Kota Garut terletak pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, dikelilingi deretan gunung Papandayan, Cikuray, Guntur, dan Karacak. Lokasinya yang permai menjadikan Garut tempat peristirahatan pilihan kalangan Belanda pada masa pendudukan.
Berkembangnya Batik Jawa Barat mendapat pengaruh yang kuat dari penduduk yang datang dari Jawa Tengah. Ketika terjadi perang Diponegoro melawan Belanda, terjadilah pengungsian para penduduk ke wilayah barat sekitar tahun 1825. Sebagian pengungsi tersebut adalah para pembatik Jawa Tengah yang kemudian memberi pengaruh pada batik Tasikmalaya, Indramayu, Garut, dan lain sebagainya. Daerah-daerah tersebut sampai saat ini masih konsisten menghasilkan batik, dan mungkin merupakan daerah yang lebih dikenal masyarakat dibanding daerah-daerah lain.
Garut tak hanya dikenal dengan domba dan dodolnya saja, ternyata di kota ini juga memiliki batik yang bisa dibanggakan. Batik Garut termasuk batik priangan dan juga batik pesisiran. Kegiatan dan usaha pembatikan di Garut merupakan warisan nenek moyang yang berlangsung turun temurun dan telah berkembang lama sebelum masa kemerdekaan. Pada tahun 1945, Batik Garut semakin populer dengan sebutan Batik Garutan. Pada pertengahan tahun 1960-an dan 1980-an Batik Garut mengalami kejayaan. Gaya batik yang khas adalah corak-coraknya yang tegas serta warna kekuningannya yaitu gumading.
Batik Garut Warna Gumading
(Sumber: http://kitabbatiktulisnusantara.wordpress.com)
Ingin belajar membatik? Klik Disini untuk melihat video tutorial membatik.
Seiring berjalannya waktu, lama-kelamaan Batik Garut mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh semakin pesatnya batik printing, kurangnya minat generasi penerus pada usaha batik tulis, tidak tersedianya bahan dan modal, serta lemahnya strategi pemasaran.
Batik Garutan umumnya digunakan untuk kain sinjang (jarit atau kain panjang), namun berfungsi juga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan lainnya. Bentuk motif Batik Garut merupakan cerminan dari kehidupan sosial budaya, falsafah hidup, dan adat istiadat orang Sunda.
Motif-motif batik Garut dihadirkan berbentuk geometrik sebagai ciri khas ragam hiasnya, selain itu bermotif flora dan fauna. Bentuk geometrik umumnya mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau belah ketupat. Warnanya didominasi oleh warna krem dipadukan dengan warna-warna cerah lainnya yang merupakan karakteristik khas Batik Garutan. Didominasi warna dasar krem atau gading (gadingan), biru, dan soga agak merah. Saat ini pengolahan batik garutan terkonsentrasi di Garut kota.
Beberapa motif batik mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina, Arab, Islam dan Hindu. Ada batik yang motifnya terpengaruh dari batik Solo dan Yogya seperti ragam motif kawung, rereng (lereng), dan sidomukti. Penamaan motif-motif batik Jawa Barat pada umumnya erat dengan penggunaan bahasa Sunda, misalnya motif Lereng Peteuy, Bilik, dan lain sebagainya.
Batik Garut Motif Lereng
(Sumber: http://sketsabudaya.blogspot.com)
Batik Garut Motif Bilik
(Sumber: http://www.enjoybatik.com)
Contoh motif Batik Garutan adalah Limar, Merak Ngibing yang menggambarkan sepasang burung merak sedang menari.
Batik Garut Motif Merak Ngibing
(Sumber: http://www.disparbud.jabarprov.go.id)
Ingin membeli alat-alat membatik? Klik Disini untuk mendapatkan alat-alat membatik.
Motif bulu ayam yang memperlihatkan ekor ayam yang panjang dan dilengkung setengah lingkaran.
Batik Garut Motif Bulu Ayam
(Sumber: http://sketsabudaya.blogspot.com)
(Sumber: http://www.disparbud.jabarprov.go.id)
Motif lainnya adalah Lereng Adumanis, Lereng Suuk, Lereng Calung, Lereng daun, Cupat Manggu, Bilik, Sapu Jagat, Lereng Peteuy dan motif flora dan fauna. Terdapat motif unik yang terinspirasi dari dodol Garut dan juga domba Garut.
Batik Motif Limar Eneng Segi Dodol Garut
(Sumber: http://batikgarutpangirutan.blogspot.com)
Batik Garut Motif Domba
(Sumber: http://batikgarutpangirutan.blogspot.com)
Ingin membeli batik tulis eksklusif? Klik Disini untuk melihat katalog kain batik.
Jaman dulu, proses pembuatan dan pewarnaan Batik Garut sangatlah rumit. Rahasia kecemerlangan warna Batik Garut terletak pada proses pengetelan atau penggodokan kain katun sebagai bahan dasarnya. Sebelum ditulis dengan cairan malam, sehelai kain katun mengalami proses pengetelan paling tidak selama satu bulan. Kain direndam dalam campuran minyak su’uk (minyak kacang) dan air merang, lalu diinjak-injak kemudian dijemur. Jika sudah kering, proses tersebut diulang berkali-kali selama dua minggu. Dua minggu kemudian kain diembunkan, digantung tanpa terkena sengatan matahari langsung. Idealnya proses pengetelan selama diberi jatah waktu 40 hari. Dengan proses tersebut menghasilkan warna kain mengkilap, tidak mudah luntur, dan tahan lebih dari 100 tahun. Proses seperti itu saat ini sudah jarang dilakukan, karena tak efektif dan efisien lagi untuk memenuhi permintaan pasar.
Untuk penyelesaian satu helai Batik Garut dibutuhkan waktu satu hingga dua bulan. Proses awal adalah pengetelan, lalu pembuatan gambar dasar atau pemolaan, proses selanjutnya pembatikan, pewarnaan, kemudian dilorod.
Harga Batik Garutan bervariatif mulai dari 50 ribu hingga jutaan rupiah per kain. Tergantung kualitas dari batik yang dibuat. Pasar Batik Garutan ini kini telah mulai menembus pasar internasional, sepergi Singapura dan Malaysia.
Jadikan Batik Garut sebagai salah satu pilihan berbusana Sahabat Fitinline. Pilih warna dan motif yang sesuai dengan karakter anda. Karena berpakaian bisa menambah kepercayaan diri dan menonjolkan karakter si pemakai.
Semoga bermanfaat.
Tags: jual kain, jual kain batik, jual batik, jual kain batik murah, toko kain, toko kain batik, toko batik, toko batik online, toko kain batik online, beli kain, beli kain batik, beli batik, batik indonesia, belanja batik, belanja batik online, motif batik, harga batik
Comments 0
Leave a CommentSend Comment
Send Reply
Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat memberikan komentar.