebabnya masing-masing. Setelah menyimak pembahasan di atas sekarang sahabat Fitinline jadi makin tahukan bahwa mutu bahan kulit ternyata tidak hanya dipengaruhi kondisi hewan saat masih hidup tapi juga proses pengolahan kulit itu sendiri.

Butuh bahan kulit sintetis berkualitas dengan harga murah untuk membuat tas, sepatu, kulit sofa dan berbagai produk lainnya?. Sebagai bahan pertimbangan anda bisa melihat-lihat dulu koleksi Bahan Kulit Sintetis yang kami miliki.

Untuk anda yang mau mengenal lebih jauh mengenai jenis dan karakteristik bahan kulit dari berbagai jenis binatang yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan dasar produk fashion, anda bisa mendownload E-Book Mengenal Bahan Kulit Alami Untuk Produk Fashion yang kami miliki.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.