Pernah menjumpai atau mendengar sekilas tentang kain tenun ulap doyo sebelumnya?. Kain tenun ulap doyo sebenarnya termasuk ke dalam jenis kain tradisional Indonesia yang dihasilkan dari tangan terampil para perempuan suku Dayak Benuaq di Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.
Sumber : http://www.satuharapan.com/
Sebagai salah satu bentuk ekspresi dari ilmu pengetahuan dan keyakinan masyarakat adat dayak Benuaq Ohokng, kain tenun ini pada dasarnya dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan dalam berbagai ritual adat seperti upacara kewangkey (ritual kematian), upacara pelulukng peruku (pernikahan adat), tarian gantar, hingga ritual pengobatan.
Sumber : http://budaya-indonesia.org/
Tidak hanya terbatas untuk ritual adat, kain tenun ulap doyo ini biasanya juga sering dijadikan sebagai mahar untuk acara lamaran yang disebut Uru Oncangkng serta pelengkap dalam kehidupan sehari-hari hanya saja warnanya sedikit berbeda.
Sumber : http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/
Jika kain tenun ulap doyo yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari biasanya berwarna hitam, maka kain tenun ulap doyo yang dibuat untuk ritual atau upacara adat umumnya berwarna lebih cerah dengan hiasan detail berbentuk bunga atau daun.
Sumber : https://www.money.id/
Warna-warna yang diaplikasikan pada kain tenun tersebut pada prinsipnya memiliki makna simbolik yang mengandung nilai budaya. Misalnya saja warna hitam, warna ini menegaskan bahwa si pemakai memiliki kemampuan dalam melakukan tolak bala dan ilmu hitam (ilmu yang jahat).
Sumber : https://www.indonesiakaya.com/
Mungkin sebagian dari anda ada yang masih penasaran mengapa kain tenun tersebut di beri nama doyo bukan yang lain?. Kain tersebut diberi nama demikian karena bahan utama yang digunakan untuk membuatnya diambil dari serat daun doyo yang kemudian dipintal dan ditenun menjadi sebuah kain tenun.
Sumber : http://dekranasda-kabkubar.org/
Tanaman doyo yang memiliki nama latin Curculigo Latifolia ini sepintas memiliki daun yang sangat mirip dengan tanaman pandan hanya saja ukurannya cenderung lebih lebar. Tanaman tersebut biasanya tumbuh subur di lahan-lahan pinggiran hutan dan ladang di wilayah Kutai Barat.
Sumber : https://www.youtube.com/
Daun doyo dipilih sebagai bahan utama pembuatan kain tenun karena seratnya yang kuat sangat sesuai untuk dijadikan benang. Supaya dapat digunakan sebagai bahan baku tenun, daun doyo ini harus dikeringkan dan disayat mengikuti arah serat daun kemudian dijalin dan dilinting hingga membentuk benang kasar.
Sumber : https://www.indonesiakaya.com/
Cara yang produksinya pun dilakukan secara tradisional seperti teknik celup dan teknik tie dye, jadi butuh waktu yang relatif lama untuk menghasilkan kain tenun ulap doyo yang cantik dan menarik. Untuk membuat satu kain setidaknya membutuhkan waktu berbulan-bulan menggunakan alat khusus yang disebut Gedok.
Sumber : https://www.indonesiakaya.com/
Semoga bermanfaat.
Mau tahu lebih banyak lagi tentang kain tenun tradisional Indonesia. Sahabat Fitinline bisa mendownload E-Book dari kami Di Sini.
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.