Fusing merupakan proses merekatkan (memanaskan dan mengepres) komponen-komponen kecil pada pakaian seperti collar, cuff, centerline, dan sebagainya dengan material atau bahan pelapis (interfacing) yang berfungsi sebagai pembentuk untuk membuat busana lebih kaku, kuat dan membuat kokoh bagian-bagian tertentu.
Pada sebagian proses produksi di industri garmen, proses penempelan atau fusing berbeda dengan tahapan mengerjakan pengepresan, dimana perbedaan tersebut terletak pada material atau bahan pelapis yang digunakan. Pada proses penempelan (fusing), bahan pelapis yang digunakan adalah interfacing, sedangkan pada tahapan mengerjakan pengepresan menggunakan bahan pelapis, yaitu underlining, interlining, dan lining. Akan tetapi pada sebagian proses produksi yang lain, penempelan (fusing) dan pengepresan merupakan satu tahapan pekerjaan yang sama yang disesuaikan dengan standar prosedur kerja di tiap-tiap industri garmen.
Proses Fusing
Sumber: http://dabbled.org
Ingin belajar menjahit? Klik Disini untuk melihat video tutorial menjahit.
Fusing sangat berkaitan dengan bahan pelapis (underlying). Bahan pelapis yang digunakan sebagai salah satu material atau bahan pembuatan busana berpengaruh terhadap pembentukan busana yang berkualitas. Bahan pelapis dapat didefinisikan sebagai bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang berfungsi sebagai pembentuk, penopang kain, menjaga kekuatan kain dari gesekan, lipatan, tekanan, dan tahanan rendaman. Bahan pelapis juga dapat berfungsi sebagai pemberi rasa nyaman saat pemakaian (rasa sejuk, hangat, dan menghindari dari rasa gatal).
Proses Fusing
Sumber: http://www.embtreasures.com
Ingin belajar membuat pola baju? Klik Disini untuk men-download polanya.
Penggolongan bahan pelapis terdapat empat jenis yaitu lapisan bawah (underlining), lapisan dalam (interfacing), lapisan antara (interlining), dan bahan pelapis (lining/furing). Masing-masing pengertian telah kita bahas pada artikel sebelumnya.
Desain busana yang berstruktur dan berdetail, maka kebutuhan akan bahan pelapis semakin besar pula. Selain itu, bobot bahan pakaian merupakan faktor lain untuk diperhatikan. Semakin ringan bobot atau kelembutan dari suatu bahan utama pakaian, maka semakin besar pula kebutuhan bahan penyokongnya. Tidak semua pakaian menggunakan keempat jenis bahan pelapis secara bersama-sama. Akan tetapi apabila digunakan secara bersama-sama, maka secara berurutan penempatan bahan pelapis seperti terlihat pada gambar.
Lapisan Busana
Sumber: http://garmenstudionline.blogspot.com
Keterangan gambar :
a. Bahan utama
b. Interlining
c. Interfacing
d. Underlining
e. Lining
Semoga artikel yang kami sajikan bermanfaat dan menambah pengetahuan Sahabat Fitinline.
Tags: jahit baju, jahit baju batik, jahit baju online, buat baju, konveksi baju, butik baju batik, butik online, butik baju online, butik baju wanita, kursus jahit, pola busana, pola pakaian
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.