Article

Homepage Article Kain Proses Budidaya, Pengolahan…

Proses Budidaya, Pengolahan dan Pemanfaatan Serat Rami Dalam Industri Tekstil

Tanaman rami dikenal sebagai salah satu jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Buat anda yang mau tahu lebih detail tentang proses pengolahan serat rami dan pemanfaatannya dalam industri tekstil anda bisa menyimak pembahasan berikut.

Definisi Serat Rami

Serat rami merupakan sejenis serat yang didapatkan dari pengolahan kayu dan batang tanaman rami (Boehmeria nivea). Tanaman rami sendiri termasuk ke dalam jenis tanaman tahunan yang mudah tumbuh di daerah tropis dan dapat diolah menjadi produk kain untuk kebutuhan fashion.

Serat Rami

Sumber : https://textileapplied.blogspot.com/

Sebagai bahan dasar produk pelengkap fashion yang berkualitas, tanaman rami sangat mudah dikenali karena memiliki ciri khas tersendiri pada bagian akar, batang, daun hingga bunganya.

  • Akar Tanaman Rami

Dilihat dari bentuk akarnya tanaman rami secara umum mempunyai tipe akar tunggang yang bisa tumbuh hingga kedalaman mencapai 25 cm atau lebih. Tanaman rami juga memiliki akar cabang dan akar rambut yang tumbuh secara horizontal untuk menyerap unsur hara.

  • Batang Tanaman Rami

Berdasarkan bentuk batangnya tanaman rami termasuk ke dalam jenis tanaman semak yang berumpun banyak. Batang tanaman rami biasanya berwarna hijau muda sampai tua dan tumbuh mencapai ketinggian 2 sampai 3 meter dengan diameter sekitar 8 hingga 20 mm.

  • Batang tanaman rami memiliki bulu bulu yang halus hingga kasar.
  • Batang tanaman rami yang masih muda cenderung berongga dan akan bergabus jika sudah menjadi tua.
  • Bila sebagian batang terpotong atau terpangkas, batang tanaman rami umumnya akan membentuk cabang.
  • Daun Tanaman Rami

Tanaman rami mempunyai daun yang berbentuk seperti jantung dengan tepi atau sisi daun yang bergerigi halus.

  • Panjang daun rami biasanya memiliki ukuran sekitar 8 sampai 20 cm dengan lebar 5 hingga 15 cm dan tampak berkerut.
  • Daun tanaman rami ada yang lebar namun ada juga yang sempit, tergantung tempat tumbuh dan kesuburan tanahnya.
  • Bunga Tanaman Rami

Tanaman rami mempunyai bunga yang berkelompok dan membentuk karangan bunga di sela sela daun, pada bagian bawah buku buku batang.

  • Bunga tanaman rami yang masih muda umumnya berwarna putih kehijauan atau hijau kekuningan dan akan berubah menjadi cokelat setelah tua.
  • Bunga dari tanaman rami akan menghasilkan biji yang bentuknya sangat kecil.

Budidaya Tanaman Rami

Berbicara mengenai serat rami jadi budidaya rami sendiri bisa dilakukan secara monokultur dan tumpangsari dengan tanaman kelapa di perkebunan. Selain dilakukan pada lahan datar, budidaya tanaman rami sebenarnya bisa juga bisa pada lahan miring atau lahan perbukitan.

Proses budidaya dari tanaman rami sendiri secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Pemilihan Bibit

Bibit yang dipilih harus berasal dari rizoma tanaman rami varietas unggul yang telah berumur lebih dari 2 tahun lebih. Rizoma sendiri merupakan lateral yang tumbuh mendatar pada kedalaman sekitar 10 hingga 15 cm di dalam tanah.

Bibit rami (rizoma) sebaiknya diambil dari tanaman rami yang sudah berumur 2 hingga 4 tahun.
Lebih bagus lagi pilih bibit rizoma yang mempunyai jumlah mata tunas banyak supaya lebih cepat tumbuh apabila ditanam.

2. Pengolahan Tanah

Pembersihan lahan dan pengolahan tanah mutlak dilakukan dalam budidaya tanaman rami. Tujuan dilakukannya proses pengolahan tanah ini tidak lain adalah untuk mngubah struktur tanah supaya menjadi lebih gembur dan tidak keras.

Pengolahan lahan yang akan dipakai untuk menanam tanaman rami sendiri dapat dilakukan pada saat sebelum ataupun setelah hujan turun. Yang pasti ketika akan digunkan sebagai media tumbuh bagi tanaman rami tanahnya harus sudah gembur dan tidak keras.

Dikutip dari materi “Knowledge Sharing Teknologi Pengolahan Serat Alam Rami” yang disampaikan oleh Akhmad Wibowo, A.Md terdapat pula beberapa syarat lain yang harus dipenuhi untuk mendukung pertumbuhan tanaman rami.

  • Tanah gembur, lempung berpasir, banyak mengandung bahan organik dengan kisaran pH 5,4 – 6,4.
  • Curah Hujan : tipe iklim A dan B menurut SMITH dan FERGUSON.
  • Altitude : Optimum pada ketinggian 400 s/d 1.000 meter.
  • Suhu : suhu optimum 15o C – 32o C.
  • Angin : kurang dr 30 km/jam.
  • Cahaya : kurang dari 10,5 jam per hari.

3. Penanaman Bibit Rami

Setelah tanah selesai diolah selanjutnya dilakukan proses penanaman bibit rami yang berasal dari rizoma. Penanaman bibit rami sebaiknya dilakukan pada musim penghujan (dengan curah hujan sudah lebih dari 3 mm) karena pada awal pertumbuhannya tanaman rami butuh air yang ukup.

Untuk menanam rizoma rami atur jaraknya supaya tidak terlalu berdekatan ataupun berjauhan. Jarak antar tanaman inipun antara daerah yang satu dengan daerah satunya bisa berlainan, tergantung dari tingkat kesuburan tanahnya.

  • Pada daerah yang tanahnya kurang subur jarak tanam sebaiknya dirapatkan.
  • Pada daerah yang tanahnya subur jarak tanam sebaiknya direnggangkan.

Cara menanam bibit rami yang benar yaitu tanam rizoma pada kedalaman 5 sampai 6 cm secara mendatar. Alternatif lain potongan rizoma bisa ditancapkan miring ke dalam tanah dengan membentuk sudut 45 derajat dengan posisi mata tunas yang ada pada rizoma dihadapkan ke atas.

Tunas-tunas rami biasanya akan munsul pada hari ke 7 setelah rizoma ditanam. Rizoma yang tidak tumbuh pada umur 15 hari dapat disulam dengan bibit yang telah disediakan.

4. Perawatan

Setelah rizoma selesai ditanam, maka perlu diberikan yang namanya insektisida tanah berupa karbofuran sebanyak 300g/ha (10 kg Furadan 3 G) untuk mengendalikan gangguan dari serangga-serangga tanah.

5. Pemupukan

Pemupukan yang tepat baik dari segi jenis, dosis dan waktu pemberian pupuk penting dilakukan untuk memacu pertumbuhan rami. Dalam hal ini pupuk yang digunakan pada tanaman rami tidak hanya terbatas pada pupuk organik saja, tetapi juga pupuk anorganik.

  • Pupuk buatan perlu diberikan pada saat tanaman rami sudah berumur 2-3 minggu.
  • Pupuk anorganik yang dapat digunakan yakni berupa campuran Urea, TSP dan KCL.
  • Pemberian pupuk bisa dilakukan dengan cara menempatkannya pada lubang yang jarak 10 cm dari pangkal batang tanaman.

Dosis pupuk anorganik yang diberikan pada tanaman rami sangat tergantung pada kesuburan tanahnya, tetapi bisa juga menggunakan patokan jumlah misalnya Urea 100-150 kg/ha, TSP25-50 kg/ha dan KCl sebanyak 50-100 kg/ha.

6. Pengairan

Untuk meingkatkan produktifitas serat rami dan membantu pertumbuhan rami sangat disarankan untuk menyediakan sarana irigasi yang memadai untuk proses penggairan lahan saat musim kemarau.

  • Daerah pengembangan rami yang mempunyai jaringan irigasi maka panen dapat dilakukan sebanyak 5 sampai 6 kali dalam kurun waktu satu tahun.
  • Kelebihan lain dari dilakukannya proses pengairan ini adalah untuk menjaga kestabilan tingkat produktivitas serat rami agar tidak fluktuatif.

7. Pemanenan

Pada perkebunan yang berdrainase baik, tanaman rami biasanya sudah bisa dipanen ketika umur 3-4 bulan. Yang pasti adalah tanaman rami yang sudah siap panen umumnya memiliki ciri-ciri yang khas sebagai berikut:

  • Pertumbuhan tanaman rami sudah terhenti.
  • Batang bagian bawah rami berubah menjadi berwarna cokelat.
  • Batang tanaman rami menjadi mudah pecah.
  • Serat tanaman rami telah sampai ke pucuk.
  • Tunas-tunas baru bermunculan pada pangkal batang.

Ketika tanaman rami telah memperlihatkan tanda-tanda tersebut segera dilakukan. Bila dibiarkan lebih dari 2 minggu, maka kualitas serat rami yang dihasilkannya biasanya justru akan menjadi kurang baik dan tunas baru tidak segera diberi kesempatan untuk tumbuh lebih baik.

Untuk melakukan pemanenan, tanaman rami bisa dipotong pada bagian batang dekat permukaan tanah. Hasil pemanenan pertama kali sebaiknya juga tidak langsung diambil seratnya, melainkan dibenamkan untuk dijadikan pupuk karena mutu seratnya kebanyakan masih kurang baik.

Setelah pemanenan yang pertama tanaman rami berikutnya dapat dipanen kembali setiap 60-80 hari sekali. Sehingga untuk tahun-tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya tanaman rami bisa dipanen sebanyak 6 kali setiap tahunnya.

Pengolahan Serat Rami

Untuk menjadikan kulit batang rami menjadi serat rami siap pintal terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui. Beberapa tahapan yang dimaksud antara lain berupa:

1. Dekortikasi

Untuk diambil seratnya, batang tanaman rami harus dipukul-pukul sampai seratnya terpisah kemudia di kerok dari batangnya. Pada umumnya cara pemisahan serat rami dari batangnya dapat dilakukan secara mekanis dengan alat yang bernama dekortikator.

  • Proses dekortisasi penting dilakukan untuk memisahkan kulit rami dari batangnya.
  • Proses dekortisasi akan menghasilkan serat rami kasar atau yang biasa disebut ina grass.
  • Hasil sampingan dari proses dekortisasi yakni berupa limbah yang dapat diolah menjadi pupuk alami.

Serat Rami

Sumber : Knowledge Sharing Rami - BBKB 2020

2. Deguming

Proses degumming merupakan proses menghilangkan sisa-sisa gum dan pektin yang masih menempel pada serat. Proses ini harus dilakukan oleh tenaga profesional yang memiliki pengetahuan tentang bahan kimia dan proses kimia.

  • Proses degumming biasanya dilakukan dengan cara memasak ina grass dengan larutan alkali selama beberapa jam.
  • Proses degumming sangat menentukan mutu serat rami yang nantinya akan dihasilkan.
  • Kesalahan dalam proses degumming akan menghasilkan serat yang bermutu rendah.

Khusus untuk industri pemintalan, hasil proses degumming juga sangat menentukan kualitas benang yang dihasilkan. Bila lendirnya masih ada maka benang yang dihasilkan akan menjadi kasar dan bisa menyebabkan masalah pada mesin pintal.

Serat Rami

Sumber : Knowledge Sharing Rami BBKB - 2020

Serat rami hasil deguming masih harus diproses softening yakni proses pelepasan dan penghalusan, agar serat rami bisa dipintal dan ditenun. Proses softening bisa dilakukan secara kimia maupun mekanis.

3. Pemutihan

Setelah proses degumming, proses selanjutnya adalah proses pemutihan serat. Proses ini ditujukan untuk membuat serat setelah proses degumming masih berwarna kekuning-kuningan menjadi putih seperti kapas.

  • Proses pemutihan serat rami dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan senyawa klorin (Ca-hipoklorit atau Na-hipoklorit) atau hidrogen peroksida (H2O2).
  • Perendaman serat rami perlu diikuti pula dengan pemanasan pada suhu 50°C selama 1 jamkemudian baru dicuci dan dikeringkan.
  • Serat rami yang sudah diputihkan akan mempunyai warna yang sama dengan serat kapas atau serat lain baik alami maupun sintetis.

4. Cutting dan Opening

Proses terakhir yakni berupa cutting dan opening, untuk memisah serat rami menjadi dua macam. Serat panjangnya disebut rami top sementara untuk serat pendeknya bisa disebut dengan staple fibre.

Dengan dihasilkannya dua produk tersebut, berakhirlah proses pengolahan kulit batang rami, hingga menjadi serat yang siap pintal dan tenun. Setelah melalui tahap ini serat rami baru dapat dipintal atau dicampur dengan serat lainnya.

Serat Rami

Sumber : Knowledge Sharing Rami - BBKB 2020

Karakteristik Serat Rami

Seperti halnya jenis serat lain yang digunakan untuk keperluan tekstil, serat rami sendiri pada prinsipnya juga mempunyai sejumlah kelebihan yang mungkin tidak dimiliki jenis serat lainnya. Beberapa kelebihan paling menonjol dari serat rami yang perlu anda ketahui diantaranya:

  • Serat rami relatif lebih panjang dari serat kapas.
  • Serat rami memiliki kekuatan tarik (Tensile Strength) lebih besar dari serat kapas.
  • Daya serap (absorbancy) serat rami terhadap air bisa dikatakan cukup tinggi hingga 12 % sedangkan serta kapas hanya 8 %.
  • Warna dan kilap dari serat rami cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan serat kapas.
  • Serat rami lebih cepat kering dari serat kapas.
  • Dalam bentuk kain serat rami yang dicampur dengan serat sintesis (polyester dan rayon), apabila dipakai akan terasa dingin, tahan kusut, dan mudah menyerap keringat.
  • Dalam batas tertentu serat rami dapat digunakan sebagai suplemen serat kapas untuk bahan campuran poliester.
  • Serat rami sangat tahan terhadap bakteri dan jamur.

Serat rami rasanya sejuk saat dipakai sehingga dijadikan sebagai campuran bahan kain lainnya, seperti katun, rayon, linen dan polyester. Bahan pakaian yang terbuat dari serat rami terasa dingin, tidak mudah berkerut dan mudah menyerap keringat.

Dibalik sejumlah kelebihan yang dimilikinya serat rami sebenarnya juga tidak luput dari kekurangan karena mudah rusak dalam kondisi tertentu.

  • Serat rami lebih kasar dan daya mulurnya lebih rendah dibandingkan karakter yang dimiliki serat kapas.
  • Serat rami dapat turun kekuatannya atau rusak dalam beberapa kondisi asam kuat.
  • Serat rami mempunyai ketahanan yang baik terhadap panas namun sayangnya warna serat akan berubah kekuning-kuningan bila dipanaskan pada suhu 120 derajat celcius selama ± 5 jam.
  • Sementara jika dipanaskan dengan suhu 240 derajat celsius maka serat tersebut akan rusak dalam waktu beberapa menit saja.

Pemanfaatan Serat Rami

Terkait dengan pemanfaatannya dalam industri tekstil serat rami pada prinsipnya memiliki fungsi yang sangat luas. Beberapa diantaranya yakni untuk smart textile, military textile (body amor, propelan, anti balistik) dan medical textile (masker untuk covid serta kain anti bakteri).

Produk rami untuk tekstil biasanya terdapat pada campuran serat rami dengan serat lain seperti halnya serat kapas dan serat sintetis.

  • Serat Rami dan Serat Kapas

Serat rami dapat dikombinasikan dengan serat kapas untuk menciptakan kain yang lebih kuat dan memiliki tampilan yang menarik.

  • Bahan kain yang dibuat dari campuran rami dan kapas umumnya terdiri dari komposisi 55% rami dan 45% kapas.
  • Tekstur tidak rata (uneven) seperti tampilan linen yang memiliki kesan eksklusif sangat jelas terlihat pada campuran tersebut.
  • Pencampuran rami dan kapas akan menghasilkan kualitas kilau dan kekuatan lebih tinggi dari kain 100% kapas.
  • Campuran rami dan kapas umumnya digunakan untuk bahan kain tenun dan kain rajut untuk sweater.
  • Serat Rami dan Serat Sintetis

Campuran rami dengan serat sintetik sangat sesuai untuk bahan pakaian di negara beriklim tropis karena rami memiliki kapasitas daya serap air yang tinggi.

  • Serat rami dapat dicampur dengan serat poliester dengan komposisi seperti 30:70, 33:67, 35:65 dan 40:60.
  • Pencampuran serat rami dan poliester atau dengan serat buatan lainnya akan memperbaiki sifat rami yang mudah kusut.
  • Serat Rami dan Serat Wool

Selain dikombinasikan dengan serat kapas dan serat sintetis, serat rami pada prinsipnya juga dapat dicampur dengan serat wool.

  • Bahan kain yang dibuat dari campuran rami dan wool umumnya terdiri dari komposisi 50% rami dan 50% wool.
  • Pencampuran rami dengan wol dapat mengurangi sifat mengkeret wol dan sekaligus meningkatkan kecerahan bahan kain yang dihasilkan.

Lebih lanjut serat rami dapat digunakan untuk membuat berbagai macam bahan tekstil sandang dan nonsandang, mulai dari kain rami untuk bahan pakaian (suiting dan shirting ), seprai, taplak meja, serbet, handuk, sapu tangan, kain pelapis furnitur, tirai, kelambu, benang jahit dan lain sebagainya.

Khusus untuk serat rami kasar yang memiliki kekuatan tinggi namun sangat kaku umumnya hanya digunakan sebagai bahan pembuat tali dan benang rami.

Kesimpulan

Demikian pembahasan singkat mengenai karakteristik tanaman rami, proses pengolahan serat rami,  kelebihan kekurangan serat rami, serta pemanfaatan serat rami yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak lagi informasi penting terkait dengan desain fashion simak terus artikel dari kami ya.

Butuh bahan kain berkualitas dengan harga murah untuk membuat pakaian maupun produk pelengkap fashion lainnya?. Sekarang anda tidak perlu bingung lagi karena Fitinline menyediakan banyak pilihan bahan kain yang anda butuhkan.

Semoga bermanfaat.

Comments 0

Leave a Comment
Belum ada komentar untuk saat ini.

Send Comment

Anda harus terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.